2.2.2
Kegiatan Ko-Kurikuler
Kegiatan Ko-kurikuler didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan
siswa di luar intrakurikuler yang sangat mendukung terhadap keberhasilan
pembelajaran pada kegiatan intrakurikuler adapun kegiatan kokurikuler yang
diprogramkan adalah outbound, field study, study tour, bhakti sosial, dan
lain-lain.
a)
Masa Orientasi Siswa (MOS) atau Pekan Ta'aruf
(PETA)
MOS
dilaksanakan selama tiga hari sampai satu pekan yaitu pekan pertama terhitung
sejak hari masuk pertama sekolah. Selama mengikuti MOS siswa harus sudah
berseragam lengkap dengan identitasnya. Selama mengikuti MOS peserta tidak
diperkenankan untuk dijenguk oleh siapapun dari orangtua/wali, kecuali ada
masalah yang membolehkannya. Selama mengikuti MOS, siswa akan dipantau
kedisiplinannya dan akan mendapatkan sertifikat kelulusan setelah mengikuti
program kedisiplinan. Bagi siswa yang tidak lulus MOS berkewajiban mengikuti
program Bin Kus (Bimbingan Khusus).
b)
Field Study
Field
study (belajar di lapangan dengan obyek belajar yang mendidik dan bervariatif)
merupakan kegiatan siswa yang dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi
pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan di kelas. Kegiatan field study
dapat berupa pengamatan, percobaan atau eksperimen, dan diakhiri dengan
penyusunan laporan. Objek pengamatan dapat bervariasi sesuai dengan tema.
Setiap kali pelaksanaan field studi dapat mengintegrasikan beberapa macam
pelajaran.
c)
Out Bound
Out
bound adalah kegiatan siswa yang dilakukan diluar sekolah dengan tujuan untuk
melatih siswa agar mempunyai jiwa kepemimpinan, kemandirian dan kecerdasan
emosi, disamping sebagai sarana membangun ukhuwwah antar sesama siswa dan
sarana refressing. Kegiatan ini bersifat wajib untuk
seluruh siswa. Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam kota maupun luar kota.
d)
Study Tour
Kegiatan
study tour diselenggarakan sekali selama siswa menempuh pendidikan. Kegiatan ini dilakukan sebagai
wahana bagi siswa untuk meningkatkan wawasan dan pengalamannya sekaligus
sebagai bekal siswa untuk menyusun pembuatan laporan atau tugas akhir sekolah.
e)
Bhakti Sosial (Kuliah Kerja
Dakwah)
Kegiatan
ini bertujuan untuk mengasah kecerdasan emosional dan membangun kepedulian sosial.
Untuk pelaksanaan
kegiatan kokurikuler ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
a.
Harus jelas hubungan antara pokok bahasan atau
subpokok bahasan yang diajarkan dengan tugas yang diberikan.
b.
Tugas yang diberikan tidak menjadi beban yang
berlebihan bagi siswa, baik untuk beban fisik maupun psikis, karena di luar
jangkauan dan kemampuan siswa itu.
c.
Pengadministrasian tugas yang diberikan kepada
siswa harus tertib, termasuk penilaian dan pemantauannya.
d.
Penilaian terhadap hasil tugas siswa
perorangan diperhitungkan sebagai bahan dalam penghitungan nilai rapor
semester.
2.2.3
Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (intrakurikuler) tidak erat terkait
dengan pelajaran di sekolah. Program ini dilakukan di sekolah atau di luar
sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa, menambah
keterampilan, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan
bakat, minat, menunjang pencapaian tujuan intrakurikuler, serta melengkapi
usaha pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan secara
berkala pada waktu-waktu tertentu.
Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
banyak hal yang harus diperhatikan, di antaranya adalah:
a.
Materi kegiatan hendaknya dapat memberi
manfaat bagi penguasaan bahan ajar bagi siswa,
b.
Sejauh mungkin tidak terlalu membebani siswa,
c.
Memanfaatkan potensi lingkungan, alam,
lingkungan budaya, kegiatan industri dan dunia usaha, dan
d.
Tidak mengganggu tugas pokok siswa juga guru.
Kegiatan ekstrakurikuler
dapat berbentuk kegiatan individu atau kegiatan kelompok. Kegiatan individu
adalah untuk menyalurkan bakat siswa secara perorangan di sekolah dan
masyarakat. Contohnya beberapa kegiatan olah raga, keterampilan, dan kesenian.
Kegiatan kelompok adalah untuk menampung kebutuhan dan penyaluran minat bakat
siswa secara bersama di sekolah dan di masyarakat. Contohnya antara lain
berkemah, pramuka, pertandingan olah raga.
Masalah Pengelolaan Kelas Serta Solusinya
Pengelompokkan Masalah dalam Pengelolaan kelas
Masalah dalam pengelolaan
kelas diantaranya:
a. Masalah
Pengelolaan Kelas
Masalah
pergelolaan kelas dapat di kelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah
individual dan masalah kelompok. Tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan
efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang
sedang dihadapi, dan dapat memilih strategi penanggulangannya dengan tepat
pula.
b. Masalah
Individu/Perorangan
Rudolf
Dreikurs dan Pearl Cassell (Noorhadi,1985:5), mengemukakan bahwa semua tingkah
taku individual merupakan upaya pencapaian tujuan pemenuhan kebutuhan untuk diterima
kelompok dan kebutuhan untuk mencapai harga diri. Akibat tidak terpenuhinya
kebutuhan, kemungkinan akan terjadi beberapa tindakan siswa yang dapat
digolongkan menjadi:
a) Tingkah-Iaku yang ingin
mendapatkan perhatian orang lain (attention getting behavior), misalnya
membadut di dalam kelas (aktif), atau dengan berbuat serba lamban sehingga
perlu mendapat pertolongan ekstra (pasif).
b) Tingkah-Iaku yang ingin
merujukan kekuatan (power seeking behaviours), misalnya selalu mendebat atau
kehilangan kendali emosional, seperti marah-marah, menangis atau selalu
"Iupa" pada aturan penting di kelas (pasif).
c) Tingkah-Iaku yang
bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors), misalnya menyakiti
orang lain seperti mengata-ngatai, memukul, menggigit dan sebagainya (kelompok
ini nampaknya kebanyakan dalam bentuk aktif atau pasif).
d) Peragaan ketidakmampuan
(displaying indequacy) yaitu dalam bentuk sama sekali menolak untuk mencoba
melakukan apapun karena yakin bahwa hanya kegagalanlah yang menjadi bagiannya.
Keempat
tindakan yang dilakukan individu tersebut di atas dapat diistilahkan menjadi:
a. Pola aktif yang
konstruktif.
b. Pola aktif yang
distruktif.
c. Pola pasif yang
konstruktif.
d. Pola pasif yang
distruktif.
c.
Masalah Kelompok
Masalah
ini merupakan yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas. Masalah kelompok
akan muncul apabila tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan kelompok, kelas
frustasi atau lemas dan akhirnya siswa menjadi anggota kelompok bersifat pasif,
acuh, tidak puas dan belajarnya terganggu. Apabila kebutuhan kelompok ini
terpenuhi, anggotanya akan aktif, puas, bergairah dan belajar dengan baik. Lois
V Johnson dan Mary A Bany mengemukakan ciri-ciri kelompok dalam kelas:
a. Kesatuan kelompok
Kesatuan kelompok
memegang peranan penting dalam mempengaruhi anggota-anggotanya bertingkah laku.
b. Interaksi dan komunikasi
Interaksi terjadi dalam
komunikasi, kalau beberapa orang anggota mempunyai pendapat tertentu, maka
terjadilah komunikasi dalam kelompok dan diteruskan dengan interaksi membahas,
pendapat tersebut, yang sering disertai dengan emosi yang mempekuat interaksi.
c. Struktur kelompok
Struktur informal dalam
kelompok dapat mempengaruhi struktur formal, bila selalu ditempatkan pada
posisi yang tinggi hal ini dapat merusak keakraban kelompok.
d. Tujuan-tujuan kelompok
Apabila tujuan-tujuan
kelompok ditentukan bersama oleh siswa dalam hubungan dengan tujuan pendidikan
maka anggota-anggota kelompok akan bekerja lebih produktif menyelesaikan
tugasnya. Dengan kata lain siswa akan bekerja dengan baik apabila hal itu
berhubungan dengan tujuan-tujuan mereka.
e.
Kontrol
Hukum-hukum yang
diciptakan bersama bagi siswa yang melanggar, mungkin dapat memperkecil
pelanggaran, akan tetapi beberapa soal tetap atau tidak tetap akan tidak dapat
belajar dengan baik, hal ini merupakan masalah baru.
f.
Iklim
Ke!ompok
Iklim Kelompok adalah
hasil dari aspek-aspek yang saling berhubungan dalam kelompok. Iklim kelompok
ditentukan oleh tingkah keakraban kelompok, sebagai hasil dari aspek-aspek
tersebut di atas.
d.
Masalah organisasi
Sekolah
sebagai organisasi sosial dan sebagai sub sistem dari sistem sosial yang lebih
luas termasuk sistem persekolahan nasional. Pengaruh organisasi sekolah
dipandang cukup menentukan dalam pengarahan peri/aku siswa. Dengan kata lain guru
dan siswa dipengaruhi oleh organisasi sekolah secara keseluruhan, termasuk cara
pengelompokan, kurikulum, rencana fisik, peraturan-peraturan, nilai sikap dan
tindakan.
Kebijaksanaan
dan peraturan sekolah memberi refleksi kepada sikap nilai, organisasi, tujuan
dan peri/aku siswa dalam kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah diatur secara
jelas dan dikomunikasikan kepada seluruh siswa secara terbuka, maka akan
menyebabkan tertanam pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik dan keteraturan
tingkah laku.
Adapun
kegiatan-kegiatan rutin yang sudah diatur tersebut antara lain berupa:
1.
Penggantian
pelajaran, hal rutin semacam ini hendaknya diatur secara tertib.
2.
Guru
yang berhalangan hadir oleh satu atau lain hal maka siswa harus sudah
mengetahui cara mengatasinya.
3.
Masalah
antara siswa, dapat dipecahkan bersama-sama dengan guru (wakil kelas/ketua
kelas/ketua OSIS).
4.
Upacara
bendera.
Dan kegiatan lainnya
yang harus diatur secara jelas tidak kaku dan harus fleksibel.
Daftar Pustaka
Abdul
majid.2009.”Perencanaan Pembelajaran”.Bandung:
ROSDA
Moh. Yamin.2010.”Manajemen
Mutu Kurikulum Pendidikan”.Jogjakarta: DIVA Press
1 komentar:
konten tulisan cukup bagus. sangat bermanfaat bagi pemerhati masalah pendidikan
Posting Komentar