Minggu, 16 September 2012

PENGELOLAAN KELAS I Kegiatan Ko-Kurikuler

2.2.2        Kegiatan Ko-Kurikuler
Kegiatan Ko-kurikuler didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan siswa di luar intrakurikuler yang sangat mendukung terhadap keberhasilan pembelajaran pada kegiatan intrakurikuler adapun kegiatan kokurikuler yang diprogramkan adalah outbound, field study, study tour, bhakti sosial, dan lain-lain.
a)       Masa Orientasi Siswa (MOS) atau Pekan Ta'aruf (PETA)
MOS dilaksanakan selama tiga hari sampai satu pekan yaitu pekan pertama terhitung sejak hari masuk pertama sekolah. Selama mengikuti MOS siswa harus sudah berseragam lengkap dengan identitasnya. Selama mengikuti MOS peserta tidak diperkenankan untuk dijenguk oleh siapapun dari orangtua/wali, kecuali ada masalah yang membolehkannya. Selama mengikuti MOS, siswa akan dipantau kedisiplinannya dan akan mendapatkan sertifikat kelulusan setelah mengikuti program kedisiplinan. Bagi siswa yang tidak lulus MOS berkewajiban mengikuti program Bin Kus (Bimbingan Khusus).
b)      Field Study
Field study (belajar di lapangan dengan obyek belajar yang mendidik dan bervariatif) merupakan kegiatan siswa yang dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan di kelas. Kegiatan field study dapat berupa pengamatan, percobaan atau eksperimen, dan diakhiri dengan penyusunan laporan. Objek pengamatan dapat bervariasi sesuai dengan tema. Setiap kali pelaksanaan field studi dapat mengintegrasikan beberapa macam pelajaran.
c)      Out Bound
Out bound adalah kegiatan siswa yang dilakukan diluar sekolah dengan tujuan untuk melatih siswa agar mempunyai jiwa kepemimpinan, kemandirian dan kecerdasan emosi, disamping sebagai sarana membangun ukhuwwah antar sesama siswa dan sarana refressing. Kegiatan ini bersifat wajib untuk seluruh siswa. Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam kota maupun luar kota.
d)     Study Tour
Kegiatan study tour diselenggarakan sekali selama siswa menempuh pendidikan. Kegiatan ini dilakukan sebagai wahana bagi siswa untuk meningkatkan wawasan dan pengalamannya sekaligus sebagai bekal siswa untuk menyusun pembuatan laporan atau tugas akhir sekolah.
e)      Bhakti Sosial (Kuliah Kerja Dakwah)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah kecerdasan emosional dan membangun kepedulian sosial.
Untuk pelaksanaan kegiatan kokurikuler ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
a.       Harus jelas hubungan antara pokok bahasan atau subpokok bahasan yang diajarkan dengan tugas yang diberikan.
b.      Tugas yang diberikan tidak menjadi beban yang berlebihan bagi siswa, baik untuk beban fisik maupun psikis, karena di luar jangkauan dan kemampuan siswa itu.
c.       Pengadministrasian tugas yang diberikan kepada siswa harus tertib, termasuk penilaian dan pemantauannya.
d.      Penilaian terhadap hasil tugas siswa perorangan diperhitungkan sebagai bahan dalam penghitungan nilai rapor semester.

2.2.3        Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (intrakurikuler) tidak erat terkait dengan pelajaran di sekolah. Program ini dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa, menambah keterampilan, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat, minat, menunjang pencapaian tujuan intrakurikuler, serta melengkapi usaha pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala pada waktu-waktu tertentu.

Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler banyak hal yang harus diperhatikan, di antaranya adalah:
a.       Materi kegiatan hendaknya dapat memberi manfaat bagi penguasaan bahan ajar bagi siswa,
b.      Sejauh mungkin tidak terlalu membebani siswa,
c.       Memanfaatkan potensi lingkungan, alam, lingkungan budaya, kegiatan industri dan dunia usaha, dan
d.      Tidak mengganggu tugas pokok siswa juga guru.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk kegiatan individu atau kegiatan kelompok. Kegiatan individu adalah untuk menyalurkan bakat siswa secara perorangan di sekolah dan masyarakat. Contohnya beberapa kegiatan olah raga, keterampilan, dan kesenian. Kegiatan kelompok adalah untuk menampung kebutuhan dan penyaluran minat bakat siswa secara bersama di sekolah dan di masyarakat. Contohnya antara lain berkemah, pramuka, pertandingan olah raga.

