Perkembangan
Pola Pikir Manusia di Eropa dan Dunia Islam
Perkembangan
pemikiran islam telah tumbuh sejak abad ke-2 Hijriah atau abad ke-8 masehi.
Sejak masa Nabi Muhammad saw, benih-benih pertumbuhan pemikiran islam telah ada
hingga pada masa Khulafa Ar-Rasyidin. Adapun pemikiran filsafat Islam baru
dikenal pada abad ke-3 H, yaitu dengan munculnya Al-Kindi (w.260 H), yang
dianggap sebagai filsuf Islam pertama.
Sejarah
peradaban Islam mengenal empat disiplin keilmuan, yaitu kalam, fiqih, tasawuf
dan falsafah. Ilmu kalam dalam pembahasannya diarahkan pada segi ketuhanan
berserta eksisten-Nya. Ilmu fiqih membidangi segi-segi formal peribadatan dan
hukum sehingga tekanan orientasinya sangat eksoterik mengenai hal-hal yang
dzahiriah. Ilmu tasawuf membidangi segi-segi penghayatan dan pengamalan
keagamaan yang bersifat pribadi, sehingga tekanan orientasinya bersifat
esoterik, mengenai hal-hal batiniah. Adapun filsafat membidangi hal-hal yang
bersifat perenungan spekulatif tentang kehidupan dan lingkungan secara luas.
Kemajuan
yang pesat dalam hal pemikiran, memunculkan konflik baru, dimana adanya gejala
penekanan yang berlebihan dalam salah satu bidang disiplin ilmu dan menafikan
disiplin ilmu lainnya. Muncul klaim-klaim kebeneran di kalangan pengikut
disiplin ilmu tertentu. Bahkan, menurut Al-Ghazali (t.t:14-15), mereka
mengklaim disiplin ilmunya sebagai ilmu yang hukumnya fardhu untuk dipelajari
umat islam. Penekanan yang parsial tersebut menyebabkan berkurangnya pandangan
tentang ketentuan dan keutuhan kebenaran-kebenaran bagaikan pecahan kaca yang
berserakan, dan setiap orang mengklaim terhadap pecahan kaca yang sedang
dipegangnya sebagai sebuah cermin yang utuh atau sebagai kebenaran yang
esensial. Contoh konflik karena klaim kebeneran, misalnya peristiwa mihnah,
eksekusi al Hallaj, suhrawardi, bahkan di Jawa dikenal kisah Syekh Siti Jenar.
Pada
masa Khulafa Ar Rasyidin pun banyak muncul peristiwa politik yang berujung pada
konflik horizontal. Diantaranya, masalah penggantian khalifah, perang shiffin,
dan peristiwa lainnya. Selain itu, muncul pula masalah takdir yang tercatat
tiga khalifah menghadapi masalah tersebut. Khalifah Umar bin Khatab pernah
menghukum seorang pencuri dengan hukuman ganda, yaitu potong tangan dan
dicambuk dengan pelapah kurma, dengan alasan karena dia, disamping mencuri,
juga karena takdir Tuhan. Khalifah Utsman bin Affan saat menjelang terbunuhnya
sempat menolak anggapan kaum pemberontak yang mengatakan bahwa yang telah
melemparnya dengan lembing itu bukan mereka,tetapi Allah. Utsman menjawab “jika
Allah yang melemparku, tentu Dia tidak menyalahkan tindakanku”. Khalifah Ustman
memisahkan antara takdir dan tanggung jawab manusia. Adapun khalifah Ali bin
Abi Thalib menghadapi pertanyaan salah seorang tentaranya dalam perjalanan
menuju medan perang menghadapi Mu’awiyah “apakah ini merupakan takdir Tuhan?” lalu Ali
menjawab bahwa takdir Tuhan tidak berarti seseorang terpaksa melakukan suatu
perbuatan, tetapi dia melakukan perbuatan itu dengan kemampuan memilih, karena
disinilah terletak tanggung jawabnya.
Pemikiran
ilmiah manusia terus berkembang. Banyak orang Arab yang mempelajari filsuf
sekaligus ilmu alam, misalnya kedokteran, kimia, fisika dan matematika. Salah
satunya Al-Harits bin Kaldah Ats-Tsaqafi yang belajar ilmu kedokteran di
Jundisabur, Persia. Ia adalah dokter Arab yang menjadi rujukan kesehatan Nabi
saat Saad bin Abi Waqash sakit. Dari perguruan Jundisabur tersebut lahir
sejumlah pemikir besar, seperti Euclide, Galenus, Archimides, Ptolomeus, dan
lain-lain, yang telah berhasil meletakkan dasar-dasar ilmu pengetahuan, seperti
ilmu geometri, ilmu falak (astronomi), dan ilmu kedokteran. Ilmu kimia, fisika dan matematika. Alharits
bin kaidah ats-tsaqfi yang belajr ilmu kedokteran disalah satu universitas
jundisabur, Persia ia adalah dokter arab yang menjadi rujukan kesehatan petunjuk nabi SAW.
