Pernapasan
pada Ikan
Ikan adalah hewan yang hanya dapat
hidup di dalam air. Ikan bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri
dan kanan kepala. Ikan yang bertulang sejati misalnya ikan mas dan ikan mujahir
mempunyai tutup insang atau operculum. Ikan
bertulang rawan misalnya ikan pari tidak memiliki operculum. Insang mempunyai
lembaran-lembaran halus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh kapiler darah.
Pada beberapa jenis ikan, rongga
insangnya mempunyai perluasan ke atas yang disebut labirin. Rongga labirin
berguna untuk menyimpan udara sehingga ikan tersebut dapat hidup di air yang
kekurangan oksigen. Contohnya ikan gabus, gurame, dan betok.
Pada saat berada di dalam air,
mulut dan tutup insang ikan selalu membuka dan menutup. Pada waktu mulut ikan
membuka, air masuk ke dalam rongga mulut, tutup insang menutup dan air kemudian
mengalir melalui insang. Air tersebut disaring terlebih dahulu oleh rigi-rigi
pada lengkung insang kemudian masuk ke insang. Insang mempunyai
lemabaran-lemabaran halus yang mengandung pembuluh-pembuluh darah. Pengikatan oksigen
dan pelepasan karbon dioksida terjadi di dalam insang. Oksigen diikat oleh sel
darah merah, sedangakan karbon dioksida meninggalkan darah dan larut dalam air.
Oksigen dalam darah darah diedarkan
ke semua bagian tubuh oleh pembuluh nadi. Setelah oksigen diambil oleh sel-sel
tubuh, darah berkumpul lagi di pembuluh balik untuk kembali ke jantung,
kemudian oleh jantung darah dipompa lagi ke insang.
Pernapasan
pada Amphibia
Ada tiga ordo dalam kelas Amphibia.
Ordo Gymnophyona yaitu ordo Amphibia yang tidak berkaki, salah satu contohnya
hidup di Sumatera yaitu Ichthyophis elongatus yang berbentuk seperti cacing. Ordo
Urodela, atau golongan Salamander, yaitu ordo amphibian yang berkaki dan
berekor. Ordo Anura, yaitu golongan katak dan kodok, yaitu Amphibia yang
berkaki tetapi tidak berekor. Di dalam pembahasan tentang sistem pernapasan
Amphibia berikut hanya akan difokuskan pada katak.
Katak merupakan hewan bertulang
belakang yang hidup di darat maupun di air. Oleh karena itu katak disebut hewan
amfibi. Pada waktu masih larva katak hidup di air dan bernapas dengan insang. Ada
tiga pasang insang luar yang terdapat di belakang kepalanya. Insang luar
terdiri atas lembar-lembar halus yang banyak mengandung kapiler darah. Apabila insang-insang
ini bergetar, maka air disekelilingnya selalu berganti dan oksigen yang larut di
dalam air berdifusi masuk ke dalam pembuluh-pembuluh kapiler darah.
Seiring dengan pertumbuhan berudu,
timbul celah insang sehingga terbentuklah insang dalam. Insang luas berubah
menjadi insang dalam yang mempunyai tutup insang seperti pada ikan. Setalah mengalami
metamorphosis, berudu menjadi katak-katak dewasa, pernapasannya menggunakan
paru-paru. Celah insangnya tertutup. Katak dewasa menggerak-gerakkan kulit di
rahang bawahnya. Hal ini merupakan usaha untuk memasukkan udara melalui hidung,
ke rongga mulut dan kemudian memompa udara ke paru-paru supaya terjadi
pertukaran gas. Katak mempunyai dua paru-paru, yakni paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru
ini berupa gelembung-gelembung alveolus yang berdinding tipis dan banyak
mengandung kapiler darah. Disinilah terjadi pertukaran gas. Oksigen diserap dan
karbon dioksida serta uap air dikeluarkan.
