Minggu, 09 September 2012

Pengertian Model Pengembangan Kurikulum



Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction) bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curriculum improvement). Sedangkan Modelmenurut Good dan Travers adalah abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks atau sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Model Kurikulum adalah suatu sistem dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang dalam penyusunan kurikulum yang baru ataupun penyempurnaan kurikulum yang telah ada yang memberikan relevansi pada masa mendatang. Dan Nadler mengatakan bahwa model yang baik adalah model yang dapat menolong sipenggguna untuk mengerti dan memahami suatu proses yang mendasar dan menyeluruh.
Pengembangan kurikulum sendiri dapat dilihat sebagai proses membuat keputusan program dan memperbaiki produk keputusan tersebut yang di dasarkan pada kontinuitas evaluasi (Wiwik dalam Oliva 1992:160). Pengembangan kurikulum ialah pada adanya kontinuitas evaluasi. Kaitannya dengan suatu sistem pendidikan dan sistem pengelolaan yang dianutnya. Sukmadnata (1977:161) mengungkap ada beberapa model pengembangan kurikulum, yaitu:
a.       The administrative model, merupakan model yang gagasan pengembangannya datang dan para administrator dan menggunakan prosedur administrasi
b.      The grass roots model merupakan model yang inisiatif pengembangannya datang dan pengajar atau sekolah.
c.       Beauchamps system merupakan model yang dikembangkan oleh Beauchamp dengan mempertimbangkan lima aspek yakni (1) arena (2) personalia (3) organisasi dan prosedur (4) implementasi dan (5) evaluasi.
d.      The demonstration model, merupakan model grass roots berskala kecil, yang dilakukan secara formal ataupun kurang formal.
e.       Taba’s inverted model, model pengembangan yang bersfat induktif.
f.       Rogers’s interpersonal relations model merupakan model pengembangan kurikulum dilihat dan perkembangan dan perubanan inclividu
g.      The systematic action-reaserch model, model yang didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan perubahan sosial.
h.      Emerging technical models, suatu model pengembangan kurikulum yang dipengaruhi oleh perkembangan iptek serta nilai efisiensi dan efektivitas dalam bisinis.
Model - model Pengembangan Kurikulum :
1.      Model Ralph Tyler
Model kurikulum yang dikemukakan Tyler (1949) diajukan berdasarkan pada beberapa pertanyaan yang mengarah pada langkah – langkah dalam pengembangan kurikulum. Pertanyaan – pertanyaan tersebut adalah :
1.      Tujuan Pendidikan apa yang harus dicapai oleh Sekolah ?
2.      Pengalaman – pengalaman pendidikan apakah yang semestinya diberikan untuk mencapai tujuan pendidikan ?
3.      Bagaimanakah pengalaman – pengalaman pendidikan sebaiknya diorganisasikan ?
4.      Bagaimana menentukan bahwa tujuan telah tercapai ?
Oleh karena itu, menurut Tyler ada empat tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum, yang meliputu :
1.      Menentukan tujuan pendidikan.
2.      Menentukan proses pembelajaran yang harus dilakukan .
3.      Menentukan organisasi pengalaman belajar .
4.      Menentukan evalusi pembelajaran .
Penjelasan setiap tahapan model pengembangan kurikulum Tyler :
Ø  Menentukan Tujuan Pendidikan 
Tujuan Pendidikan merupakan arah atau sasaran akhir yang harus dicapai dalam program pendidikan dan pembelajaran. Tujuan pendidikan harus menggambarkan perilaku akhir setelah peserta didik mengikuti program pendidikan, sehingga tujuan tersebut harus dirimuskan secara jelas sampai pada rumusan tujuan khusus guna mempermudah pencapaian tujuan tersebut. Ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan sebagia sumber dalam penentuan tujuan menurut Tyler : hakikat peserta didik, kehidupan masyarakat masa kini, pandangan para ahli bidang studi.
Ketiga aspek tersebut harus dipertimbangkan dalam penentuan tujuan pendidikan tujuan umum. Ada lima faktor menjadi arah penentuan tujuan pendidikan , yaitu pengembangan kemampuan berpikir, membantu memperoleh informasi, pengembangan sikap kemasyarakatan, pengembangan minat peserat didik dan pengembangan sikap sosial.
Ø  Menentukan Proses Pembelajaran
Setelah penetapan tujuan, selanjutnya adalah menentukan proses pembelajaran apa yang paling cocok dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam penentuan proses pembelajaran adalah persepsi dan latar belakang kemampuan peserta didik. Artinya , pengalaman yang sudah dimiliki siswa harus menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan proses pembelajaran selanjutnya.
Dalam proses pembelajaran akan terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungan atau sumber belajar yang tujuannya untuk membentuk sikap, pengetahuan dan keterampilan sehingga menjadi perilakuyang utuh. Oleh karena itu, ketetapan dalam pemilihan proses pembelajaran sangat menentukan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Ø  Menentukan Organisasi pengalaman Belajar
Setelah proses pembelajaran ditentukan, selanjutnya menentukan organisasi pengalaman belajar. Pengalaman belajar didalamnya mencapai tahapan – tahapan belajar dan isi atau materi belajar . Bahan yang harus dipelajari peserta didik dan pengalaman belajar apa yang harus dilakukan, diorganisasi sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan .
Ø  Menentukan Evaluasi pembelajaran
Menentukan jenis evalatan akhir dalam model Tyler. Jenis penilaian yang akan digunakan, harus disesuaikan dengan jenis dan sifat dari tujuan pendidikan atau pembelajaran, materi pembelajaran dan proses belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Agar penetapan jenis evaluasi bisa tepat, maka para pengembang kurikulum disamping harus memperhatikan komponen – komponen kurikulum lainnya, juga harus memperhatikan prinsip - prinsip evaluasi yang ada.
2.      Model Administratif
Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling banyak dikenal. Model administratif sering pula disebut sebagai model “garis staf” (line staff) atau “dari atas ke bawah” (top down), karena inisiatif dan gagasan dari pada administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Model admistratif pengembangan kurikulum menggunakan prosedur atas-bawah, lini staf (Topdown, line-staff procedure). Inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari pejabat tingkat atas (Superintendent). Pejabat tersebut membuat keputusan tentang kebutuhan suatu program pengembangan kurikulum dan implementasinya, lalu mengadakan pertemuan dengan staf lini (bawahannya) dan meminta dukungan dari dewan pendidikan (Board of education).
Langkah berikutnya adalah membentuk suatu panitia pengarah yang terdiri dari pejabat administratif tingkat atas, seperti asisten superintendent, principals, supervisor, dan guru-guru inti. Panitia pengarah merumuskan rencana umum, mengembangkan panduan kerja, dan menyiapkan rumusan filsafat dan tujuan bagi seluruh sekolah didaerahnya (District). Disamping itu, panitia pengarah dapat mengikutsertakan organisasi diluar sekolah / tokoh masyarakat sebagai panitia penasehat yang bekerja bersama dengan personel sekolah dalam rangka merumuskan berbagai rencana, petunjuk dan tujuan yang hendak dicapai.
Setelah kebijakan kurikulum dikembangkan, maka panitia pengarah memilih dan menugaskan stafpengajar sebagai panitia pelaksana (panitia kerja) yang bertanggung jawab mengkonstruksikan kurikulum. Panitia im merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus kurikulum, isi (materi), kegiatan-kegiatan belajar dan sebagainya sesuai dengan pedoman / acuan kebijakan yang telah ditentukan oleh panitia pengarah. Panitia mengerjakan tugasnya diluar jam kerja biasa dan tidak mendapat kompensasi. Kondisi ini diterapkan karena berkaitan dengan tanggung jawab guru untuk memahami dengan benar kurikulum dan meningkatkan mutu kurikulum itu sendiri.

Sumber : 


Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. UPI Press Bandung
A. Malik Fadjar, Holistik Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), hal. 228.
Hamalik, Oemar. (2009). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.
 

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...