Ilmu filsafat Averroes (Ibnu Rusyd) yang sangat Aristotalian ke
eropa melalui Cordova,telah diwarisi oleh kaum Parristik dan Skolastik
muslim.perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat modern mengarahkan hidupnya
ke dunia sekuler,yaitu kehidupan pembebasan dari kedudukannya yang semulooa
merupakan subkoloni agama dan gereja pada kehidupan yang sama sekali lepas dari
nilai-nilai agama. Keilmuan barat modern yang sekuler muncul karena
epistemology keilmuan barat cenderung berbasis pada epistemology kealaman,yakni
kebenaran dilandaskan pada corak teologis yang natural,dinamis,dapat dibuktikan
secara empiric.
Dizaman
skolastik, lahir ahli pikir Boethius yang dalam 44 tahun, dijatuhi hukuman
mati dengan tuduhan berkomplot.dia
filsuf akhir Romawi dan filsuf pertama skolatik. Zaman keemasan skolastik
terjadi pada abad ke 13, ditandai dengan
membangunnya sekolah-sekolah serta universitas yang meliputi guru dan
mahasiswa,munculnya ordo-ordo yang baru merupakan fakktor yang mmengaruhi
perkengbangan hidup intelektual, ordo Fransiskan dan ordo Fransiskus,dan adanya
penemuan karya filsafat yunani (Aristoteles)menjelaskan di bidang logika.
Sejarah
keilmuan lebih berkembang mulai abad 14 dan 15 melalui
ekspedisi-ekspedisibesar, seperti vasco d agama ke india timur,dan Christopher
colombus ke india barat,dan mesin cetak ditemukan oleh johann Gutenberg. Tokoh
filsuf yang lahir di London adalah Francis Bacon dia menyadari bahwa ilmu
pengetahuan dan filsafat dapat mengubah dunia,tokoh-tokoh renaisans, yaitu
Francis Bacon,Descartes,Newton,Kepler,Nicolaus
Copernicus,Galileo,Lavoiser,Muller,Darwin,Koch,Pasteur dan kawan-kawan
memperscepat kemajuan ilmu pengetahuan ilmiah. Newton,Kepler,
Copernicus,Galileo itulah 4 orang besar
yang menonjol keahlianya dalam menciptakan ilmu pengetahuan, pada zaman pertengahan
berakhir pada saat yang tidak jelas karena batas-batas pemikirannya.
Pencarian
kebenaran dan esensi alam dilakukan oleh para filsuf dan para ilmuwan muslim,
dianataranya Al-kindi, ia ,membagi ilmu pada 3 bagian , yaitu ilmu fisika, ilmu
matematika,ilmu ketuhnan. Alas an pembagian tersebut adalah ilmu berthubungan
dengan sesuatu yang dapat diindra,bersifat fisikal (ilmu fisika)ilmu adakalanya
berhubungan dengan benda , tetapi
mempunyai wujud tersendiri , yaitu matematika yang terdiri dari ilmu hitung
tehnik ,astronomi , dan music. Ada pula yg tidak berhubungan dengan benda sama
sekali, yaitu ilmu ketuhanan. Di abad pertengahan ,alfarobi sangat terkenal
sehingga banyak orang Yahudi yang mempelajari karanagan nya kemudian
menyalinnya ke dalam bahasa ibrani .salinan nya masih tersimpan di
perpustakaan-perpustakaan Eropa hingga sasat ini.
Bagi al-farabi, tujuan ilmu dan agama sama, yaitu
mengetahui semua wujud, karena wujud meliputi ilmu
matematika,fisika,metafisika. Masing-masing ilmu tersebut mempunyai bagian-bagian yang perlu di
ketahui. Menuruk Golongan ikhwanushafa,ilmu itu bertingkat-tingkat, cinta
kepada ilmu dan mengetahui hahikat wujud menurut kesanggupan manusia, berkata
dan berbuat sesuai dengan ilmu. Lapangan ilmu ada 4, yaitu matematika,logika,fisika,
dan ilmu ketuhanan.
DAFTAR PUSTAKA
Herabudin.
2010. Ilmu Alamiah Dasar, Bandung :
CV Pustaka Setia
Ahmad,
dkk. 1991. Ilmu Alamiah Dasar,
Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar