A. Pengertian Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan
Lingkungan adalah ruang
dan waktu yang menjadi eksistensi (keberadaan) manusia. Dalam pandangan Islam,
lingkungan yang baik adalah lingkungan yang di ridhoi Allah SWT dan Rosulullah
SAW.
Lingkungan adalah
segala sesuatu baik fisik, biologis, maupun sosial yang berada di sekitar
manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan manusia (Lennihan dan Fletter, 1989).
Menurut Sartain ( Ahli
psikologi Amerika ), yang di maksud dengan lingkungan adalah meliputi kondisi
dan alam dunia ini yang dengan cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, dan
perkembangan atau life proceses.
Adapun lingkungan yang
salah atau jelek bukan lingkungannya, melainkan manusia yang memakai dan
mengambil manfaat lingkungan yang bersangkutan. Pada dasarnya semua lingkungan
itu karunia Allah. Hanya saja terkadang manusia yang menjadikan lingkungan itu
kotor.
Bagi umat islam, lingkungan
yang baik dan berpengaruh dalam meningkatkan akhlak yang mulia adalah lingkungan
yang sehat dan yang dijadikan berbagai kegiatan yang bermanfaat, seperti
pendidikan islam, dan aktivitas islam lainnya.
2.
Pengertian Lembaga Pendidikan
Lembaga menurut bahasa
adalah “badan” atau “organisasi” (tempat berkumpul). (Depdikbud, 1994: 851).
Badan (lembaga) pendidikan, menurut Ahmad D. Marimba adalah organisasi atau
kelompok manusia yang karena satu dan lain hal memikul tanggung jawab
pendidikan kepada siterdidik sesuai dengan badan tersebut (Marimba, 1987: 56).
Lembaga pendidikan
Islam ialah suatu bentuk organisasi yang diadakan untuk mengembangkan
lembaga-lembaga Islam yang baik yang permanen maupun yang berubah-ubah dan
mempunyai pola-pola tertentu dalam memerankan fungsinya, serta mempunyai
struktur tersendiri yang dapat mengikat individu yang berada dalam naungannya,
sehingga lembaga ini mempunyai kekuatan hukum tersendiri. (Muhaimin, 1993:
286).
Berdasarkan pengertian
di atas dapat dipahami bahwa lembaga pendidikan Islam adalah tempat atau
organisasi yang menyelenggarakan pendidikan Islam yang mempunyai struktur yang
jelas dan bertanggung jawab atas terlaksananya pendidikan Islam. Oleh karena
itu, lembaga pendidikan Islam tersebut harus dapat menciptakan suasana yang
memungkinkan terlaksananya pendidikan dengan baik, menurut tugas yang diberikan
kepadanya, seperti sekolah (madrasah) yang melaksanakan proses pendidikan
Islam.
B.
Berbagai
Jenis Lingkungan dan Perannya Masing-masing
Di lihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak
didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia
mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat yang di sebut
tri pusat pendidikan.
1. Lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua,
bersifat informal yang pertama dan utama di alami oleh anak serta lembaga
pendidikan yang bersifat kodrati orang bertanggung jawab memelihara, merawat,
melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi untuk :
- Sebagai pengalaman pertama masa kanak – kanak
- Menanamkan dasar pendidikan moral
- Menjamin kehidupan emosional anak
- Memberikan dasar pendidikan sosial
- Meletakkan dasar – dasar pendidikan agama bagi anak
2. Lingkungan sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat di laksanakan
oleh orang tua dalam keluarga, terutama hal pengetahuan dan berbagai ilmu
pendidikan.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak –
anak mereka di serahkan kepadanya.
Sekolah bertanggung jawab sebagai :
- Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan – kebiasaan yang baik sera menanamkan budi pekerti yang baik.
- Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar di berikan di rumah.
- Sekolah melatih anak – anak memperoleh kecakapan – kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
- Di sekolah di berikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, dan lain sebagainya.
3. Lingkungan Masyarakat
Dalam konteks pendidikan masyarakat merupakan
lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang di alami di masyarakat ini
telah mulai ketika anak – anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan
keluarga.
Corak dan ragam pendidikan yang di alami seseorang
dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan
kebiasaan, pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan
keagamaan.
C. Bentuk-bentuk Lembaga Pendidikan dalam Islam
Menurut Sidi Gazalba,
lembaga yang berkewajiban melaksanakan pendidikan Islam itu adalah:
1)
Rumah tangga, yaitu pendidikan primer
untuk fase bayi dan fase kanak-kanak sampai usia sekolah. Pendidiknya adalah
orang tua, sanak kerabat, famili, saudara-saudara, teman sepermainan, dan
kenalan pergaulan.
2)
Sekolah, yaitu pendidik sekunder yang
mendidik anak mulai dari usia masuk sekolah sampai ia keluar dari sekolah
tersebut. Pendidiknya adalah guru yang professional.
3)
Kesatuan sosial, yaitu pendidikan tertier yang merupakan pendidikan yang
terakhir tetapi bersifat permanen. Pendidiknya adalah kebudayaan, adat
istiadat, dan suasana masyarakat setempat (Gazalba, 1970: 26 -27)
Zuhairini (1992: 177)
mengemukakan bahwa pada garis besarnya, lembaga-lembaga pendidikan Islam itu
dapat dibedakan kepada tiga macam, yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat.
1.
Keluarga
Menurut Hammudah Abd
al-Ati, definisi keluarga secara operasional adalah suatu struktur yang
bersifat khusus satu sama lain dalam keluarga mempunyai ikatan lewat hubungan
darah atau pernikahan. (Al-Ati, t.th.: 9).
Sistem kekeluargaan
yang diakui oleh Islam adalah “al-usrat al Zawjiyyah” (suami istri)
yaitu keluarga yang terdiri atas suami, istri dan anak-anak yang belum cukup
umur atau berumah tangga. Anak yang telah menikah dipandang telah membuat
keluarga pula. (Al-Syaibani, 1979: 205).
Keluarga merupakan
lembaga pendidikan yang pertama, tempat peserta didik pertama kali menerima
pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarga yang lain.
Keluargalah yang meletakkan dasar-dasar kepribadian anak karena pada masa ini,
anak lebih peka terhadap pengaruh pendidik (orang tuanya). (Zuhairini, 1991:
177).
Lembaga pendidikan
pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah tangga. Dalam sejarah tercatat
bahwa rumah tangga yang dijadikan basis dan markas pendidikan Islam adalah
rumah Arqam bin Abi Arqam. Rumah sebagai lembaga pendidikan dalam Islam sudah
diisyaratkan oleh Alquran, seperti yang terkandung dalam Q.S. As-Syura, 26: 214
yang terjemahannya “Berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang
terdekat”.
2.
Sekolah (Madrasah)
Sekolah adalah lembaga
pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga. Semakin besar anak, semakin
banyak kebutuhannya. Karena keterbatasannya, orang tua tidak mampu memenuhi
kebutuhan anak tersebut. Oleh karena itu, orang tua menyerahkan sebagian
tanggung jawabnya kepada sekolah.
Sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan, pendidikan, dan pengajaran
dengan sengaja, teratur dan terencana (Daradjat, 1993: 77). Pendidikan yang
berlangsung di sekolah bersifat sistematis, berjenjang dan dibagi dalam
waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi. (Marimba, 1987: 61)
Masa sekolah bukan
satu-satunya masa baik setiap orang untuk belajar. Namun disadari bahwa sekolah
merupakan tempat dan saat yang strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk
membina peserta didik dalam menghadapi kehidupan masa depan.
Tugas guru dan pimpinan
sekolah, di samping memberikan pendidikan budi pekerti dan keagamaan, juga
memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan. Pendidikan budi pekerti dan keagamaan
di sekolah haruslah merupakan lanjutan, setidak-tidaknya jangan bertentangan
dengan apa yang diberikan dalam keluarga.
3.
Masyarakat
Masyarakat turut serta
dalam memikul tanggung jawab pendidikan. Masyarakat dapat diartikan sebagai
kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan Negara, kebudayaan dan
agama setiap masyarakat. Masyarakat mempunyai pengaruh besar terhadap
pendidikan anak terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada di
dalamnya.
Masyarakat merupakan
lembaga pendidikan yang kedua setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan ini
telah dimulai sejak anak-anak, berlangsung beberapa jam dalam satu hari selepas
dari pendidikan keluarga dan sekolah. Corak pendidikan yang diterima peserta
didik dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang, baik
pembentuk kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat, maupun
pembentukan kesusilaan dan keagamaan. (Zuhairini, 1992: 180).
Di
antara badan-badan pendidikan kemasyarakatan dapat disebutkan antara lain:
1)
Kepanduan (pramuka)
2)
Perkumpulan-perkumpulan olah raga;
3)
Perkumpulan-perkumpulan pemuda dan pemudi;
4)
Perkumpulan-perkumpulan sementara, seperti Panitia Hari Besar Islam;
5)
Kesempatan-kesempatan berjemaah, seperti hari Jumat, acara tabligh, adanya
kerabat yang meninggal dunia;
6)
Perkumpulan-perkumpulan perekonomian seperti koperasi;
7)
Partai-partai politik; dan
8)
Perkumpulan-perkumpulan keagamaan. (Marimba, 1987: 64).
Aktivitas dan interaksi
antarsesama manusia dalam badan-badan di atas banyak mempengaruhi perkembangan
kepribadian anggota-anggotanya. Bila di dalamnya hidup suasana yang islami,
maka kepribadian anggotanya cenderung berwarna islami pula. Sebaliknya jika
aktvitas dan interaksi di dalamnya bercorak sekuler, maka kepribadian
anggotanya akan cenderung begitu pula.
Sumber :
Blog Bukhari Umar
Blog
Rohani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar