Rabu, 26 September 2012

Penanggung Jawab Pendidikan Menurut Ajaran Islam



A.    Pengertian Penanggung Jawab Pendidikan
            Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.Dalam kebudayaan kita, umumnya "tanggung jawab" diartikan sebagai keharusan untuk "menanggung" dan "menjawab" .Jadi, penanggung jawab pendidikan adalah suatu keharusan untuk menanggung akibat yang ditimbulkan oleh perilaku seseorang dalam rangka menjawab suatu persoalan.[1]

B.     Individu/Lembaga yang Bertanggung Jawab atas Pendidikan
            Tanggung jawab kependidikan merupakan suatu tugas wajib yang harus dilaksanakan, karena tugas ini satu dari beberapa instrumen masyarakat dan bangsa dalam upaya pengembangan manusia sebagai khalifah di bumi. Tanggung jawab ini dapat dilaksanakan secara individu dan kolektif. Secara individu dilaksanakan oleh orangtua dan kolektif kerja sama seluruh anggota keluarga,masyarakat dan pemerintah.

                 Menurut Al-qabisy, pemerintah dan orangtua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak, baik berupa bimbingan, pengajaran secara menyeluruh. Konsep tanggung jawab pendidikan yang dikemukakan al-Qabisy ini berimplikasi secara tidak langsung dalam melahirkan jenis-jenis lembaga pendidikan sesuai dengan penanggung jawabnya. Jika penanggung jawabnya orangtua maka jenis lembaga pendidikan keluarga. Jika penanggung jawabnya adalah pemerintah maka jenis lembaga pendidikan yang dilahirkan ini ada beberapa macam, seperti sekolah lembaga pemasyarakatan. Jika penanggung jawabnya adalah masyarakat, lembaga pendidikan yang dimunculkan seperti panti asuhan, panti jompo dan sebagainya.
a.       Lembaga Pendidikan In-Formal (Keluarga)
b.      Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah/ Madrasah)
c.       Lembaga Pendidikan Non-Formal (masyarakat)[2]

                 Menurut Abu Ammar al-Ghoyami dan Abu Hafshoh al-Buthoni, bahwa setidak-tidaknya ada tiga kelompok yang bertanggung jawab dalam tarbiyah yaitu kedua orang tua, guru dan masyarakat. Orang tua sebagai asal mula seorang anak dan tempat berlindungnya setiap saat, guru sebagai tempat mengambil ilmu, dan masyarakat sebagai tempat bergaul. Jikalau ketiga kelompok ini masing-masing menunaikan tugasnya dengan baik, maka sungguh akan di dapatkan kebahagiaan bagi masyarakat Islam dunia dan akhirat. Di antara tiga kelompok tersebut, tidak diragukan lagi bahwa yang paling bertanggung jawab dalam hal tarbiyah adalah orang tua (bapak ibu).

C.    Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua Sebagai Pendidik
                 Yang disebut dengan keluarga /orangtua adalah orang-orang yang secara terus menerus atau sering tinggal bersama si anak, terutama ayah dan ibu. Ayah dan ibu disebabkan mempunyai tanggung jawab menjaga dan memelihara si anak dan yang menyebabkan si anak terlahir ke dunia, mempunyai peranan yang sangat penting dan kewajiban yang lebih besar bagi pendidikan si anak. Oleh karena itu, mendidik dan mengajar anak merupakan salah satu kewajiban yang sangat penting dan berat yang diletakkan di atas pundak kedua orangtua. Islam menganggap pendidikan sebagai salah satu hak anak, yang jika kedua orangtua melalaikannya berarti mereka telah menzalimi anaknya dan kelak pada hari kiamat mereka dimintai pertanggungjawabannya.

                 Rasulullah saw telah bersabda, "Allah menamakan mereka orang-orang yang berbuat baik (abrâr) dikarenakan mereka berbuat baik kepada kedua orangtua dan anak-anak mereka. Sebagaimana ayah ibumu mempunyai hak atas kamu maka anak-anakmu pun mempunyai hak atas kamu."

                 Dalam hadis lain Rasulullah saw bersabda, "Bantulah anak-anakmu pada kebaikan, karena setiap orang dapat mengeluarkan sikap durhaka dari anak-anaknya." Rasulullah saw bersabda, "Semua kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya atas orang yang dipimpinnya. Seorang penguasa adalah pemimpin dan penanggung jawab rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin dan penanggung jawab keluarganya. Dan seorang wanita adalah pemimpin dan penanggung jawab rumah dan anak-anak suaminya."

                 Imam Ja`far Shadiq as berkata, "Ada tiga hak yang dimiliki anak atas ayahnya: Memilihkan ibu yang baik, memberi nama yang baik, dan bersungguh-sungguh dalam mendidiknya."                       

                 Pada umumnya banyak keluarga berharap dapat mengajarkan tanggung jawab dengan memberikan tugas-tugas kecil kepada anak dalam kehidupan sehari-hari. Dan sebagai orangtua tentunya kita pun berkeinginan untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada anak. Tanggung jawab orangtua terhadap keluarga ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Upaya pertama yang penting untuk dilakukan guna melahirkan generasi muda yang positif yaitu berawal dari keluarga. Dengan kata lain, orangtualah yang memiliki peranan penting memberikan binaan yang baik kepada anak-anaknya. Ada beberapa tips yang harus digarisbawahi para orangtua dan selanjutnya untuk ditindaklanjuti. Antara lain:
a.       Bagaimana cara beribadah kepada Allah,
b.      Bagaimana cara mengasuh dan mendidik anak,
c.       Bagaimana hidup bersama dalam keluarga, bermasyarakat, dan bangsa.

                 Semua hal tersebut di atas, bisa dilakukan oleh guru terkecil dalam keluarga, yaitu ayah dan ibu atau orangtua di rumah. Sebab ayah dan ibu merupakan guru yang bertanggung jawab atas keluarganya. Orangtua merupakan orang yang pertama kali memberikan pendidikan dasar tentang agama, sopan santun, budi pekerti, estetika, kasih sayang, rasa aman, mematuhi peraturan baik agama maupun negara dan dalam masyarakat sekitar, juga yang tidak kalah pentingnya, orangtua senantiasa memberikan pendidikan tentang kebiasaan-kebiasaan yang baik dan benar. Maka perlu sekali fungsionalitas keluarga, orangtua pembentuk karakter anak, dan orangtua sebagai pendidik pertama dan utama.Ada empat prinsip peranan keluarga menurut Stephen R. Covey, yaitu:

a.       Modelling, orangtua merupakan model atau panutan anak-anaknya. Orangtua memengaruhi secara kuat sekali dalam hal keteladanan bagi sang anak.Baik hal positif ataupun negatif, orangtualah yang pertama dan terdepan yang dijadikan teladan oleh anak. Orangtua menjadi pola pembentukan "Way of Life" atau gaya hidup anak. Cara berpikir dan perbuatan anak dibentuk oleh cara berpikir dan berbuat orangtuanya. Dengan cara seperti inilah orangtua mewarisi perbuatan dan pola pikir buat anaknya.
b.      Mentoring, artinya kemampuan untuk menjalin atau membangun hubungan, menanamkan kasih sayang kepada orang lain, atau pemberian perlindungan kepada orang lain secara mendalam, jujur dan tanpa syarat.
c.       Organizing, keluarga juga merupakan analogi dari perusahaan kecil yang memerlukan kerjasama tim, dalam menyelesaikan permasalahan, tugas, atau memenuhi kebutuhan keluarga.
d.      Teaching, ini yang sesuai dengan judul artikel kali ini, orangtua sebagai guru di lingkungan keluarga. Orangtua mengajarkan kepada anak-anaknya tentang hukum-hukum atau prinsip dasar kehidupan. Di sinilah orangtua diuji kompetensinya untuk menciptakan kemampuan sadar pada diri anak, yaitu anak sangat menyadari apa yang dikerjakannya dan memahami alasan mengapa mengerjakan hal itu. Di sinilah anak akan merasa enjoy dengan pekerjaannya tanpa sedikitpun ada rasa terpaksa karena orangtuanya.

               Selain keempat hal di atas, keluarga pun memiliki fungsi dasar bagi anggotanya yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
a.       Fungsi sosial, keluarga mampu memberikan prestise dan status kepada anggota-anggotanya
b.      Fungsi edukatif, keluarga memberikan pendidikan kepada anak-anak dan juga usia remaja
c.       Fungsi protektif, keluarga senantiasa melindungi anggotanya dari ancaman fisik, ekonomi, dan psikososial
d.      Fungsi religius, keluarga memberikan pengalaman spiritual (keagamaan) bagi anggotanya
e.       Fungsi afektif, keluarga memberikan kasih sayang dan melahirkan keturunan
f.       Fungsi ekonomis, keluarga merupakan satuan sosial yang mandiri, dimana anggotanya mengonsumsi barang-barang yang diproduksinya dan tidak konsumtif.

                 Ada yang dilupakan masyarakat tentang kontribusi keluarga dalam membangun tatanan sosial. Sebab semua perilaku sosial berawal dari keluarga. Di sinilah keluarga akan terukur sejauh mana peran para orangtua menjalankan fungsinya dalam mendidik anak-anak secara matang dan efektif, Modal dasar inilah yang diperlukan dalam bermasyarakat. Bila mendidik kebaikan maka terjun dalam masyarakat akan baik. Sebaliknya bila mendidik kejelekan maka saat terjun di masyarakat akan jelek.


[1] http://sosialdasar.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-arti-tanggung-jawab.html
[2] Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,  1996), h. 39.

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...