Meskipun katak dewasa tidak hidup
di dalam air, kulitnya dijaga oleh kelenjar mucus (lender) agar tetap basah. Mucus
tersebut memudahkan oksigen dari udara berdifusi melalui kulit yang basah,
masuk ke pembuluh kapiler darah. Selain itu, selaput kulit pada rongga mulutnya
juga digunakan untuk memasukkan oksigen ke dalam darah secara difusi.
Pernapasan
pada Reptilia
Pada umumnya hewan kelas Reptilia
bernapas dengan paru-paru. Selain dengan paru-paru, pada kura-kura dan penyu
pengambilan oksigennya dibantu oleh lapisan kulit tipis dengan banyak kapiler
darah yang ada di sekitar kloaka. Kloaka merupakan muara bersama saluran
reproduksi, saluran ginjal, dan saluran pencernaan makanan.
Pada reptile, umumnya udara luar
masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang
hidung terdapat di ujung kepala atau moncong. Keluar masuknya udara dari dan ke
dalam paru-paru karena ada kontraksi otot pada tulang rusuk. Paru-paru tersusun
atas gelembung-gelembung berisi kapiler darah. Pertukaran gas terjadi di
kapiler ini, oksigen diambil dan karbon dioksida bersama uap air dikeluarkan.
Pada beberapa jenis reptile yang
hidup di air, lubang hidung dapat ditutup oleh klep. Pada buaya, saat menyelam,
lubang batang tenggorokan dapat ditutup oleh lipatan kulit, shingga air tidak
masuk ke dalam paru-paru. Pada pangkal tenggorokan cecak dan tokek terdapat
pita suara.
Pernapasan
pada Burung
Burung adalah hewan yang dapat
terbang. Sayapnya digerakkan oleh otot-otot dada. Penggunaan otot-otot dada
sewaktu terbang akan mengganggu pengambilan napas oleh paru-paru. Oleh karena
itu disamping paru-paru, burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut
kantong udara. Kantong udara ini berhubungan dengan paru-paru. Kegunaan kantong
ini berhubungan dengan paru-paru. Kegunaan kantong udara adalah membantu
pernapasan waktu terbang, membantu membesarkan ruang siring sehingga dapat
memperkeras suara, menyelubungi alat-alat dalam rongga tubuh sehingga tidak
kedinginan, dan membantu mencegah hilangnya panas badan yang terlalu besar. Kantong
udara pada burung umumnya berjumlah Sembilan buah, yaitu dua buah kantong udara
leher, sebuah kantong udara antartulang selangka, dua buah kantong udara dada
depan, dan buah kantong udara dada belakang, dan dua buah kantong udara perut.
a. Alat Pernapasan Burung
Saluran pernapasan burung terdiri
atas lubang, hidung, trakea, bronkus, dan paru-paru. Pada bagian bawah trakea
yaitu pada percabangan tenggorokan terdapat alat suar atau siring. Siring memiliki
selaput yang kan bergetar dan menghasilkan bunyi jika dilewati uadar.
b. Mekanisme Pernapasan
Pengambilan udara pada burung ada
dua car, yaitu pada waktu terbang dan pada waktu istirahat. Pada waktu terbang,
udara diisap masuk ke dalam paru-paru kemudian disalurkan menuju kantong udara
yang merupakan tempat penyimpanan udara. Selama terbang, pernapasan burung
terutama menggunakan cadangan udara di dalam kantong udara. Pada waktu sayap
diangkat ke atas, kantong udara di ketiak mengembang sehingga udara masuk. Apabila
sayap diturunkan, kantong udara ketiak terjepit, sedangkan kantong udara
dialirkan ke paru-paru. Dengan jalan ini maka darah dapat mengambil oksigen
sebanyak-banyaknya. Dengan demikian selama terbang, burung dapat memenuhi
kebutuhan oksigen.
Pada waktu-waktu tertentu burung
melayang tanpa mengepakkan sayapnya dan pada waktu itu burung mengisi kemabali
kantong udaranya. Demikian juga pada waktu burung hinggap burung mengisi
kantong udara.
Sumber :
Buku Paket Biologi SMU Kelas 2 Semester 2 - Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar