Sabtu, 22 September 2012

Hubungan Pola Pikir Eropa dan Dunia Islam dengaan Kelahiran Pengetahuan Alamiah Modern



    
 Perkembangan Pola Pikir Manusia di Eropa dan Dunia Islam

Perkembangan pemikiran islam telah tumbuh sejak abad ke-2 Hijriah atau abad ke-8 masehi. Sejak masa Nabi Muhammad saw, benih-benih pertumbuhan pemikiran islam telah ada hingga pada masa Khulafa Ar-Rasyidin. Adapun pemikiran filsafat Islam baru dikenal pada abad ke-3 H, yaitu dengan munculnya Al-Kindi (w.260 H), yang dianggap sebagai filsuf Islam pertama.

Sejarah peradaban Islam mengenal empat disiplin keilmuan, yaitu kalam, fiqih, tasawuf dan falsafah. Ilmu kalam dalam pembahasannya diarahkan pada segi ketuhanan berserta eksisten-Nya. Ilmu fiqih membidangi segi-segi formal peribadatan dan hukum sehingga tekanan orientasinya sangat eksoterik mengenai hal-hal yang dzahiriah. Ilmu tasawuf membidangi segi-segi penghayatan dan pengamalan keagamaan yang bersifat pribadi, sehingga tekanan orientasinya bersifat esoterik, mengenai hal-hal batiniah. Adapun filsafat membidangi hal-hal yang bersifat perenungan spekulatif tentang kehidupan dan lingkungan secara luas. 

Kemajuan yang pesat dalam hal pemikiran, memunculkan konflik baru, dimana adanya gejala penekanan yang berlebihan dalam salah satu bidang disiplin ilmu dan menafikan disiplin ilmu lainnya. Muncul klaim-klaim kebeneran di kalangan pengikut disiplin ilmu tertentu. Bahkan, menurut Al-Ghazali (t.t:14-15), mereka mengklaim disiplin ilmunya sebagai ilmu yang hukumnya fardhu untuk dipelajari umat islam. Penekanan yang parsial tersebut menyebabkan berkurangnya pandangan tentang ketentuan dan keutuhan kebenaran-kebenaran bagaikan pecahan kaca yang berserakan, dan setiap orang mengklaim terhadap pecahan kaca yang sedang dipegangnya sebagai sebuah cermin yang utuh atau sebagai kebenaran yang esensial. Contoh konflik karena klaim kebeneran, misalnya peristiwa mihnah, eksekusi al Hallaj, suhrawardi, bahkan di Jawa dikenal kisah Syekh Siti Jenar. 

Pada masa Khulafa Ar Rasyidin pun banyak muncul peristiwa politik yang berujung pada konflik horizontal. Diantaranya, masalah penggantian khalifah, perang shiffin, dan peristiwa lainnya. Selain itu, muncul pula masalah takdir yang tercatat tiga khalifah menghadapi masalah tersebut. Khalifah Umar bin Khatab pernah menghukum seorang pencuri dengan hukuman ganda, yaitu potong tangan dan dicambuk dengan pelapah kurma, dengan alasan karena dia, disamping mencuri, juga karena takdir Tuhan. Khalifah Utsman bin Affan saat menjelang terbunuhnya sempat menolak anggapan kaum pemberontak yang mengatakan bahwa yang telah melemparnya dengan lembing itu bukan mereka,tetapi Allah. Utsman menjawab “jika Allah yang melemparku, tentu Dia tidak menyalahkan tindakanku”. Khalifah Ustman memisahkan antara takdir dan tanggung jawab manusia. Adapun khalifah Ali bin Abi Thalib menghadapi pertanyaan salah seorang tentaranya dalam perjalanan menuju medan perang menghadapi Mu’awiyah “apakah  ini merupakan takdir Tuhan?” lalu Ali menjawab bahwa takdir Tuhan tidak berarti seseorang terpaksa melakukan suatu perbuatan, tetapi dia melakukan perbuatan itu dengan kemampuan memilih, karena disinilah terletak tanggung jawabnya.

Pemikiran ilmiah manusia terus berkembang. Banyak orang Arab yang mempelajari filsuf sekaligus ilmu alam, misalnya kedokteran, kimia, fisika dan matematika. Salah satunya Al-Harits bin Kaldah Ats-Tsaqafi yang belajar ilmu kedokteran di Jundisabur, Persia. Ia adalah dokter Arab yang menjadi rujukan kesehatan Nabi saat Saad bin Abi Waqash sakit. Dari perguruan Jundisabur tersebut lahir sejumlah pemikir besar, seperti Euclide, Galenus, Archimides, Ptolomeus, dan lain-lain, yang telah berhasil meletakkan dasar-dasar ilmu pengetahuan, seperti ilmu geometri, ilmu falak (astronomi), dan ilmu kedokteran.  Ilmu kimia, fisika dan matematika. Alharits bin kaidah ats-tsaqfi yang belajr ilmu kedokteran disalah satu universitas jundisabur, Persia ia adalah dokter arab yang menjadi rujukan  kesehatan petunjuk nabi SAW. 

Ilmu filsafat Averroes (Ibnu Rusyd) yang sangat Aristotalian ke eropa melalui Cordova,telah diwarisi oleh kaum Parristik dan Skolastik muslim.perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat modern mengarahkan hidupnya ke dunia sekuler,yaitu kehidupan pembebasan dari kedudukannya yang semulooa merupakan subkoloni agama dan gereja pada kehidupan yang sama sekali lepas dari nilai-nilai agama. Keilmuan barat modern yang sekuler muncul karena epistemology keilmuan barat cenderung berbasis pada epistemology kealaman,yakni kebenaran dilandaskan pada corak teologis yang natural,dinamis,dapat dibuktikan secara empiric. 

Dizaman skolastik, lahir ahli pikir Boethius yang dalam 44 tahun, dijatuhi hukuman mati dengan tuduhan  berkomplot.dia filsuf akhir Romawi dan filsuf pertama skolatik. Zaman keemasan skolastik terjadi pada abad ke 13, ditandai  dengan membangunnya sekolah-sekolah serta universitas yang meliputi guru dan mahasiswa,munculnya ordo-ordo yang baru merupakan fakktor yang mmengaruhi perkengbangan hidup intelektual, ordo Fransiskan dan ordo Fransiskus,dan adanya penemuan karya filsafat yunani (Aristoteles)menjelaskan di bidang logika. 

Sejarah keilmuan lebih berkembang mulai abad 14 dan 15 melalui ekspedisi-ekspedisibesar, seperti vasco d agama ke india timur,dan Christopher colombus ke india barat,dan mesin cetak ditemukan oleh johann Gutenberg. Tokoh filsuf yang lahir di London adalah Francis Bacon dia menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan filsafat dapat mengubah dunia,tokoh-tokoh renaisans, yaitu Francis Bacon,Descartes,Newton,Kepler,Nicolaus Copernicus,Galileo,Lavoiser,Muller,Darwin,Koch,Pasteur dan kawan-kawan memperscepat kemajuan ilmu pengetahuan ilmiah. Newton,Kepler, Copernicus,Galileo itulah  4 orang besar yang menonjol keahlianya dalam menciptakan ilmu pengetahuan, pada zaman pertengahan berakhir pada saat yang tidak jelas karena batas-batas pemikirannya. 

Pencarian kebenaran dan esensi alam dilakukan oleh para filsuf dan para ilmuwan muslim, dianataranya Al-kindi, ia ,membagi ilmu pada 3 bagian , yaitu ilmu fisika, ilmu matematika,ilmu ketuhnan. Alas an pembagian tersebut adalah ilmu berthubungan dengan sesuatu yang dapat diindra,bersifat fisikal (ilmu fisika)ilmu adakalanya berhubungan  dengan benda , tetapi mempunyai wujud tersendiri , yaitu matematika yang terdiri dari ilmu hitung tehnik ,astronomi , dan music. Ada pula yg tidak berhubungan dengan benda sama sekali, yaitu ilmu ketuhanan. Di abad pertengahan ,alfarobi sangat terkenal sehingga banyak orang Yahudi yang mempelajari karanagan nya kemudian menyalinnya ke dalam bahasa ibrani .salinan nya masih tersimpan di perpustakaan-perpustakaan Eropa hingga sasat ini. 

Bagi al-farabi, tujuan ilmu dan agama sama, yaitu mengetahui semua wujud, karena wujud meliputi ilmu matematika,fisika,metafisika. Masing-masing ilmu tersebut mempunyai bagian-bagian yang perlu di ketahui. Menuruk Golongan ikhwanushafa,ilmu itu bertingkat-tingkat, cinta kepada ilmu dan mengetahui hahikat wujud menurut kesanggupan manusia, berkata dan berbuat sesuai dengan ilmu. Lapangan ilmu ada 4, yaitu matematika,logika,fisika, dan ilmu ketuhanan. 

DAFTAR PUSTAKA


Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar, Bandung : CV Pustaka Setia

Ahmad, dkk. 1991. Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rineka Cipta.

Heri, Punama. 2001. Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: PT Rineka cipta

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...