Jumat, 14 September 2012

Pengembangan Komponen-Komponen Kurikulum I Prosedur Manajemen Pengembangan Kurikulum I


Pengembangan Komponen-Komponen Kurikulum

a.      Pengembangan Komponen Tujuan Kurikulum

 Tujuan kurikulum merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh suatu kurikulum. Karena itu tujuan dirumuskan sedemikian rupa dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti:

a)      Tujuan pendidikan nasional, karena tujuan ini menjadi landasan bagi setiap lembaga pendidikan

b)      Kesesuaian antara tujuan kurikulum dan tujuan lembaga pendidikan yang bersangkutan

c)      Kesesuaian tujuan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat atau lapangan kerja, untuk mana tenaga-tenaga akan dipersiapkan

d)     Kesesuaian tujuan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini

e)      Kesesuaian tujuan kurikulum dengan sistem nilai dan aspirasi yang berlaku dalam masyarakat.

  Hal ini menjadi penting, jika kita ingat bahwa tujuan kurikulum pada gilirannya akan dijabarkan menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik. Sebagai pedoman dalam merumuskan tujuan kurikulum mungkin ada baiknya kita menggunakan pandangan Bloom dkk. Yang terkenal dengan “Taxonomy of Educational Objectives”.
 
b.      Pengembangan Komponen Belajar

 Pandangan tentang belajar akan mendasari kurikulum yang akan dilaksanakan. Kurikulum pada hakikatnya merupakan suatu program belajar, artinya berdasarkan kurikulum maka disusunlah suatu program belajar. Jadi kurikulum adalah suatu program belajar yang dengan sengaja dan berencana untuk mencpai tujuan tertentu. Kebanyakan kurikulum didasarkan pada prinsip belajar siswa aktif. Dalam hubungan itu ada beberapa prinsip belajar yang dapat kita jadikan pegangan, yakni;

a)      Belajar senantiasa bertujuan
b)      Belajar beradasarkan kebutuhan dan motivasi siswa
c)      Belajar berarti mengorganisasi pengalaman
d)     Belajar memrlukan pemahaman
e)      Belajar bersifat keseluruhan (utuh atau umum), di samping khusus
f)       Belajar memerlukan ulangan dan latihan
g)      Belajar memperhatikan perbedaan individual
h)      Belajar harus bersifat kontinu
i)        Dalam proses belajar senantiasa terdapat hambatan-hambatan
j)        Hasil belajar adalah dalam bentuk perubahan perilaku siswa secara menyeluruh

     Prinsip-prinsip belajar tersebut umunya telah menjadi kesimpulan semua ahli psikologi belajar. Karena itu prinsip-prinsip ini perlu dipertimbangkan dalam perencanaan kurikulum.

c.       Pengembangan Komponen Siswa (Subjek Didik)
Berhasil tidaknya suatu kurikulum banyak tergantung pada kesesuaian isi kurikulum dan pihak yang menyerapnya. Pengakuan pendidik terhadap anak sebagai individu yang sedang berkembang, yang memiliki potensi untuk berkembang, yang berbeda satu sama lainnya secara individual, yang mampu bereaksi dan berinteraksi, yang mampu menerima, yang kreatif dan berusaha menemukan sendiri semuanya menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kurikulum.
Pandangan tentang siswa juga sangat berpengaruh terhadap penentuan strategi instruksional di kelas. Bahkan patut pula diperhatikan, bahwa antara siswa satu sama lainnya dalam kelompok/kelas yang sama sudah tentu berbeda-beda, baik secara horisontal maupun secara vertikal. Kenyataan ini membawa implikasi yang jauh terhadap pembinaan dan pengembangan kurikulum dan strategi belaj-mengajar.

d.      Pengembangan Komponen Kemasyarakatan 

Kurikulum harus sejalan dengan tuntutan dalam pembangunan, maka masalahnya akan lebih jelas. Kurikulum harus memberikan andilnya dalam membentuk tenaga pembangunan yang kreatif, kritis dan inovatif, yang terampil dan produktif atau tenaga pelaksana dalam lapangan kependudukan dan keluarga berencana yang melaksnakan tugas-tugas masyarakat.

Untuk mengetahui bagaimana keinginan, kebutuhan, tuntutan, masalah dan semua aspirasi di masyarakat,sebaiknya dilakukan survey pendahuluan (survey lapangan dan survei dokumenter).

e.       Pengembangan Komponen Organisasi Materi Kurikulum

Sering terjadi suatu kekliruan, yang tampaknya kurang berarti, tetapi ternyata besar pengaruhnya. Kekeliruan itu adalah, perencanaan kurikulum langsung menentukan isinya atau materi kurikulum. Penentuan materi itu didasarkan pada tersedianya buku/diklat pelajaran tertentu. Kita lupa, bahwa materi/isi kurikulum yang disusun itu adalah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, bahwa kurikulum yang direncanakan itu seharusnya mengikuti pola, organisasi tertentu.

Bentuk organisasi kurikulum yang akan dipergunakan juga hendaknya memperhatikan beberapa faktor, yakni: urutan bahan pelajaran, ruang lingkup dan penempatan bahan pelajaran. Kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran, urutan bahan, ruang lingkup dan penempatannya disesuaikan dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran tersebut. Tingkat kesulitan dan kemudahan misalnya untuk mata pelajaran sejarah sudah tentu berbeda untuk mata pelajaran bahasa. Demikian pula kekuasaan yang menentukan ruang lingkupnya serta penempatan bahan, tentunya harus berbeda.

      Prosedur  Manajemen Pengembangan Kurikulum

a.      Proses Kurikulum

 Betapa pentingnya peranan guru dalam kerangka pengembangan kurikulum. Pada dasarnya kurikulum merupakannsuatu perangkat lengkap yang menjadi dasar bagi guru dalam membuat semua keputusannya di sekolah. Karena itu wajar jika setiap guru memiliki kemampuan bagaimana membentuk atau menyusun kurikulum berdasarkan suatu proses logis, sehingga mereka dapat menyediakan hal-hal yang dinilai terbaik pada saat itu untuk disampaikan pada siswanya. Sebaliknya, jika guru tidak berpedoman pada kurikulum yang mantap, maka keberhasilan pengajarannya akan menimbulkan keraguan dan samar-samar.

     Konsep pengembangan kurikulum dapat diatikan dari dua jenis proses, yakni pengembangan dalam arti perekayasaan (engineering) dan pengembangan dalam arti konstruksi. Proses pengembangan dalam arti pertama, terdiri dari empat tahap ialah menentukan fondai yakni dasar-dasar yang diperlukan untuk mengembangkan kurikulum; konstruksi ialah mengembalikan model kurikulum yang diharapkan berdasarkan fondasi tersebut; implementasi ialah pelaksanaan kurikulum; dan evaluasi ialah menilai kurikulum secara komprehensif dan sistematik.

Proses pengembangan kurikulum dalam arti kedua, yakni proses pengembangan secara mikro, yang pada garis besarnya melalui proses 4 kegiatan, yakni merancang tujuan, merumuskan materi, menetapkan metode dan merancang evaluasi. Pengembangan kurikulum berlandaskan manajemen, berarti melaksanakan kegaiatn pengembangan kurikulum berdasarkan pola pikir manajemen atau berdasarkan proses manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari:

a.       Perencanaan kurikulum, yang dirancang berdasarkan analisis kebutuhan, menggunakan model tertentu dan mengacu pada suatu desain kurikulum yang efektif
b.      Pengorganisasian kurikulum yang ditata baik secara struktural maupun secara fungsional
c.       Implementasi yakni pelaksanaan kurikulum di lapangan
d.      Ketenagaan dalam pengembangan kurikulum
e.       Kontrol kurikulum yang mencakup evaluasi
f.       Mekanisme pengembangan kurikulum secara menyeluruh

       Proses kurikulum meliputi semua pengalaman didalam lingkungan pendidikan, baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, yang memiliki dampak terhadap belajar dan pengembangan personal setiap individu siswa. Aspek yang direncanakan dari proses kurikulum disebut kurikulum bukan internasional (unintentional curriculum). Ada empat unsur yang saling berkaitan dengan proses kurikulum.

Pertama, keputusan yang harus dibuat mengenai tujuan (umum dan khusus) yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan. Kedua,keputusan tentang isi/materi pelajaran yang sesuai yang diyakini untuk mencapai tujuan. Ketiga, setelah isi pelajaran ditentukan, selanjutnya dipilih metode-metode mengajar yang berguna untuk mengorganisasi dan menyampaikan isi (content) tersebut.

b.      Mekanisme Pengembangan Kurikulum

Tahap 1: Studi kelayakan dan kebutuhan
Pengembangan kurikulum melakukan kegiatan analisis kebutuhan program dan merumuskan dasar-dasar pertimbangan bagi pengembangan kurikulum tersebut. Untuk itu si pengembang perlu melakukan studi dokumentasi dan studi lapangan.

Tahap 2: Penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum
Konsep awal ini dirumuskan berdasarkan rumusan kemampuan, selanjutnya merumuskan tujuan, isi, strategi pembelajaran sesuai dengan pola kurikulum sistemik.

Tahap 3: Pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum
Penyusunan rencanan ini mencakup penyusunan silabus pengembangan bahan pelajaran dan sumber-sumber material lainnya.

Tahap 4: Pelaksanaan uji coba kurikulum di lapangan
Pengujian kurikulum di lapangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keandalannya, kemungkinan pelaksanaan dan keberhasilannya, hambatan dan masalah-masalah yang timbul dan faktor-faktor pendukung yang tersedia dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.

Tahap 5: Pelaksanaan kurikulum
Ada 2 kegiatan yang perlu dilakukan ialah:
a)      Kegiatan desiminasi, yakni pelaksanaan kurikulum dalam lingkup sampel yang lebih luas
b)      Pelaksanaan kurikulum secara menyeluruh yang mencakup semua satuan pendidikan pada jenjang yang sama.

Tahap 6: Pelaksanaan penilain dan pemantauan kurikulum
Selama pelaksanaan kurikulum perlu dilakukan penilain dan pemantauan yang berkenaan dengan desain kurikulum dan hasil pelaksanaan kurikulum serta dampaknya.

Tahap 7: Pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian
Berdasarkan penilaian dan pemantauan kurikulum diperoleh data dan informasi yang akurat, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada kurikulum tersebut bila diperlukan, atau melakukan penyesuaian kurikulum dengan keadaan. Perbaikan dilakukan terhadap beberapa aspek dalam kurikulum tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2007. “Manajemen Perkembangan Kurikulum”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2006). “Kurikulum dan   Pembelajaran”. UPI Press Bandung.

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...