    Masalah Pengelolaan Kelas Serta Solusinya
    Pengelompokkan Masalah dalam Pengelolaan kelas
Masalah dalam pengelolaan kelas diantaranya:
a.       Masalah Pengelolaan Kelas
Masalah pergelolaan kelas dapat di kelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi, dan dapat memilih strategi penanggulangannya dengan tepat pula.
b.      Masalah Individu/Perorangan
Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassell (Noorhadi,1985:5), mengemukakan bahwa semua tingkah taku individual merupakan upaya pencapaian tujuan pemenuhan kebutuhan untuk diterima kelompok dan kebutuhan untuk mencapai harga diri. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan, kemungkinan akan terjadi beberapa tindakan siswa yang dapat digolongkan menjadi:
a)      Tingkah-Iaku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain (attention getting behavior), misalnya membadut di dalam kelas (aktif), atau dengan berbuat serba lamban sehingga perlu mendapat pertolongan ekstra (pasif).
b)      Tingkah-Iaku yang ingin merujukan kekuatan (power seeking behaviours), misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional, seperti marah-marah, menangis atau selalu "Iupa" pada aturan penting di kelas (pasif).
c)      Tingkah-Iaku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors), misalnya menyakiti orang lain seperti mengata-ngatai, memukul, menggigit dan sebagainya (kelompok ini nampaknya kebanyakan dalam bentuk aktif atau pasif).
d)     Peragaan ketidakmampuan (displaying indequacy) yaitu dalam bentuk sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apapun karena yakin bahwa hanya kegagalanlah yang menjadi bagiannya.
Keempat tindakan yang dilakukan individu tersebut di atas dapat diistilahkan menjadi:
a.       Pola aktif yang konstruktif.
b.      Pola aktif yang distruktif.
c.       Pola pasif yang konstruktif.
d.      Pola pasif yang distruktif.
c.       Masalah Kelompok
Masalah ini merupakan yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas. Masalah kelompok akan muncul apabila tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan kelompok, kelas frustasi atau lemas dan akhirnya siswa menjadi anggota kelompok bersifat pasif, acuh, tidak puas dan belajarnya terganggu. Apabila kebutuhan kelompok ini terpenuhi, anggotanya akan aktif, puas, bergairah dan belajar dengan baik. Lois V Johnson dan Mary A Bany mengemukakan ciri-ciri kelompok dalam kelas:
a.       Kesatuan kelompok
Kesatuan kelompok memegang peranan penting dalam mempengaruhi anggota-anggotanya bertingkah laku.
b.      Interaksi dan komunikasi
Interaksi terjadi dalam komunikasi, kalau beberapa orang anggota mempunyai pendapat tertentu, maka terjadilah komunikasi dalam kelompok dan diteruskan dengan interaksi membahas, pendapat tersebut, yang sering disertai dengan emosi yang mempekuat interaksi.
c.       Struktur kelompok
Struktur informal dalam kelompok dapat mempengaruhi struktur formal, bila selalu ditempatkan pada posisi yang tinggi hal ini dapat merusak keakraban kelompok.
d.       Tujuan-tujuan kelompok
Apabila tujuan-tujuan kelompok ditentukan bersama oleh siswa dalam hubungan dengan tujuan pendidikan maka anggota-anggota kelompok akan bekerja lebih produktif menyelesaikan tugasnya. Dengan kata lain siswa akan bekerja dengan baik apabila hal itu berhubungan dengan tujuan-tujuan mereka.
e.       Kontrol
Hukum-hukum yang diciptakan bersama bagi siswa yang melanggar, mungkin dapat memperkecil pelanggaran, akan tetapi beberapa soal tetap atau tidak tetap akan tidak dapat belajar dengan baik, hal ini merupakan masalah baru.
f.       Iklim Ke!ompok
Iklim Kelompok adalah hasil dari aspek-aspek yang saling berhubungan dalam kelompok. Iklim kelompok ditentukan oleh tingkah keakraban kelompok, sebagai hasil dari aspek-aspek tersebut di atas.
d.          Masalah organisasi
Sekolah sebagai organisasi sosial dan sebagai sub sistem dari sistem sosial yang lebih luas termasuk sistem persekolahan nasional. Pengaruh organisasi sekolah dipandang cukup menentukan dalam pengarahan peri/aku siswa. Dengan kata lain guru dan siswa dipengaruhi oleh organisasi sekolah secara keseluruhan, termasuk cara pengelompokan, kurikulum, rencana fisik, peraturan-peraturan, nilai sikap dan tindakan.
Kebijaksanaan dan peraturan sekolah memberi refleksi kepada sikap nilai, organisasi, tujuan dan peri/aku siswa dalam kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah diatur secara jelas dan dikomunikasikan kepada seluruh siswa secara terbuka, maka akan menyebabkan tertanam pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik dan keteraturan tingkah laku.
Adapun kegiatan-kegiatan rutin yang sudah diatur tersebut antara lain berupa:
1.           Penggantian pelajaran, hal rutin semacam ini hendaknya diatur secara tertib.
2.           Guru yang berhalangan hadir oleh satu atau lain hal maka siswa harus sudah mengetahui cara mengatasinya.
3.           Masalah antara siswa, dapat dipecahkan bersama-sama dengan guru (wakil kelas/ketua kelas/ketua OSIS).
4.           Upacara bendera.
Dan kegiatan lainnya yang harus diatur secara jelas tidak kaku dan harus fleksibel.



Daftar Pustaka

Abdul majid.2009.”Perencanaan Pembelajaran”.Bandung: ROSDA
Moh. Yamin.2010.”Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan”.Jogjakarta: DIVA Press

1 komentar:

Rahesam mengatakan...

konten tulisan cukup bagus. sangat bermanfaat bagi pemerhati masalah pendidikan

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...