Senin, 10 September 2012

Pernapasan pada Ikan I Pernapasan pada Amphibia I Pernapasan pada Reptilia I Pernapasan pada Burung

Pernapasan pada Ikan
Ikan adalah hewan yang hanya dapat hidup di dalam air. Ikan bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan kepala. Ikan yang bertulang sejati misalnya ikan mas dan ikan mujahir mempunyai tutup insang atau operculum. Ikan bertulang rawan misalnya ikan pari tidak memiliki operculum. Insang mempunyai lembaran-lembaran halus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh kapiler darah.

Pada beberapa jenis ikan, rongga insangnya mempunyai perluasan ke atas yang disebut labirin. Rongga labirin berguna untuk menyimpan udara sehingga ikan tersebut dapat hidup di air yang kekurangan oksigen. Contohnya ikan gabus, gurame, dan betok.

Pada saat berada di dalam air, mulut dan tutup insang ikan selalu membuka dan menutup. Pada waktu mulut ikan membuka, air masuk ke dalam rongga mulut, tutup insang menutup dan air kemudian mengalir melalui insang. Air tersebut disaring terlebih dahulu oleh rigi-rigi pada lengkung insang kemudian masuk ke insang. Insang mempunyai lemabaran-lemabaran halus yang mengandung pembuluh-pembuluh darah. Pengikatan oksigen dan pelepasan karbon dioksida terjadi di dalam insang. Oksigen diikat oleh sel darah merah, sedangakan karbon dioksida meninggalkan darah dan larut dalam air.

Oksigen dalam darah darah diedarkan ke semua bagian tubuh oleh pembuluh nadi. Setelah oksigen diambil oleh sel-sel tubuh, darah berkumpul lagi di pembuluh balik untuk kembali ke jantung, kemudian oleh jantung darah dipompa lagi ke insang.

Pernapasan pada Amphibia
Ada tiga ordo dalam kelas Amphibia. Ordo Gymnophyona yaitu ordo Amphibia yang tidak berkaki, salah satu contohnya hidup di Sumatera yaitu Ichthyophis elongatus yang berbentuk seperti cacing. Ordo Urodela, atau golongan Salamander, yaitu ordo amphibian yang berkaki dan berekor. Ordo Anura, yaitu golongan katak dan kodok, yaitu Amphibia yang berkaki tetapi tidak berekor. Di dalam pembahasan tentang sistem pernapasan Amphibia berikut hanya akan difokuskan pada katak.

Katak merupakan hewan bertulang belakang yang hidup di darat maupun di air. Oleh karena itu katak disebut hewan amfibi. Pada waktu masih larva katak hidup di air dan bernapas dengan insang. Ada tiga pasang insang luar yang terdapat di belakang kepalanya. Insang luar terdiri atas lembar-lembar halus yang banyak mengandung kapiler darah. Apabila insang-insang ini bergetar, maka air disekelilingnya selalu berganti dan oksigen yang larut di dalam air berdifusi masuk ke dalam pembuluh-pembuluh kapiler darah.

Seiring dengan pertumbuhan berudu, timbul celah insang sehingga terbentuklah insang dalam. Insang luas berubah menjadi insang dalam yang mempunyai tutup insang seperti pada ikan. Setalah mengalami metamorphosis, berudu menjadi katak-katak dewasa, pernapasannya menggunakan paru-paru. Celah insangnya tertutup. Katak dewasa menggerak-gerakkan kulit di rahang bawahnya. Hal ini merupakan usaha untuk memasukkan udara melalui hidung, ke rongga mulut dan kemudian memompa udara ke paru-paru supaya terjadi pertukaran gas. Katak mempunyai dua paru-paru, yakni paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru ini berupa gelembung-gelembung alveolus yang berdinding tipis dan banyak mengandung kapiler darah. Disinilah terjadi pertukaran gas. Oksigen diserap dan karbon dioksida serta uap air dikeluarkan.

Meskipun katak dewasa tidak hidup di dalam air, kulitnya dijaga oleh kelenjar mucus (lender) agar tetap basah. Mucus tersebut memudahkan oksigen dari udara berdifusi melalui kulit yang basah, masuk ke pembuluh kapiler darah. Selain itu, selaput kulit pada rongga mulutnya juga digunakan untuk memasukkan oksigen ke dalam darah secara difusi.

Pernapasan pada Reptilia
Pada umumnya hewan kelas Reptilia bernapas dengan paru-paru. Selain dengan paru-paru, pada kura-kura dan penyu pengambilan oksigennya dibantu oleh lapisan kulit tipis dengan banyak kapiler darah yang ada di sekitar kloaka. Kloaka merupakan muara bersama saluran reproduksi, saluran ginjal, dan saluran pencernaan makanan.

Pada reptile, umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung kepala atau moncong. Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru karena ada kontraksi otot pada tulang rusuk. Paru-paru tersusun atas gelembung-gelembung berisi kapiler darah. Pertukaran gas terjadi di kapiler ini, oksigen diambil dan karbon dioksida bersama uap air dikeluarkan.

Pada beberapa jenis reptile yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup oleh klep. Pada buaya, saat menyelam, lubang batang tenggorokan dapat ditutup oleh lipatan kulit, shingga air tidak masuk ke dalam paru-paru. Pada pangkal tenggorokan cecak dan tokek terdapat pita suara.

Pernapasan pada Burung
Burung adalah hewan yang dapat terbang. Sayapnya digerakkan oleh otot-otot dada. Penggunaan otot-otot dada sewaktu terbang akan mengganggu pengambilan napas oleh paru-paru. Oleh karena itu disamping paru-paru, burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut kantong udara. Kantong udara ini berhubungan dengan paru-paru. Kegunaan kantong ini berhubungan dengan paru-paru. Kegunaan kantong udara adalah membantu pernapasan waktu terbang, membantu membesarkan ruang siring sehingga dapat memperkeras suara, menyelubungi alat-alat dalam rongga tubuh sehingga tidak kedinginan, dan membantu mencegah hilangnya panas badan yang terlalu besar. Kantong udara pada burung umumnya berjumlah Sembilan buah, yaitu dua buah kantong udara leher, sebuah kantong udara antartulang selangka, dua buah kantong udara dada depan, dan buah kantong udara dada belakang, dan dua buah kantong udara perut.

a.      Alat Pernapasan Burung
Saluran pernapasan burung terdiri atas lubang, hidung, trakea, bronkus, dan paru-paru. Pada bagian bawah trakea yaitu pada percabangan tenggorokan terdapat alat suar atau siring. Siring memiliki selaput yang kan bergetar dan menghasilkan bunyi jika dilewati uadar.

b.      Mekanisme Pernapasan
Pengambilan udara pada burung ada dua car, yaitu pada waktu terbang dan pada waktu istirahat. Pada waktu terbang, udara diisap masuk ke dalam paru-paru kemudian disalurkan menuju kantong udara yang merupakan tempat penyimpanan udara. Selama terbang, pernapasan burung terutama menggunakan cadangan udara di dalam kantong udara. Pada waktu sayap diangkat ke atas, kantong udara di ketiak mengembang sehingga udara masuk. Apabila sayap diturunkan, kantong udara ketiak terjepit, sedangkan kantong udara dialirkan ke paru-paru. Dengan jalan ini maka darah dapat mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Dengan demikian selama terbang, burung dapat memenuhi kebutuhan oksigen.

Pada waktu-waktu tertentu burung melayang tanpa mengepakkan sayapnya dan pada waktu itu burung mengisi kemabali kantong udaranya. Demikian juga pada waktu burung hinggap burung mengisi kantong udara.
  

Sumber :
Buku Paket Biologi SMU Kelas 2 Semester 2 - Erlangga

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...