A. Pengertian Metode/Alat Pendidikan
1. Secara Etimologi
Metode dalam Bahasa Arab,dikenal
dengan istilah thariqah yang berarti
langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila
dihubungkan dengan pendidikan, maka metode itu
harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan
sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah,efektif
dan dapat dicerna dengan baik.
Metode mengajar dapat diartikan
sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik saat
berlangsungnya proses pembelajaran.
Menurut Nana Sudjana metode mengajar
ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada
saat berlangsungnya pengajaran.Dalam pengertian lain metode mengajar merupakan
cara-cara yang digunakan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan.Metode dalam mengajar berperan sebagai alat untuk
menciptakan proses mengajar dan belajar,dengan metode ini akan terjadi
interaksi belajar mengajar antara siswa dan guru dalam pembelajaran.
2. Secara Terminologi
Para
ahli mendefinisikan metode sebagai berikut:
a. Hasan
Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus
dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan
b. Abd.al-rahman
Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam
mencapai tujuan pengajaran
c. Ahmad
Tafsir,mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat dan
cepat dalam mengajarkan mata pelajaran.
Berdasarkan beberapa definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik
yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabi
mata pelajaran. Dalam pandangan filosofis pendidikan,metode merupakan alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat itu mempunyai fungsi ganda,yaitu bersifat
polipragmatis dan monopragmatis.
Polipragmatis bilamana metode
mengandung kegunaan yang serba ganda (multipurpose), misalnya suatu metode
tertentu pada suatu situasi kondisi tertentu dapat digunakan untuk membangun
atau memperbaiki sesuatu. Kegunaannya dapat tergantung pada si pemakai atau
pada corak ,bentuk dan kemampuan metode sebagai alat,sebaliknya,monopragmatis
bilamana metode mengandung satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan.
Menurut M.Arifin penggunaan metode
bersifat konsisten, sistematis dan kebermaknaan menurut kondisi
sasarannya.Mengingat sasaran metode adalah manusia,sehingga pendidik dituntut
untuk berhat-hati dalam penerapannya.
- Bentuk-Bentuk Metode/Alat Pendidikan Yang Diajarkan Islam
Di bawah ini dikemukakan metode
mengajar dalam pendidikan islam yang prinsip dasarnya dari Al-qur’an dan Hadits
a. Metode
Ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara pengajian
atau penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik kepada
peserta didik, dapat dikatakan pula metode tradisional, karena sejak dulu
metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan
anak didik dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini lebih banyak
menuntut keaktifan guru dari pada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak
bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi dalam
pendidikan dan pengajaran tradisional, seperti di pedesaan yang kekurangan
fasilitas.
Cara mengajar dengan ceramah dapat
dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang
digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang
suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. Dengan demikian, dapat
dipahami bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau
penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.
Prinsip
dasar metode ini di dalam Al-qur’an Surat
An-nahl:64
b. Metode
Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah cara penyajian
pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada
siswa,tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
Ramayulis (2010) metode tanya jawab ialah suatu
cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid
tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka
baca, sedangkan murid memberikan jawaban berdasarkan fakta.
c. Metode
Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara
penyajian/penyampaian bahan pembelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan
kepada peserta didik/membicarakan dan menganalisis secara ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative
pemecahan atas sesuatu masalah.
Abd.al-Rahman al-Nahlawi menyebut dengan
metode hiwar (dialog). Prinsip dasar metode ini terdapat dalam Al-qur’an surat
Assafat dimana telah terjadi dialog antara Tuhan dengan penghuni neraka.
“Dan mereka berkata: "Aduhai
celakalah kita!" Inilah hari pembalasan. Inilah
hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya. (kepada
malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang dzalim beserta
teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah,
selain Allah; maka tunjukkanlah
kepada mereka jalan ke neraka”.
Metode diskusi adalah cara penyajian
pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bias berupa
pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.Teknik
diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang
guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses beljar mengajar terjadi, dimana
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat,saling tukar menukar
pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif,
tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja (Syaiful Bahri Djamarah: 2006)
d. Metode
Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas ialah suatu cara
mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada
murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan murid
mempertanggung jawabkannya. Metode ini terdapat di dalam Al-qur’an Al-Mudatsir
ayat 1-7.
Metode pemberian tugas ini disebut pula
dengan metode resitasi(penugasan)
ialah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat
dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan,
di brumah atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.Metode ini diberikan
karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu
sedikit.Banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang.Agar bahan
pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang
biasanya guru gunakan untuk mengatasinya.
Tugas dan resitasi tidak sama dengan
pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas biasanya bias
dilaksanakan di rumah, di sekolah atau di tempat lainnya. Tugas dan resitasi
merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara
kelompok. Karena itu, tugas dapat diberikan secara individual atau dapat pula
secara kelompok.Tugas yang dapat diberikan kepada anak didik ada berbagai
jenis. Karena itu, tugas sangat banyak macamnya, bergantung pada tujuan yang
akan dicapai, seperti tugas meneliti, tugas menyusun laporan(lisan/tulisan),
tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas di laboratorium dan lain-lain.Ada
langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode tugas atau
resitasi,yaitu:
a) Fase Pemberian Tugas
Tugas
yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
-
Tujuan yang akan dicapai
-
Jenis tugas yang jelas dan tepat
sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut
-
Sesuai dengan kemampuan siswa
-
Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu
pekerjaan siswa
-
Sediakan waktu yang cukup untuk
mengerjakan tugas tersebut
b) Langkah Pelaksanaan Tugas
-
Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru
-
Diberikan dorongan sehingga anak mau
bekerja
-
Diusahakan/dikerjakan oleh siswa
sendiri, tidak menyuruh orang lain
-
Dianjurkan agar siswa mencatat
hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik
c) Fase Mempertanggungjawabkan Tugas
Hal
yang harus dikerjakan pada fase ini:
-
Laporan siswa baik lisan/tertulis dari
apa yang telah dikerjakannya
-
Ada Tanya jawab/diskusi kelas
-
Penilaian hasil pekerjaan siswa baik
dengan tes maupun nontes atau cara lainnya.
Fase
mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut “resitasi”.
e. Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi ialah suatu cara
mengajar dimana guru mempertunjukan tentang proses sesuatu atau pelaksanaan
sesuatu sedangkan murid memperhatikannya.Prinsip dasar metode ini terdapat
dalam hadits Rasulullah SAW.
“Dari Jabir, katanya: “saya melihat
Nabi besar Muhamad SAW melontar jumrah di atas kendaraan beliau pada hari raya
haji, lalu beliau berkata: “Hendaklah kamu turut cara-cara ibadat sebagaimana
yang aku dikerjakan ini, karena sesungguhnya aku tidak mengetahui apakah aku
akan dapat mengerjakan Haji lagi sesudah ini”.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian
pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu
proses,situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode
demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan
secara mendalam, sehingga membetnuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga
siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran
berlangsung.
Metode ini baik digunakan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan
proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu,
proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk
sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain dan untuk mengetahui atau
melihat kebenaran sesuatu(Syaiful Bahri Djamarah: 2006).
f. Metode
Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara
mengajar dengan menyuruh murid melakukan sesuatu percobaan dan setiap proses
dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan
yang dilakukan oleh murid sambil memberikan arahan.Prinsip metode ini terdapat
dalam Hadits
“Dalam suatu hadits dijelaskan:
“Pada suatu hari Nabi sedang berada dalam mesjid, tiba-tiba masuklah seorang
laki-laki untuk menunaikan shalat.Kemudian ia menghadap Nabi seraya memberi salam. Setelah Nabi menjawab
salamnya lalu ia berkata: Kembalilah dan shalatlah sekali lagi, karena engkau
belum shalat. Kemudian laki-laki itu shalat lagi, setelah selesai ia datang
pula menghadap Nabi seraya member salam. Nabi bersabda: kembalilah dan
shalatlah sekali lagi, karena engkau belum shalat.(hal itu sampai tiga kali).
Kemudian laki-laki itu berkata:
“Demi Allah, saya tidak pandai mengerjakan shalat selain dari pada itu, sebab
itu ajarkanlah aku”. Berkata Nabi SAW: “Apabila engkau berdiri hendak
mengerjakan shalat, hendaklah takbir, kemudian bacalah apa yang mudah bagi
engkau diantara Al-qur’an, sudah rukulah hingga tenang dalam ruku itu, kemudian
bangkitlah hingga tegak lurus kembali kemudian sujudlah hingga tenang dalam
sujud itu,kemudian bangkitlah sehingga tenang dalam duduk, kemudian sujudlah
kembali…”(H.R Bukhari)
Metode
eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
g. Metode
Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara
mengajar dimana guru membagi murid-muridnya ke dalam kelompok belajar tertentu
dan setiap kelompok belajar tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-tugas
tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.Sebagai prinsip dasar metode ini terdapat dalam Al-qur’an
Surat Al-qashash ayat 21.
h.
Metode
Kisah
Metode kisah ialah
suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran melalui kisah atau cerita.Prinsip dasar
metode ini diambil dalam Al-qur’an.Q.S Yusuf:4
i.
Metode
Amsal
Metode Amsal yaitu
suatu cara mengajar, dimana guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
membuat melalui contoh atau perumpamaan.Prinsip dasar metode ini dalam
Al-qur’an Q.S Al-Baqarah:17
j.
Metode
Targhib dan Tarhib
Metode ini ialah
cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan
ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik
melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.Prinsip metode ini terdapat pada
surat Al-Bainah 7-8.
k.
Metode
Problem Solving
Metode ini disebut
pula dengan metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar,
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang
dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Metode pemecahan
masalah adalah penyajian bahan ajar oleh guru dengan merangsang anak berpikir
secara sistematis dengan menghadapkan siswa kepada beberapa masalah yang harus
dipecahkan.
l.
Metode
Sosiodrama
Metode sosiodrama
dan role playing dapat dikatakan sama
artinya dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya
mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
m.
Metode
Latihan
Disebut juga metode training, merupakan suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai
sarana untuk memelihara kebiasaan yang baik, dapat juga digunakan untuk
memperoleh suatu ketangkasan, ketetapan, kesempatan, dan keterampilan.
Daftar Pustaka
[1]
Darwyn Syah, 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Gaung Persada Press, h. 133. Cet. Ke-2
[2]
Prof.Dr.H.Ramayulis, Ilmu Pendidikan
Islam, (Jakarta: PT Kalam Mulia) Cet. ke- 8 2010, h.184
[3]
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar
Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, cet III 2006), h.97
[4]
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar
Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, cet III 2006), h.85-86
[5]
Prof.Dr.H.Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Kalam Mulia) Cet. ke-
8 2010, h.196-197
[6]
Darwyn Syah, 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta:
Gaung Persada Press, h. 155.
Cet. Ke-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar