Macam-macam
Prinsip Pengembangan Kurikulum
Terdapat banyak
prinsip yang mungkin digunakan dalam pengembangan kurikulum. Macam-macam
prinsip ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.
Prinsip
Umum
Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan
kurikulum di mana pun. Disamping itu, prinsip umum ini merujuk pada prinsip
yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum sebagai totalitas dari
gabungan komponen-komponen yang membangunnya.
Sukmadinata (2000 : 150-151) menjelaskan bahwa terdapat lima
prinsip umum pengembangan kurikulum, yaitu :
a.
Prinsip
Relevansi
Prinsip
relevan artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ni ada dua jenis, yaitu :
§ Relevansi eksternal (external relevance) artinya kurikulum harus
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan dan tuntutan masyarakat
yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang diprediksi pada masa yang akan
datang. Intinya kurikulum harus bisa menyiapkan program belajar bagi anak untuk
menyiapkan anak agar bisa beradaptasi dengan masyarakat, memenuhi harapan dan
kebutuhan masyarakat serta situasi dan kondisi kehidupan masyarakat tempat di
mana ia berada. Kurikulum bisa memenuhi prinsip relevan eksternal, apabila para
pengembang kurikulum memiliki pengetahuan yang wawasan tentang kehidupan
masyarakat pada masa kini dan masa datang.
§ Relevansi internal (internal relevance) yaitu kesesuaian antar
komponen itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem yang dibangun oleh
subsistem atau komponen, yaitu tujuan, isi, metode, dan evaluasi untuk mencapai
tujuan tertentu, belajar dan kemampuan siswa. Kurikulum yang baik adalah
kurikulum yang memenuhi syarat relevansi internal, yaitu adanya koherensi dan
konsistensi antar komponennya. Hal ini harus diperhatikan karena setiap tujuan
tertentu akan menuntut adanya isi, metode, dan sistem evaluasi tersendiri.
Ketidak sesuaian dalam komponen-komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak
akan bisa mencapai tujuannya secara optimal. Implikasi dari prinsip ini adalah
para pengembang kurikulum harus memahami betul tentang jenis dan hakikat dari
tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi.
b.
Prinsip
Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas berarti suatu kurikulum harus lentur (tidak
kaku), terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya, kurikulum didesain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan
tertentu. Meskipun demikian dalam proses pengembangan kurikulumnya harus
fleksibel. Di dalam kurikulum harus terdapat suatu sistem tertentu yang dapat
memberikan alternatif dalam mencapai tujuannya. Pengembangan kurikulum harus
menggunakan berbagai metode atau cara-cara tertentu yang sesuai dengan situasi
dan kondisi tertentu, tempat dimana kurikulum itu diterapkan.
c.
Prinsip
Kontinuitas
Prinsip kontinuitas artinya kurikulum dikembangkan secara
berkesinambungan, yang meliputi sinambung antar kelas maupun sinambung antar
jenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar proses pendidikan atau belajar
siswa bisa maju secara berkesinambungan. Pendidikan pada kelas atau jenjang
yang lebih rendah harus menjadi dasar untuk dilanjutkan pada kelas dan jenjang
di atasnya. Dengan demikian, akan terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan
prasyarat awal siswa (prerequisite)untuk mengikuti pendidikan pada kelas atau
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, juga terhindar dari adanya
pengulangan-pengulangan program dan aktivitas belajar yang tidak perlu
(negatively over laping) yang bisa menimbulkan pemborosan waktu, tenaga, dan
dana. Untuk itu, perlu adanya kerja sama di antara para pengembang kurikulum
dari berbagai kelas dan jenjang pendidikan.
d.
Prinsip
Praktis atau Efisiensi
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan prinsip praktis, yaitu
dapat dan mudah diterapkan di lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam
praktik pendidikan, sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Oleh karena itu
para pengembang kurikulum harus memahami terlebih dahulu situasi dan kondisi
tempat dimana kurikulum itu akan digunakan. Meskipun gambaran situasi dan
kondisi tentang tempat itu tidak diketahui secara rinci, tetapi paling tidak
gambaran umumnya harus diketahui. Pengetahuan akan tempat ini akan memandu
pengembangan kurikulum untuk mendesain kurikulum yang memenuhi prinsip praktis,
yaitu memungkinkan untuk diterapkan.
Salah
satu kriteria praktis itu adalah efisien, artinya tidak mahal alias murah. Hal
ini mengingat sumber daya pendidikan, personel-dana-fasilitas, keberadaannya
terbatas. Murah di sini merujuk pada pengertian bahwa kurikulum harus
dikembangkan secara efisien, tidak boros dan sesuai dengan tingkat kemampuan
yang dimiliki. Dengan demikian, akan terdapat keragaman tingkat kemampuan di
berbagai daerah dan sekolah penyelenggara pendidikan yang sifatnya relatif.
e.
Prinsip
Efektivitas
Prinsip ini menunjukan pada suatu pengertian bahwa kurikulum selalu
berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum merupakan
instrumen untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik
tujuan apa yang ingin dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan
dalam pemilihan dan penentuan isi, metode dan sistem evaluasi, serta model
konsep kurikulum apa yang akan digunakan. Disamping itu, tujuan juga akan
mengarahkan dan memudahkan dalam implementasi kurikulum itu sendiri.
2.
