Pengembangan kurikulum (curriculum development/curriculumplanning/curriculum
design) adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang ditujukan untuk
membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai
perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa.
Dalam hal ini, pengembangan kurikulum adalah suatu proses siklus
yang tidak pernah ada titik awal dan akhirnya. Sebab, pengembangan kurikulum
ini merupakan suatu proses yang bertumpu pada unsur-unsur dalam kurikulum, yang
di dalamnya meliputi tujuan metode dan material, penilaian dan balikan
(feedback).
Tujuan menggambarkan semua pengetahuan dan pertimbangan
tujuan-tujuan pembelajaran, baik berhubungan dengan mata pelajaran maupun
kurikulum secara keseluruhan. Metode dan material menggambarkan metode-metode
dan material sekolah guna mencapai tujuan-tujuan tersebut. Penilaian, berhubungan
dengan sejauh mana keberhasilan kegiatan yang telah dikembangkan tujuan baru.
Balikan (feedback), merupakan semua pengalaman yang telah diperoleh
dan pada gilirannya menjadi titik tolak bagi langkah pengembangan. Pengembangan
kurikulum sendiri adalah kegiatan yang mengacu pada usaha untuk melaksanakan
dan mempertahankan dan menyempurnakan kurikulum yang telah ada guna memperoleh
hasil yang lebih baik lagi.
Dari kurikulum 1994, suplemen 1999, KBK dan KTSP. Dan kurikulum
yang sekarang kita pakai adalah kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkatan Satuan
Pendidikan) dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh Guru, Kepala
Sekolah serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan.
B. Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum seyogyanya dilaksanakan secara sistematik
berdasarkan prinsip terpadu yaitu memberikan petunjuk bahwa keseluruhan
komponen harus tepat sekali dan menyambung secara integratif, tidak
terlepas-lepas, tetapi menyeluruh. Penyusunan satu komponen harus dinilai
konsistensinya dan berkaitan dengan komponen-komponen lainnya sehingga
kurikulum benar-benar terpadu secara bulat dan utuh.
Ada beberapa macam pendekatan yang dapat digunakan dalam
mengembangkan kurikulum, diantaranya adalah:
1. Pendekatan Bidang Studi (Field of Study Approach)
Pendekatan ini menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai
dasar organisasi kurikulum misalnya matematika, sains, sejarah, geografi, atau
IPA, IPS, dan sebagainya seperti yang lazim kita dapati dalam sistem pendidikan
kita sekarang di semua sekolah dan universitas.
Yang diutamakan dalam pendekatan ini ialah penguasaan bahan dan
proses dalam disiplin ilmu tertentu. Tipe organisasi ini paling mudah
dibandingkan dengan pendekatan lainnya oleh sebab disiplin ilmu telah jelas
batasannya dan karena itu lebih mudah mempertanggungjawabkan apa yang
diajarkan.
2. Pendekatan Interdisipliner (Interdisciplinary Approach)
Di bawah ini akan kita bicarakan beberapa pendekatan
interdisipliner dalam pengembangan kurikulum.
a. Pendekatan Broad-Field
Pendekatan ini berusaha mengintregasikan beberapa disiplin atau
mata pelajaran yang saling berkaitan agar siswa memahami ilmu pengetahuan tidak
berada dalam vakum atau kehampaan akan tetapi merupakan bagian integral dari
kehidupan manusia.
Pendekatan broad field ini juga dapat digunakan agar siswa memahami
hubungan yang kompleks antara kejadian-kejadian di dunia, misalnya antara
perang vietnam dan korea dengan kebangkitan ekonomi jepang dan lain-lain.
Pendekatan Broad-Field pada hakekatnya adalah penyatuan beberapa
mata pelajaran yang sejenis, seperti IPA (didalamnya tergabung ada fisika,
biologi dan kimia) dan IPS. Kurikulum bentuk ini sebagai upaya penggabungan
dari mata pelajaran-mata pelajaran yang terpisah-pisah dengan maksud untuk
mengurangi kekurangan yang terdapat dalam bentuk mata pelajaran. Korelasi
kurikulum merupakan penggabungan dari mata pelajaran yang sejenis secara
insidental.
Dari bahan kurikulum yang terlepas-lepas diupayakan disatukan
dengan bahan kurikulum atau mata pelajaran yang sejenis sehingga dapat memperkaya
wawasan siswa dari berbagai disiplin ilmu. Tetapi kenyataan di lapangan atau di
sekolah terbukti bahwa guru-guru masih berpegang pada latar belakang
pendidikannya. Seumpamanya seorang guru sejarah mengajarkan bidang studi IPS,
tetapi dalam pelaksanaannya masih mengutamakan pelajaran sejarahnya daripada
substansi IPS itu sendiri.
Demikian pula dalam penilaiannya cenderung akan banyak mengukur
atau menilai substansi sejarahnya daripada substansi IPSnya. Salah satu
penyebabnya karena guru yang bersangkutan belum memahami prinsip-prinsip pola
penggabungan mata pelajaran tersebut.
Bahan pelajaran dalam kurikulum ini memungkinkan substansi
pelajarannya memiliki pengertian-pengertian yang lebih mendalam dibanding
dengan mata pelajaran yang terpisah-pisah. Dalam korelasi kurikulum masih
memungkinkan guru akan lebih banyak memberikan substansi prinsip-prinsip dan
generalisasi, sehingga guru dapat menyampaikan materi atau membimbing siswa
untuk mempelajari bahan pelajaran secara utuh (dalam lingkup bord field) dan
dapat meningkatkan daya tarik siswa terhadap pelajaran tersebut.
b. Pendekatan Kurikulum Inti (core curriculum)
Kurikulum ini banyak persamaannya dengan broad-field, karena juga
menggabungkan berbagai disiplin ilmu. Kurikulum diberikan berdasarkan suatu
masalah sosial atau personal. Untuk memecahkan masalah itu digunakan bahan dari
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan masalah itu.
Kurikulum ini merupakan bagian dari kurikulum terpadu (integrated
curriculum). Beberapa karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini
adalah :
1. Kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan (continue)
selalu berkaitan dan direncanakan secara terus-menerus.
2. Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari
pengalaman yang saling berkaitan.
3. Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah maupun
problema yang dihadapi secara aktual.
4. Isi kurikululm cenderung mengambil atau mengangkat substansi
yang bersifat pribadi maupun sosial.
5. Isi kurikulum ini lebih difokuskan berlaku untuk semua siswa,
sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum tetapi substansinya bersifat
problema, pribadi, sosial dan pengalaman yang terpadu.
Kurikulum ini selalu menggunakan bahan-bahan dari berbagai mata
pelajaran atau disiplin ilmu guna menjawab atau menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi atau yang dipelajari siswa. Tidak menutup kemungkinan bahwa aspek
lingkungan pun menjadi bahan yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan
kurikulum ini. Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa core curriculum adalah
bagian dari kurikulum terintegrasi atau kurikulum terpadu, sehingga program
pembelajaran untuk kurikulum ini harus dikembangkan secara bersama-sama antara
guru dengan siswa. Dalam prosesnya, kurikulum terpadu perlu didukung oleh
kemampuan guru dalam mengelola waktu dan kegiatan sehingga aktivitas dan
substansi materi yang dipelajari siswa menjadi lebih efektif, efisien dan
bermakna.
c. Pendekatan Kurikulum Inti di Perguruan Tinggi
Istilah inti (core) juga digunakan dalam kurikulum perguruan
tinggi. Dengan “core” dimaksud pengetahuan inti/pokok yang diambil dari semua
disiplin ilmu yang esensial mengenai kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang
dianggap layak dimiliki oleh tiap orang terdidik dan terpelajar.
d. Pendekatan Kurikulum Fusi
Kurikullum ini men-fusi-kan atau menyatukan dua atau lebih disiplin
tradisional menjadi studi baru misalnya : geografi + botani + arkeologi menjadi
earth sciences.
Sumber :
Nasution. 2006. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta ; PT. Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi
Aksara
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum teori dan
Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan pembelajaran Filosofi Teori
dan Prakrtek. Bandung : Pakar Raya
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran.2011. Kurikulum
Pembelajaran. Bandung : Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar