Minggu, 02 September 2012

Obyek / Ruang Lingkup Psikology Agama

Sebagai disiplin ilmu yang otonom, psikologi agama memiliki ruang lingkup pembahasannya tersendiri yang dibedakan dari disiplin ilmu yang mempelajari masalah agama yang lainnya. Sebagai contoh, dalam tujuannnya psikologi agama dan ilmu perbandingan agama memiliki tujuan yang tak jauh berbeda, yakni mengembangkan pemahaman terhadap agama dengan mengaplikasikan metode-metode penelitian yang bertipe bukan agama dan bukan teologis. Bedanya adalah, bila ilmu perbandingan agama cenderung memusatkan perhatiaannya pada agama-agama primitif dan eksotis tujuannya adalah untuk mengembangkan pemahaman dengan memperbandingkan satu agama dengan agama lainnya. Sebaliknya psikologi agama, seperti pernyataan Robert H Thouless, memusatkan kajiannya pada agama yang hidup dalam budaya suatu kelompok atau masyarakat itu sendiri. Kajiannya terpusat pada pemahaman terhadap perilaku keagamaan tersebut dengan menggunakan pendekatan psikologi (Robert H Thouless, 1992:25).

Berkenaan dengan hal ini, lebih lanjut, Zakiah Daradjat (1970:12-15) menyatakan bahwa lapangan penelitian psikologi agama mencakup proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat-akibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan agama yang dianut. Oleh karena itu, menurut Zakiah Daradjat, ruang lingkup kajian psikologi agama meliputi:

1.  Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut menyertai kehidupan beragama orang biasa (umum), seperti rasa lega dan tentram sehabis shalat; rasa lepas dari ketegangan bathin sesudah berdoa atau membaca ayat-ayat suci; perasaan tenang, pasrah dan menyerah setelah berdzkir dan ingat kepada allah ketika mengalami kesedihan dan kekecewaan.

2. Bagaimana pengalaman dan perasaan seseorang secara individual terhadap tuhannya, misalnya rasa tentram dan kelegaan bathin.
3.  Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati (akhirat) pada tiap-tiap orang.
4. Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan syurga dan neraka, serta dosa dan pahala yang turut member pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.
5.  Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci untuk kelegaan bathinnya.

Semuanya itu menurut Zakiah Daradjat tercakup dalam kesadaran agama (religious counsciousness) dan pengalaman agama (religious experience). Yang dimaksud dengan kesadaran agama adalah bagian /segi agama yang hadir (terasa) dalam pikiran yang merupakan aspek menthal dari aktivitas agama. Sedangkan pengalaman agama adalah unsur perasaan dalam kesadaran beragama, yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah). Karenanya, psikologi agama tidak mencampuri segala bentuk permasalahan yang menyangkut pokok keyakinan suatu agama, termasuk tentang benar salahnya atau masuk akal dan tidaknya keyakinan agama (1970:12-15).

Dengan demikian psikologi agama menurut Zakiah Daradjat adalah mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan tindak agama orang itu dalam hidupnya (1970:15). Persoalan pokok dalam psikologi agama adalah kajian terhadap kesadaran agama dan tingkah laku agama, (kata Robert H. Thouless: 11).

Hasil kajian psikologi agama tersebut ternyata dapat dimanfaatkan dalam berbagai lapangan kehidupan seperti untuk kepentingan politik, misalnya; dalam upaya mempertahankan polotik penjajahan Belanda di tanah air. Di bidang industri, ajaran agama mengandung nilai-nilai moral yang dapat menyadarkan para buruh / buruh dari perbuatan yang tak terpuji dan merugikan perusahaan. Dalam membangun negaranya, unuk membangkitkan perasaan dan kesadaran beragama. Dalam bidang psikoterapi, pengobatan pasien di rumah-rumah sakit dan penyuluhan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan. Demikian pula dalam lapangan pendidikan psikologi agama dapat difungsikan pada pembinaan moral dan mental keagamaan peserta didik.
 
Source : http://hamdillahversache.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-psikologi-agama.html

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...