Jumat, 07 September 2012

Pengertian Pendekatan Pengembangan Kurikulum



Pengembangan   kurikulum (curriculum development/curriculumplanning/curriculum design) adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang ditujukan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa.
Dalam hal ini, pengembangan kurikulum adalah suatu proses siklus yang tidak pernah ada titik awal dan akhirnya. Sebab, pengembangan kurikulum ini merupakan suatu proses yang bertumpu pada unsur-unsur dalam kurikulum, yang di dalamnya meliputi tujuan metode dan material, penilaian dan balikan (feedback).
Tujuan menggambarkan semua pengetahuan dan pertimbangan tujuan-tujuan pembelajaran, baik berhubungan dengan mata pelajaran maupun kurikulum secara keseluruhan. Metode dan material menggambarkan metode-metode dan material sekolah guna mencapai tujuan-tujuan tersebut. Penilaian, berhubungan dengan sejauh mana keberhasilan kegiatan yang telah dikembangkan tujuan baru.
Balikan (feedback), merupakan semua pengalaman yang telah diperoleh dan pada gilirannya menjadi titik tolak bagi langkah pengembangan. Pengembangan kurikulum sendiri adalah kegiatan yang mengacu pada usaha untuk melaksanakan dan mempertahankan dan menyempurnakan kurikulum yang telah ada guna memperoleh hasil yang lebih baik lagi.
Dari kurikulum 1994, suplemen 1999, KBK dan KTSP. Dan kurikulum yang sekarang kita pakai adalah kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan) dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh Guru, Kepala Sekolah serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan.


B. Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum seyogyanya dilaksanakan secara sistematik berdasarkan prinsip terpadu yaitu memberikan petunjuk bahwa keseluruhan komponen harus tepat sekali dan menyambung secara integratif, tidak terlepas-lepas, tetapi menyeluruh. Penyusunan satu komponen harus dinilai konsistensinya dan berkaitan dengan komponen-komponen lainnya sehingga kurikulum benar-benar terpadu secara bulat dan utuh.
Ada beberapa macam pendekatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan kurikulum, diantaranya adalah:
1. Pendekatan Bidang Studi (Field of Study Approach)
Pendekatan ini menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum misalnya matematika, sains, sejarah, geografi, atau IPA, IPS, dan sebagainya seperti yang lazim kita dapati dalam sistem pendidikan kita sekarang di semua sekolah dan universitas.
Yang diutamakan dalam pendekatan ini ialah penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu tertentu. Tipe organisasi ini paling mudah dibandingkan dengan pendekatan lainnya oleh sebab disiplin ilmu telah jelas batasannya dan karena itu lebih mudah mempertanggungjawabkan apa yang diajarkan.
2. Pendekatan Interdisipliner (Interdisciplinary Approach)
Di bawah ini akan kita bicarakan beberapa pendekatan interdisipliner dalam pengembangan kurikulum.
a. Pendekatan Broad-Field
Pendekatan ini berusaha mengintregasikan beberapa disiplin atau mata pelajaran yang saling berkaitan agar siswa memahami ilmu pengetahuan tidak berada dalam vakum atau kehampaan akan tetapi merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.
Pendekatan broad field ini juga dapat digunakan agar siswa memahami hubungan yang kompleks antara kejadian-kejadian di dunia, misalnya antara perang vietnam dan korea dengan kebangkitan ekonomi jepang dan lain-lain.
Pendekatan Broad-Field pada hakekatnya adalah penyatuan beberapa mata pelajaran yang sejenis, seperti IPA (didalamnya tergabung ada fisika, biologi dan kimia) dan IPS. Kurikulum bentuk ini sebagai upaya penggabungan dari mata pelajaran-mata pelajaran yang terpisah-pisah dengan maksud untuk mengurangi kekurangan yang terdapat dalam bentuk mata pelajaran. Korelasi kurikulum merupakan penggabungan dari mata pelajaran yang sejenis secara insidental.
Dari bahan kurikulum yang terlepas-lepas diupayakan disatukan dengan bahan kurikulum atau mata pelajaran yang sejenis sehingga dapat memperkaya wawasan siswa dari berbagai disiplin ilmu. Tetapi kenyataan di lapangan atau di sekolah terbukti bahwa guru-guru masih berpegang pada latar belakang pendidikannya. Seumpamanya seorang guru sejarah mengajarkan bidang studi IPS, tetapi dalam pelaksanaannya masih mengutamakan pelajaran sejarahnya daripada substansi IPS itu sendiri.
Demikian pula dalam penilaiannya cenderung akan banyak mengukur atau menilai substansi sejarahnya daripada substansi IPSnya. Salah satu penyebabnya karena guru yang bersangkutan belum memahami prinsip-prinsip pola penggabungan mata pelajaran tersebut.
Bahan pelajaran dalam kurikulum ini memungkinkan substansi pelajarannya memiliki pengertian-pengertian yang lebih mendalam dibanding dengan mata pelajaran yang terpisah-pisah. Dalam korelasi kurikulum masih memungkinkan guru akan lebih banyak memberikan substansi prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga guru dapat menyampaikan materi atau membimbing siswa untuk mempelajari bahan pelajaran secara utuh (dalam lingkup bord field) dan dapat meningkatkan daya tarik siswa terhadap pelajaran tersebut.
b. Pendekatan Kurikulum Inti (core curriculum)
Kurikulum ini banyak persamaannya dengan broad-field, karena juga menggabungkan berbagai disiplin ilmu. Kurikulum diberikan berdasarkan suatu masalah sosial atau personal. Untuk memecahkan masalah itu digunakan bahan dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan masalah itu.
Kurikulum ini merupakan bagian dari kurikulum terpadu (integrated curriculum). Beberapa karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah :
1. Kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan (continue) selalu berkaitan dan direncanakan secara terus-menerus.
2. Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling berkaitan.
3. Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah maupun problema yang dihadapi secara aktual.
4. Isi kurikululm cenderung mengambil atau mengangkat substansi yang bersifat pribadi maupun sosial.
5. Isi kurikulum ini lebih difokuskan berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial dan pengalaman yang terpadu.
Kurikulum ini selalu menggunakan bahan-bahan dari berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu guna menjawab atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi atau yang dipelajari siswa. Tidak menutup kemungkinan bahwa aspek lingkungan pun menjadi bahan yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum ini. Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa core curriculum adalah bagian dari kurikulum terintegrasi atau kurikulum terpadu, sehingga program pembelajaran untuk kurikulum ini harus dikembangkan secara bersama-sama antara guru dengan siswa. Dalam prosesnya, kurikulum terpadu perlu didukung oleh kemampuan guru dalam mengelola waktu dan kegiatan sehingga aktivitas dan substansi materi yang dipelajari siswa menjadi lebih efektif, efisien dan bermakna.
c. Pendekatan Kurikulum Inti di Perguruan Tinggi
Istilah inti (core) juga digunakan dalam kurikulum perguruan tinggi. Dengan “core” dimaksud pengetahuan inti/pokok yang diambil dari semua disiplin ilmu yang esensial mengenai kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang dianggap layak dimiliki oleh tiap orang terdidik dan terpelajar.
d. Pendekatan Kurikulum Fusi
Kurikullum ini men-fusi-kan atau menyatukan dua atau lebih disiplin tradisional menjadi studi baru misalnya : geografi + botani + arkeologi menjadi earth sciences.

Sumber : 
Nasution. 2006. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta ; PT. Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan pembelajaran Filosofi Teori dan Prakrtek. Bandung : Pakar Raya
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran.2011. Kurikulum Pembelajaran. Bandung : Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...