Landasan
pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat penting, sehingga apabila
kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan gedung yang tidak menggunakan
landasan atau fondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin atau terjadi
goncangan, bangunan gedung tersebut akan mudah roboh. Demikian pula halnya
dengan kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan yang kuat, maka
kurikulum tersebut akan mudah terombang ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah
manusia (peserta didik) yang dihasilkan oleh pendidikan itu sendiri. Hornby c.s
dalam “The Advance Learner’s Dictionary of Current English” mengemukakan bahwa
landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu
prinsip yang mendasari, contohnya seperti landasan kepercayaan agama, dasar
atau titik tolak. Dengan demikian landasan pengembangan kurikulum dapat
diartikan sebagai suatu gagasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi
sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Secara umum
bahwa landasan pokok dalam pengembangan kurikulum adalah landasan filosofis,
landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK).
1.
Landasan
Filosofis Pengembangan Kurikulum
a.
Pengertian
Filsafat
Istilah filsafat secara etimologi berarti cinta kebijaksanaan atau
love of wisdom (Redja Mudyahardjo, 2001 : 83). Secara oprasional filsafat
mengandung dua pengertian, yakni sebagai proses (berfilsafat) dan sebagai hasil
berfilsafat (sistem teori atau pemikiran). Dalam kaitannya dengan definisi
filsafat sebagai proses, Socrates (dalam Syaripudin 2007) mengemukakan bahwa
filsafat adalah cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.
Berdasarkan luas lingkup yang menjadi objek kajiannya, filsafat
dapat dibagi menjadi dua cabang besar, yaitu :
1)
Filsafat
Umum atau Filsafat Murni, cabangnya terdiri atas :
§ Metafisika, membahas hakikat kenyataan atau realitas yang meliputi,
metafisika umum atau ontologi, metafisika khusus atau kosmologi (hakikat alam
semesta), teologi (hakikat ketuhanan) dan antropologi filsafat (hakikat
kemanusiaan)
§ Epistemologi dan logika, membahas hakikat pengetahuan (sumber
pengetahuan, metode mencari pengetahuan, kesahihan pengetahuan, dan batas-batas
pengetahuan, dan hakikat penalaran (induktif dan deduktif)
§ Aksiologi, membahas hakikat nilai dengan cabang-cabangnya etika
(hakikat kebaikan)dan estetika (hakikat keindahan)
2)
Filsafat
Khusus atau Filsafat Terapan
Cabang-cabang filsafat khusus atau terapan, pembagian didasarkan
pada kekhususan objeknya antara lain : filsafat hukum, filsafat sejarah,
filsafat ilmu, filsafat religi, filsafat moral, filsafat ilmu, dan filsafat
pendidikan.
b.
Manfaat
Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dari pemikiran-pemikiran
filsafat untuk memecahkan permasalahan
pendidikan. Nasution (1982) mengindentifikasi beberapa manfaat filsafat
pendidikan, yaitu :
1)
Filsafat
pendidikan dapat ,ementukan arah akan dibawa kemana anak-anak melalui
pendidikan di sekolah.
2)
Dengan
adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita mendapat
gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai.
3)
Filsafat
dan tujuan pendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala usaha
pendidikan.
4)
Tujuan
pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya, hingga manakah tujuan itu
tercapai.
5)
Tujuan
pendidik memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan-kegiatan pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Kurniasih dan Syaripudin, Tatang. (2007). Landasan Filosofis
Pendidikan dan Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKPD Landasan
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Mudyahardo, Redja. (2001). Landasan-landaan Filosofis
Pendidikan. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Nasution, S. (1993), Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra
Aditya Bakti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar