Jumat, 07 September 2012

Adopsi dan Pelaksanaan Inovasi Pendidikan



Mattew B. Miles (1973:14) menulis bahwa inovasi sebagai spesies dari jenis perubahan (“innovation is a species of the genus change”), yaitu suatu perubahan yang sifatnya khusus (specific), memiliki nuansa kebaruan (novel), dan disengaja melalui suatu program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu (planned and deliberate), serta dirancang untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tertentu (goals of the system). Menurutnya, ciri-ciri inovasi, termasuk inovasi dalam pendidikan terdiri dari empat hal utama, yaitu:
a.       Memiliki kekhasan/khusus, artinya suatu inovasi akan memiliki cirri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan. Ciri khusus berarti program inovasi bisa berdimensi makro atau luas dengan melibatkan banyak orang dengan rentang waktu yang relatif lama. Namun ciri khusus juga bisa berdimensi mikro atau cakupan kecil, sederhana, dengan melibatkan orang yang terbatas dengan durasi waktu yang terbatas pula. Hal utama bercirikan spesifik adalah suatu inovasi memunculkan kondisi khusus, dan bukan asal tersebar. Misalnya, program guru kelas rangkap (multi grade teachers), yang dianggap memiliki ciri khusus disbanding dengan program sejenis yang ada.
b.      Memiliki ciri atau unsur kebaruan. Dalam arti, suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai buah karya dan buah pikir yang memiliki kadar orisinalitas dan kebaruan. Dengan demikian inovasi ini merupakan suatu proses penemuan (invention) baik berupa ide, gagasan, hasil, sistem, ataupun produk yang dihasilkan.
c.       Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana. Dalam arti, bahwa suatu inovasi akan dilakukan melalui suatu proses yang tidak tergesa-gesa, namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu. Proses inovasi bukan suatu proses yang tiba-tiba dan tak sengaja, tetapi merupakan suatu proses penemuan dengan perencanaan yang matang dan diperhitungkan tahapan-tahapan yang harus dilaksanakannya. Misalnya, pada saat akan meluncurkan program manajemen berbasis sekolah (School-Based Management) maka tahapan yang dilakukan tak tergesa-gesa, tetapi melalui tahapan yang direncanakan sejak awal.
d.      Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, yaitu bahwa program inovasi yang dilakukan harus memiliki apa yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi yang bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut dicapai dari sistem inovasi yang dilakukan. Suatu inovasi bukan asal digulirkan atau asal beda dengan program sebelumnya. Inovasi dilaksanakan karena ada tujuan yang ingin dicapai, termasuk tujuan untuk memperbaiki kesalahan.
1        Tahapan Pelaksanaan Inovasi
Ada beberapa tahapan proses keputusan inovasi yaitu tahap pengetahuan (knowledge) apabila individu/kelompok, membuka diri terhadap adanya suatu inovasi. Tahapan bujukan (persuation) manakala individu atau kelompok, mulai membentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi terhadap inovasi. Tahap pengambilan keputusan (decision making) tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan aktifitas yang mengarah kepada keputusan untuk menerima atau menolak inovasi. Tahap implementasi (implementation) ketika seseorang atau kelompok menerapkan atau menggunakan inovasi itu, dan tahap konfirmasi (confirmation) Tahap dimana seseorang atau kelompok mencari penguatan terhadap keputusan inovasi yang dilakukannya. Dengan demikian, proses adopsi inovasi akan dipengaruhi oleh sistem internal organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan.
Organisasi atau tatanan kemasyarakatan yang baik dan stabil akan mengadopsi suatu inovasi dengan mempertimbangkan syarat-syarat sebagai berikut:
1)      Memiliki tujuan yang jelas.
2)      Memiliki pembagian tugas yang dideskripsikan secara jelas.
3)      Memilki kejelasan struktur otoritas atau kewenangan.
4)      Memiliki peraturan dasar dan peraturan umum.
5)      Memiliki pola hubungan informasi yang teruji.
2      Beberapa Hasil Inovasi Kurikulum
Perubahan-perubahan dan pergantian-pergantian kurikulum sejak tahun 60-an hingga tahun 2007 yang lalu telah banyak dirasakan, perubahan ini merupakan hasil berpikir dan merupakan produktivitas bagaimana inovasi dalam penyesuaian kurikulum yang selalu dituntut oleh masyarakat dapat dilakukan. Alasan kenapa perubahan atau inovasi ini dapat terjadi, salah satunya adalah hasil evaluasi kurikulum.
Terlepas dari bagaimana inovasi kurikulum ini dilakukan, maka pada pembahasan berikut ini bahwa inovasi kurikulum ini akan disajikan dalam bentuk contoh-contoh kurikulum yang termasuk ke dalam the new and adaptive of curriculum. Artinya deskripsi berikut akan diseiringkan dengan filosofisnya inovasi, yaitu menganalisis dan memunculkan suatu yang baru. Inovasi kurikulum ini sebetulnya terjadi dan dilakukan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan bahkan untuk tingkat inovasi satuan pembelajaran pun sangat banyak inovasi yang dilakukan. Berikut adalah beberapa hasil inovasi, diantaranya :
a.       KTSP
b.      KBK
c.       Kurikulum 2007
d.      Broad based curriculum
e.       Kurikulum sistem ganda (PSG)
f.       Kurikulum muatan local
Selain nama-nama kurikulum hasil inovasi di atas sebetulnya masih banyak produk-produk dari inovasi kurikulum ini yang secara internal dalam institusi akademik, maupun praktis dapat kita temui dilapangan.

Sumber : 
Wahyudin, Din Dan Rudi Susilana.Tim Pengembangan MKDP Kurikulum Dan Pembelajaran.2006. “Kurikulum Dan Pembelajaran”. Bandung: UPI Press

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...