Mattew B. Miles (1973:14) menulis bahwa inovasi
sebagai spesies dari jenis perubahan (“innovation
is a species of the genus change”), yaitu suatu perubahan yang sifatnya
khusus (specific), memiliki nuansa
kebaruan (novel), dan disengaja
melalui suatu program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu (planned and deliberate), serta dirancang
untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tertentu (goals of the system). Menurutnya,
ciri-ciri inovasi, termasuk inovasi dalam pendidikan terdiri dari empat hal
utama, yaitu:
a.
Memiliki
kekhasan/khusus, artinya suatu inovasi akan memiliki cirri yang khas dalam arti
ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan. Ciri
khusus berarti program inovasi bisa berdimensi makro atau luas dengan
melibatkan banyak orang dengan rentang waktu yang relatif lama. Namun ciri
khusus juga bisa berdimensi mikro atau cakupan kecil, sederhana, dengan
melibatkan orang yang terbatas dengan durasi waktu yang terbatas pula. Hal
utama bercirikan spesifik adalah suatu inovasi memunculkan kondisi khusus, dan
bukan asal tersebar. Misalnya, program guru kelas rangkap (multi grade teachers), yang dianggap memiliki ciri khusus
disbanding dengan program sejenis yang ada.
b.
Memiliki ciri
atau unsur kebaruan. Dalam arti, suatu inovasi harus memiliki karakteristik
sebagai buah karya dan buah pikir yang memiliki kadar orisinalitas dan
kebaruan. Dengan demikian inovasi ini merupakan suatu proses penemuan (invention) baik berupa ide, gagasan,
hasil, sistem, ataupun produk yang dihasilkan.
c.
Program inovasi
dilaksanakan melalui program yang terencana. Dalam arti, bahwa suatu inovasi
akan dilakukan melalui suatu proses yang tidak tergesa-gesa, namun kegiatan
inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih
dahulu. Proses inovasi bukan suatu proses yang tiba-tiba dan tak sengaja,
tetapi merupakan suatu proses penemuan dengan perencanaan yang matang dan
diperhitungkan tahapan-tahapan yang harus dilaksanakannya. Misalnya, pada saat
akan meluncurkan program manajemen berbasis sekolah (School-Based Management) maka tahapan yang dilakukan tak
tergesa-gesa, tetapi melalui tahapan yang direncanakan sejak awal.
d.
Inovasi yang
digulirkan memiliki tujuan, yaitu bahwa program inovasi yang dilakukan harus
memiliki apa yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi yang bagaimana
untuk mencapai tujuan tersebut dicapai dari sistem inovasi yang dilakukan.
Suatu inovasi bukan asal digulirkan atau asal beda dengan program sebelumnya.
Inovasi dilaksanakan karena ada tujuan yang ingin dicapai, termasuk tujuan
untuk memperbaiki kesalahan.
1
Tahapan
Pelaksanaan Inovasi
Ada beberapa tahapan proses keputusan inovasi yaitu
tahap pengetahuan (knowledge) apabila
individu/kelompok, membuka diri terhadap adanya suatu inovasi. Tahapan bujukan
(persuation) manakala individu atau
kelompok, mulai membentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi
terhadap inovasi. Tahap pengambilan keputusan (decision making) tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan
aktifitas yang mengarah kepada keputusan untuk menerima atau menolak inovasi.
Tahap implementasi (implementation) ketika
seseorang atau kelompok menerapkan atau menggunakan inovasi itu, dan tahap
konfirmasi (confirmation) Tahap
dimana seseorang atau kelompok mencari penguatan terhadap keputusan inovasi
yang dilakukannya. Dengan demikian, proses adopsi inovasi akan dipengaruhi oleh
sistem internal organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan.
Organisasi atau tatanan kemasyarakatan yang baik dan
stabil akan mengadopsi suatu inovasi dengan mempertimbangkan syarat-syarat
sebagai berikut:
1)
Memiliki tujuan
yang jelas.
2)
Memiliki
pembagian tugas yang dideskripsikan secara jelas.
3)
Memilki
kejelasan struktur otoritas atau kewenangan.
4)
Memiliki
peraturan dasar dan peraturan umum.
5)
Memiliki pola
hubungan informasi yang teruji.
2
Beberapa Hasil
Inovasi Kurikulum
Perubahan-perubahan dan pergantian-pergantian
kurikulum sejak tahun 60-an hingga tahun 2007 yang lalu telah banyak dirasakan,
perubahan ini merupakan hasil berpikir dan merupakan produktivitas bagaimana
inovasi dalam penyesuaian kurikulum yang selalu dituntut oleh masyarakat dapat
dilakukan. Alasan kenapa perubahan atau inovasi ini dapat terjadi, salah
satunya adalah hasil evaluasi kurikulum.
Terlepas dari bagaimana inovasi kurikulum ini
dilakukan, maka pada pembahasan berikut ini bahwa inovasi kurikulum ini akan
disajikan dalam bentuk contoh-contoh kurikulum yang termasuk ke dalam the new
and adaptive of curriculum. Artinya deskripsi berikut akan diseiringkan dengan
filosofisnya inovasi, yaitu menganalisis dan memunculkan suatu yang baru.
Inovasi kurikulum ini sebetulnya terjadi dan dilakukan pada setiap jenjang dan
satuan pendidikan bahkan untuk tingkat inovasi satuan pembelajaran pun sangat
banyak inovasi yang dilakukan. Berikut adalah beberapa hasil inovasi,
diantaranya :
a.
KTSP
b.
KBK
c.
Kurikulum 2007
d.
Broad based
curriculum
e.
Kurikulum sistem
ganda (PSG)
f.
Kurikulum muatan
local
Selain nama-nama kurikulum hasil inovasi di atas
sebetulnya masih banyak produk-produk dari inovasi kurikulum ini yang secara
internal dalam institusi akademik, maupun praktis dapat kita temui dilapangan.
Sumber :
Wahyudin, Din Dan Rudi Susilana.Tim Pengembangan MKDP Kurikulum Dan
Pembelajaran.2006. “Kurikulum Dan
Pembelajaran”. Bandung: UPI Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar