Minggu, 09 September 2012

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM I Peranan Guru




Guru merupakan pihak yang telibat secara langsung dalam implementasi kurikulum di sekolahnya. Oleh karena itu guru memegang peranan yang sangat penting baik di dalam perencanaan maupu pelaksanaan kurikulum. Beberapa peran guru dalam upaya menyukseskan implementasi kurikulum adalah sebagai berikut:
a.       Sebagai perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Sebagai penerjemah kurikulum yang dating dari atas.
b.      Mengolah, meramu kembali kurikulum dari pusat untuk disajikan dikelasnya. Melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap kurikulum.
c.       Menilai perilaku dan prestasi belajar siswa dikelas.
d.      Menilai implementasi kurikulum dalam lingkup yang lebih luas.
e.       Sebagai seorang komunikator, pendorong kegiatan belajar, pengembang alat-alat belajar, pencoba, penyusunan organisasi, manager sistem pengajaran.
f.       Pembimbing baik di sekolah maupun di masyarakat dalam hubungannya dengan pelaksanan pendidikan seumur hidup.
g.      Sebagai pelajar dalam masyarakatnya.
h.      Menciptakankegiatan belajar mengajar, situasi belajar yang aktif yang menggairahkan yang penuh kesungguhan dan mampu mendorong kreativitas anak.
v  Peranan orang tua murid dalam pengembangan kurikulum yaitu:
Melalui pengamatan dalam kegiatan belajat di rumah, laporan sekolah, partisipasi dalam kegiatan sekolah dalam bentuk pelaksanaan kegiatan belajar yang sewajarnya, minat yang penuh, usaha yang sungguh-sungguh. Kegiatan kegiatan tersebut akan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan kurikulum yang sedang dilaksanakan.Pengembangan kurikulum yang bersifat grassroots, mungkin hanya berlaku untuk bidang studi tertentu atau sekolah tertentu, tetapi mungkin pula dapat digunakan untuk seluruh bidang studi pada sekolah atau daerah lain. Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralistik dengan model grass rootsnya, memungkinkan terjadinya kompetisi dalam meningkatkan mutu dan system pendidikan, yang pada gilirannya akan melahirkan manusia-manusia yang lebih mandiri dan kreatif.
Terkait dengan pengembangan KurikulumTingkatSatuan Pendidikan,tampaknya lebih cenderung dilakukan dengan menggunakan pendekatan the grass-root model. Kendati demikian, agar pengembangan kurikulum dapat berjalan efektif tentunya harus ditopang oleh kesiapan sumber daya, terutama sumberdaya manusia yang tersedia disekolah.
1.      Model Demonstrasi
Model pengembangan kurikulum idenya datang dari bawah (grass roots). Semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam skala kecil yang selanjutnya dugunakan dalam skala yang lebih luas, tetapi dalam prosesnya sering mendapat tantangan atau ketidak setujuan dari pihak – pihak tertentu. Menurur Smith, Stanley dan Shores ada dua bentuk model pengembangan ini. Pertama , sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah yang diorganisasi dan ditunjuk untuk melaksanakan suatu uji coba atau eksperimen suatu kurikulum. Unit – unit ini melakukan suatu proyek melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan suatu model kurikulum. Hasil dari kegiatan penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat digunakan pada lingkungan sekolah yang lebih luas. Pengembangan model ini biasanya dipraksi oleh pihak Departemen Pendidikan dan dilaksanakan oleh kelompok guru dalam rangka inovasi dan perbaikan suatu kurikulum.
Kedua, dari beberapa orang guru yang merasa kurang puas tentang kurikulum yang sudah ada, kemudian mereka mengadakan eksperimen, uji coba, dan mengadakan pengembangan secara mandiri. Pada dasarnya guru – guru tersebut mencobakan yang dianggap belum ada, dan merupakan suatu inovasi terhadap kurikulum, sehingga berbeda dengan pengembangan kurikulum yang berlaku dengan harapan akan ditemukan pengembangan kurikulum pengembangan kurikulum yang lebih baik dari yang ada.
Beberapa kebaikan dalam penerapan model pengembangan ini, diantaranya :
-          Kurikulum ini akan lebih nyata dan praktis karena dihasilkan melalui proses yang telah diuji dan diteliti secara ilmiha.
-          Perubahan kurikulum dalam skala kecil atau pada aspek yang lebih khusus kemungkinan kecil akan ditolak oleh pihak administrator, akan berbeda dengan perubahan kurikulum yang sangat luas dan kompleks.
-          Hakikat model demonstrasi berskala kecil akan terhindar dari kesengajaan dokumen dan pelaksanaan dilapangan.
-          Model ini akan menggerakkan inisiatif. Kreativitas guru-guru serta memberdayakan sumber-sumber administrasi untuk memenuhi kebutuhan dan minat guru dalam mengembangkan program yang baru.
2.      Model Miller – Seller
Pengembanagn kurikulum ini ada perbedaan dengan model – model sebelumnya. Model pengembangan kurikulum Miller – Seller merupakan pengembangan kurikulum kombinasi dari model transmisi ( Gagne ) dan model transaksi ( T aba’s Robinson), dengan tahapan pengembangan sebagai berikut :
a.      Klarifikasi Orientasi Kurikulum
Langkah pertama yang dianggap sangat penting adalah menguji dan mengklarifikasi orientasi. Orientasi ini merefleksikan pandangan filosofis, psikologis, dan sosiologi terhadap kurikulum yang seharusya dikembanagkan . Menurut Miller dan Seller, ada tiga jenis orientasi kurikulum yaitu transmisi, transaksi, dan transformasi.
b.      Pengembangan Tujuan
Setelah klarifikasi orientasi kurikulum, langkah berikutnya adalah mengembangkan tujuan umum (ains) dan mengembangkan tujuan khusus berdasarkan orientasi kurikulum yang bersangkutan . Tujuan umum dalam konteks ini adalah merefleksikan pandangan orang (image person) dan pandangan ( image) kemasyarakatan. Tujuan pengembangan merupakan tujuan yang masih relatif umum. Oleh karena itu, perlu dikembangkan tujuan – tujuan yang lebih khusu hingga pada tujuan instruksional.
c.       Identifikasi Model Mengajar
Identifikasi model mengajar ( strategi mengajar) harus sesuai dengan ujuan dan orientasi kurikulum. Pada tahap ini pelaksana kurikulum harus mengidentifikasi kturnya harus kurikulum . Ada beberapa kriterianyang harus diperhatikan dalam menentukan model mengajar yang akan digunakan, yaitu :
§  Disesuiakan dengan tujuan umum maupun tujuan khusus.
§  Strukturnya harus sesuai dengan kebutuhan siswa
§  Guru yang menerapkan kurikulum ini harus sudah memahi secara utuh,m sudah dilatih, dan mendukung model.
§  Tersedia sumber – sumber yang esensial dalam pengembangan model.

Sumber : 

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. UPI Press Bandung
A. Malik Fadjar, Holistik Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), hal. 228.
Hamalik, Oemar. (2009). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.
 

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...