Prinsip
Khusus
Prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang hanya berlaku di
tempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip ini juga merujuk pada
prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum
secara khusus. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum khusus lainnya, yaitu
merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan komponen-komponen kurikulum, yang
mana antara satu komponen dengan komponen lainnya memiliki prinsip yang tidak
sama. Di bawah ini akan diuraikan beberapa prinsip pengembangan kurikulum
khusus yang dikemukakan Sukmadinata (2000), yaitu berkaitan dengan pengembangan
komponen-komponen kurikulum dengan sedikit modifikasi penulis dalam pola urutan
penjelasan. Adapun prinsip pengembangan kurikulum khusus yang dimaksud adalah :
a.
Prinsip
yang berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan
pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek (khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber
pada :
1)
Ketentuan
dan kebijakan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga
negara mengenai tujuan dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan
2)
Survei
mengenai persepsi orang tua dan masyarakat lainnya tentang kebutuhan mereka
yang diperoleh melalui angket atau wawancara dengan mereka
3)
Survei
tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui
angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa
4)
Survei
tentang manpower (sumber daya manusia/ tenaga kerja)
5)
Pengalaman
negara-negara lain dalam masalah yang sama
6)
Penelitian
b.
Prinsip
yang berkenaan dengan isi pendidikan
Beberapa
pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan isi pendidikan/ kurikulum,
yaitu :
1)
Perlu
penjabaran tujuan pendidikan, kurikulum dan pembelajaran ke dalam perbuatan
hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu hasil perbuatan hasil
belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar
2)
Isi
bahan pelajaran harus meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan
3)
Unit-unit
kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah
belajar, yaitu kognitif, sikap dan keterampilan, diberikan secara simultan
dalam urutan situasi belajar.
c.
Prinsip
yang berkenaan dengan proses pembelajaran
Untuk
menentukan pendekatan, strategi dan teknik apa yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran, hendaknya pengembangan kurikulum memperhatikan hal-hal berikut :
1)
Apakah
strategi/ metode/ teknikyang akan digunakan dalam proses pembelajaran cocok
untuk mengajarkan bahan pelajaran ?
2)
Apakah
strategi/ metode/ teknik tersebut menunjukan kegiatan yang bervariasi sehingga
dapat melayani perbedaan individual siswa ?
3)
Apakah
strategi/ metode/ teknik tersebut dapat memberikan urutan kegiatan yang
bertingkat-tingkat ?
4)
Apakah
strategi/ metode/ teknik tersebut dapat menunjukan berbagai kegiatan siswa
untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor ?
5)
Apakah
strategi/ metode/ teknik tersebut berorientasi kepada siswa, atau berorientasi
kepada guru, atau keduanya ?
6)
Apakah
strategi/ metode/ teknik tersebut dapat mendorong berkembangnya kemampuan baru
?
7)
Apakah
strategi/ metode/ teknik tersebut dapat menimbulkan jalinan kegiatan belajar di
sekolah dan di rumah, juga mendorong sumber penggunaan belajar (learning
resources) yang ada di rumah dan masyarakat ?
8)
Untuk
belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning
by doing” di samping “ learning by seeing and knowing”
d.
Prinsip
yang berkenaan dengan media dan alat bantu pembelajaran
Untuk
mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien perlu didukung oleh
penggunaan media dan alat bantu pembelajaran yang tepat. Beberapa prinsip yang
bisa dijadikan pegangan untuk memilih dan menggunakan media dan alat bantu
pembelajaran :
1)
Media
tau alat bantu apa yang diperlukan dalam proses pembelajaran ?
apakah semuanya sudah tersedia ? Bila alat tersebut tidak ada, apakah ada penggantinya ?
apakah semuanya sudah tersedia ? Bila alat tersebut tidak ada, apakah ada penggantinya ?
2)
Kalau
ada yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana membuatnya, siapa yang
membuat, pembiayaannya, serta waktu pembuatannya ?
3)
Bagaimana
pengorganisasian media dan alat bentu pembelajaran, apakah dalam bentuk modul,
paket belajar atau ada bentuk lain ?
4)
Bagaimana
pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran ?
5)
Hasil
yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.
e.
Prinsip
yang berkenaan dengan evaluasi
Evaluasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Untuk itu,
pengembang kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi, yaitu
objektivitas, komprehensif, kooperatif, mendidik, akuntabilitas, dan praktis.
Dalam praktiknya, paling tidak ada lina fase yang harus diperhatikan
pengembangan kurikulum dalam kegiatan evaluasi, yaitu :
1)
Fase
perencanaan evaluasi
2)
Fase
pengembangan alat evaluasi
3)
Fase
pengumpulan data
4)
Fase
pengolahan hasil evaluasi
5)
Fase
laporan dan pemanfaatan hasil evaluasi
Demikian
uraian tentang prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang lazim digunakan.
Prinsip-prinsip yang disajikan di atas sifatnya tidak kaku, masih mungkin untuk
di modifikasi, di tambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan yang ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Kurniasih dan Syaripudin, Tatang. (2007). Landasan Filosofis
Pendidikan dan Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKPD Landasan
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Mudyahardo, Redja. (2001). Landasan-landaan Filosofis
Pendidikan. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Nasution, S. (1993), Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra
Aditya Bakti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar