Jumat, 14 September 2012

Macam-macam Prinsip Pengembangan Kurikulum I Prinsip Umum I Prinsip Khusus


 
       Macam-macam Prinsip Pengembangan Kurikulum

Terdapat banyak prinsip yang mungkin digunakan dalam pengembangan kurikulum. Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :

1.      Prinsip Umum
Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum di mana pun. Disamping itu, prinsip umum ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.

Sukmadinata (2000 : 150-151) menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip umum pengembangan kurikulum, yaitu :

a.      Prinsip Relevansi
Prinsip relevan artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ni ada dua jenis, yaitu :
§  Relevansi eksternal (external relevance) artinya kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang diprediksi pada masa yang akan datang. Intinya kurikulum harus bisa menyiapkan program belajar bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa beradaptasi dengan masyarakat, memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat serta situasi dan kondisi kehidupan masyarakat tempat di mana ia berada. Kurikulum bisa memenuhi prinsip relevan eksternal, apabila para pengembang kurikulum memiliki pengetahuan yang wawasan tentang kehidupan masyarakat pada masa kini dan masa datang.
§  Relevansi internal (internal relevance) yaitu kesesuaian antar komponen itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem yang dibangun oleh subsistem atau komponen, yaitu tujuan, isi, metode, dan evaluasi untuk mencapai tujuan tertentu, belajar dan kemampuan siswa. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang memenuhi syarat relevansi internal, yaitu adanya koherensi dan konsistensi antar komponennya. Hal ini harus diperhatikan karena setiap tujuan tertentu akan menuntut adanya isi, metode, dan sistem evaluasi tersendiri. Ketidak sesuaian dalam komponen-komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak akan bisa mencapai tujuannya secara optimal. Implikasi dari prinsip ini adalah para pengembang kurikulum harus memahami betul tentang jenis dan hakikat dari tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi.

b.      Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas berarti suatu kurikulum harus lentur (tidak kaku), terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya, kurikulum didesain untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Meskipun demikian dalam proses pengembangan kurikulumnya harus fleksibel. Di dalam kurikulum harus terdapat suatu sistem tertentu yang dapat memberikan alternatif dalam mencapai tujuannya. Pengembangan kurikulum harus menggunakan berbagai metode atau cara-cara tertentu yang sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu, tempat dimana kurikulum itu diterapkan.

c.       Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas artinya kurikulum dikembangkan secara berkesinambungan, yang meliputi sinambung antar kelas maupun sinambung antar jenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar proses pendidikan atau belajar siswa bisa maju secara berkesinambungan. Pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih rendah harus menjadi dasar untuk dilanjutkan pada kelas dan jenjang di atasnya. Dengan demikian, akan terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat awal siswa (prerequisite)untuk mengikuti pendidikan pada kelas atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi, juga terhindar dari adanya pengulangan-pengulangan program dan aktivitas belajar yang tidak perlu (negatively over laping) yang bisa menimbulkan pemborosan waktu, tenaga, dan dana. Untuk itu, perlu adanya kerja sama di antara para pengembang kurikulum dari berbagai kelas dan jenjang pendidikan.

d.      Prinsip Praktis atau Efisiensi
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan prinsip praktis, yaitu dapat dan mudah diterapkan di lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktik pendidikan, sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Oleh karena itu para pengembang kurikulum harus memahami terlebih dahulu situasi dan kondisi tempat dimana kurikulum itu akan digunakan. Meskipun gambaran situasi dan kondisi tentang tempat itu tidak diketahui secara rinci, tetapi paling tidak gambaran umumnya harus diketahui. Pengetahuan akan tempat ini akan memandu pengembangan kurikulum untuk mendesain kurikulum yang memenuhi prinsip praktis, yaitu memungkinkan untuk diterapkan.
Salah satu kriteria praktis itu adalah efisien, artinya tidak mahal alias murah. Hal ini mengingat sumber daya pendidikan, personel-dana-fasilitas, keberadaannya terbatas. Murah di sini merujuk pada pengertian bahwa kurikulum harus dikembangkan secara efisien, tidak boros dan sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian, akan terdapat keragaman tingkat kemampuan di berbagai daerah dan sekolah penyelenggara pendidikan yang sifatnya relatif. 
e.       Prinsip Efektivitas
Prinsip ini menunjukan pada suatu pengertian bahwa kurikulum selalu berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum merupakan instrumen untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik tujuan apa yang ingin dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan dalam pemilihan dan penentuan isi, metode dan sistem evaluasi, serta model konsep kurikulum apa yang akan digunakan. Disamping itu, tujuan juga akan mengarahkan dan memudahkan dalam implementasi kurikulum itu sendiri.
2.      Prinsip Khusus
Prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara khusus. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum khusus lainnya, yaitu merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan komponen-komponen kurikulum, yang mana antara satu komponen dengan komponen lainnya memiliki prinsip yang tidak sama. Di bawah ini akan diuraikan beberapa prinsip pengembangan kurikulum khusus yang dikemukakan Sukmadinata (2000), yaitu berkaitan dengan pengembangan komponen-komponen kurikulum dengan sedikit modifikasi penulis dalam pola urutan penjelasan. Adapun prinsip pengembangan kurikulum khusus yang dimaksud adalah :
a.      Prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada :
1)      Ketentuan dan kebijakan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan
2)      Survei mengenai persepsi orang tua dan masyarakat lainnya tentang kebutuhan mereka yang diperoleh melalui angket atau wawancara dengan mereka
3)      Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa
4)      Survei tentang manpower (sumber daya manusia/ tenaga kerja)
5)      Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama
6)      Penelitian
b.      Prinsip yang berkenaan dengan isi pendidikan
Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan isi pendidikan/ kurikulum, yaitu :
1)      Perlu penjabaran tujuan pendidikan, kurikulum dan pembelajaran ke dalam perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu hasil perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar
2)      Isi bahan pelajaran harus meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan
3)      Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu kognitif, sikap dan keterampilan, diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
c.       Prinsip yang berkenaan dengan proses pembelajaran
Untuk menentukan pendekatan, strategi dan teknik apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, hendaknya pengembangan kurikulum memperhatikan hal-hal berikut :
1)      Apakah strategi/ metode/ teknikyang akan digunakan dalam proses pembelajaran cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran ?
2)      Apakah strategi/ metode/ teknik tersebut menunjukan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa ?
3)      Apakah strategi/ metode/ teknik tersebut dapat memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat ?
4)      Apakah strategi/ metode/ teknik tersebut dapat menunjukan berbagai kegiatan siswa untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor ?
5)      Apakah strategi/ metode/ teknik tersebut berorientasi kepada siswa, atau berorientasi kepada guru, atau keduanya ?
6)      Apakah strategi/ metode/ teknik tersebut dapat mendorong berkembangnya kemampuan baru ?
7)      Apakah strategi/ metode/ teknik tersebut dapat menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di rumah, juga mendorong sumber penggunaan belajar (learning resources) yang ada di rumah dan masyarakat ?
8)      Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning by doing” di samping “ learning by seeing and knowing”
d.      Prinsip yang berkenaan dengan media dan alat bantu pembelajaran
Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien perlu didukung oleh penggunaan media dan alat bantu pembelajaran yang tepat. Beberapa prinsip yang bisa dijadikan pegangan untuk memilih dan menggunakan media dan alat bantu pembelajaran :
1)      Media tau alat bantu apa yang diperlukan dalam proses pembelajaran ?
apakah semuanya sudah tersedia ? Bila alat tersebut tidak ada, apakah ada penggantinya ?
2)      Kalau ada yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana membuatnya, siapa yang membuat, pembiayaannya, serta waktu pembuatannya ?
3)      Bagaimana pengorganisasian media dan alat bentu pembelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar atau ada bentuk lain ?
4)      Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran ?
5)      Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.
e.       Prinsip yang berkenaan dengan evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Untuk itu, pengembang kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi, yaitu objektivitas, komprehensif, kooperatif, mendidik, akuntabilitas, dan praktis. Dalam praktiknya, paling tidak ada lina fase yang harus diperhatikan pengembangan kurikulum dalam kegiatan evaluasi, yaitu :
1)      Fase perencanaan evaluasi
2)      Fase pengembangan alat evaluasi
3)      Fase pengumpulan data
4)      Fase pengolahan hasil evaluasi
5)      Fase laporan dan pemanfaatan hasil evaluasi  

Demikian uraian tentang prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang lazim digunakan. Prinsip-prinsip yang disajikan di atas sifatnya tidak kaku, masih mungkin untuk di modifikasi, di tambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniasih dan Syaripudin, Tatang. (2007). Landasan Filosofis Pendidikan dan Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKPD Landasan Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Mudyahardo, Redja. (2001). Landasan-landaan Filosofis Pendidikan. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Nasution, S. (1993), Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bakti

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...