A. ASTRONOMI
1. Definisi
Astronomi ialah cabang ilmu alam yang
melibatkan pengamatan benda-benda
langit (seperti
halnya bintang, planet, komet, nebula, gugus bintang, atau galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang
terjadi di luar atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar belakang kosmik (radiasi CMB). Ilmu ini secara pokok mempelajari
pelbagai sisi dari benda-benda langit — seperti asal-usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak — dan bagaimana
pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta.
Astronomi sebagai ilmu adalah salah satu yang tertua,
sebagaimana diketahui dari artifak-artifak astronomis yang berasal dari era
prasejarah; misalnya monumen-monumen dari Mesir dan Nubia, atau Stonehenge yang
berasal dari Britania.
Orang-orang dari peradaban-peradaban awal semacam Babilonia, Yunani, Cina, India, dan Maya juga
didapati telah melakukan pengamatan yang metodologis atas langit malam. Akan tetapi meskipun memiliki
sejarah yang panjang, astronomi baru dapat berkembang menjadi cabang ilmu
pengetahuan modern melalui penemuan teleskop.
Cukup banyak cabang-cabang ilmu yang pernah turut
disertakan sebagai bagian dari astronomi, dan apabila diperhatikan, sifat
cabang-cabang ini sangat beragam: dari astrometri, pelayaran berbasis angkasa, astronomi observasional, sampai dengan penyusunan kalender dan astrologi. Meski
demikian, dewasa ini astronomi profesional dianggap identik dengan astrofisika.
Astronom-astronom
amatir telah dan
terus berperan penting dalam banyak penemuan-penemuan astronomis, menjadikan
astronomi salah satu dari hanya sedikit ilmu pengetahuan di mana tenaga amatir
masih memegang peran aktif, terutama pada penemuan dan pengamatan
fenomena-fenomena sementara.
Astronomi harus dibedakan dari astrologi, yang
merupakan kepercayaan bahwa nasib dan urusan manusia berhubungan dengan letak
benda-benda langit seperti bintang atau rasinya. Memang betul bahwa dua bidang
ini memiliki asal-usul yang sama, namun pada saat ini keduanya sangat berbeda.
Kata astronomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata astron (ἄστρον,
"bintang") yang kemudian diberi akhiran -nomi dari nomos
(νόμος, "hukum" atau "budaya"). Maka secara harafiah ia
bermakna "hukum/budaya bintang-bintang".
Cabang-cabang ilmu astronomi
1. Astronomi observasional
Seperti diketahui, astronomi memerlukan informasi
tentang benda-benda
langit, dan sumber
informasi yang paling utama sejauh ini adalah radiasi elektromagnetik, atau lebih spesifiknya, cahaya tampak. Astronomi observasional bisa
dibagi lagi menurut daerah-daerah spektrum elektromagnetik yang diamati: sebagian dari
spektrum tersebut bisa diteliti melalui permukaan Bumi, sementara bagian lain hanya bisa
dijangkau dari ketinggian tertentu atau bahkan hanya dari ruang angkasa.
Keterangan lebih lengkap tentang pembagian-pembagian ini bisa dilihat di bawah:
2. Astronomi
radio
Astronomi observasional jenis ini mengamati radiasi
dengan panjang gelombang yang lebih
dari satu milimeter (perkiraan). Berbeda dengan jenis-jenis lainnya, astronomi observasional
tipe radio mengamati gelombang-gelombang yang bisa diperlakukan selayaknya gelombang, bukan foton-foton yang
diskrit. Dengan demikian pengukuran fase dan amplitudonya relatif
lebih gampang apabila dibandingkan dengan gelombang yang lebih pendek.
Gelombang radio bisa
dihasilkan oleh benda-benda astronomis melalui pancaran termal, namun
sebagian besar pancaran radio yang diamati dari Bumi adalah berupa radiasi
sinkrotron, yang
diproduksi ketika elektron-elektron berkisar di
sekeliling medan magnet. Sejumlah garis spektrum yang dihasilkan dari gas
antarbintang (misalnya
garis spektrum hidrogen pada 21 cm)
juga dapat diamati pada panjang gelombang radio.
Beberapa contoh benda-benda yang bisa diamati oleh
astronomi radio: supernova, gas
antarbintang, pulsar, dan inti galaksi
aktif (AGN - active
galactive nucleus).
3. Astronomi
inframerah
Astronomi inframerah melibatkan pendeteksian beserta
analisis atas radiasi inframerah (radiasi di
mana panjang gelombangnya melebihi cahaya merah). Sebagian besar radiasi jenis
ini diserap oleh atmosfer Bumi, kecuali yang panjang gelombangnya tidak berbeda
terlampau jauh dengan cahaya merah yang tampak. Oleh sebab itu, observatorium
yang hendak mengamati radiasi inframerah harus dibangun di tempat-tempat yang
tinggi dan tidak lembab, atau malah di ruang angkasa.
4. Astronomi
optikal
Dikenal juga sebagai astronomi cahaya tampak,
astronomi optikal mengamati radiasi elektromagnetik yang tampak oleh mata
telanjang manusia. Oleh sebab itu, ini merupakan cabang yang paling tua, karena
tidak memerlukan peralatan. Mulai dari penghujung abad ke-19 sampai kira-kira
seabad setelahnya, citra-citra astronomi optikal memakai teknik fotografis,
namun sebelum itu mereka harus digambar menggunakan tangan. Dewasa ini
detektor-detektor digitallah yang dipergunakan, terutama yang memakai CCD (charge-coupled
devices, peranti tergandeng-muatan).
5. Astronomi
ultraungu
Ultraungu yaitu
radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih kurang 100 sampai 3.200
Å (10-320 nm). Cahaya dengan panjang seperti ini diserap oleh atmosfer Bumi,
sehingga untuk mengamatinya harus dilakukan dari lapisan atmosfer bagian atas,
atau dari luar atmosfer (ruang angkasa). Astronomi jenis ini cocok untuk
mempelajari radiasi termal dan garis-garis spektrum pancaran dari
bintang-bintang biru yang bersuhu sangat tinggi (klasifikasi OB), sebab bintang-bintang seperti itu
sangat cemerlang radiasi ultraungunya — penelitian seperti ini sering dilakukan
dan mencakup bintang-bintang yang berada di galaksi-galaksi lain. Selain
bintang-bintang OB, benda-benda langit yang kerap diamati melalui astronomi
cabang ini antara lain nebula-nebula planet, sisa-sisa supernova, atau inti-inti galaksi aktif.
Diperlukan penyetelan yang berbeda untuk keperluan seperti demikian sebab
cahayanya mudah tertelan oleh debu-debu
antarbintang.
6. Astronomi
sinar-X
Benda-benda bisa memancarkan cahaya berpanjang gelombang
sinar-X melalui pancaran
sinkrotron (berasal
dari elektron-elektron yang berkisar di sekeliling medan magnet) atau melalui
pancaran termal gas pekat dan gas encer pada 107 K. Sinar-X juga
diserap oleh atmosfer, sehingga
pengamatan harus dilakukan dari atas balon, roket, atau satelit penelitian.
Sumber-sumber sinar-X antara lain bintang ganda sinar-X (X-ray
binary), pulsar, sisa-sisa supernova, galaksi elips, gugusan galaksi, serta inti galaksi aktif.
7. Astronomi
sinar-gamma
Astronomi sinar-gamma mempelajari benda-benda
astronomi pada panjang gelombang paling pendek (sinar-gamma). Sinar-gamma
bisa diamati secara langsung melalui satelit-satelit seperti Observatorium Sinar-Gamma Compton (CGRO), atau dengan jenis teleskop khusus yang
disebut teleskop Cherenkov (IACT). Teleskop jenis itu
sebetulnya tidak mendeteksi sinar-gamma, tapi mampu mendeteksi percikan cahaya
tampak yang dihasilkan dari proses penyerapan sinar-gamma oleh atmosfer.
Cabang-cabang spesifik
1. Astronomi
surya
Matahari adalah bintang yang terdekat dari Bumi pada
sekitar 8 menit cahaya, dan yang paling sering diteliti; ia merupakan bintang katai pada deret utama dengan klasifikasi G2 V dan usia sekitar 4,6 milyar
tahun. Walau tidak sampai tingkat bintang variabel, Matahari
mengalami sedikit perubahan cahaya melalui aktivitas yang dikenal sebagai siklus bintik
matahari — fluktuasi
pada angka bintik-bintik matahari selama sebelas tahun. Bintik matahari ialah daerah dengan suhu yang lebih
rendah dan aktivitas magnetis yang hebat.
Luminositas Matahari
terus bertambah kuat secara tetap sepanjang hidupnya, dan sejak pertama kali
menjadi bintang deret utama sudah bertambah sebanyak 40%. Matahari juga telah
tercatat melakukan perubahan periodik dalam luminositas, sesuatu yang bisa
menyebabkan akibat-akibat yang signifikan atas kehidupan di atas Bumi. Misalnya
periode minimum Maunder, yang sampai menyebabkan fenomena zaman es kecil pada Abad Pertengahan.
Permukaan luar Matahari yang bisa kita lihat disebut fotosfer. Di atasnya
ada lapisan tipis yang biasanya tidak terlihat karena terangnya fotosfer, yaitu
kromosfer. Di atasnya lagi ada lapisan transisi di mana suhu
bisa naik secara cepat, dan di atasnya terdapatlah korona yang sangat panas.
2. Ilmu
keplanetan
Cabang astronomi ini meneliti susunan planet, bulan, planet katai, komet, asteroid, serta
benda-benda langit lain yang mengelilingi bintang, terutama Matahari, walau
ilmu ini meliputi juga planet-planet luar surya. Tata Surya kita
sendiri sudah dipelajari secara mendalam — pertama-tama melalui teleskop dan
kemudian menggunakan wahana-wahana antariksa — sehingga pemahaman sekarang mengenai formasi dan evolusi sistem
keplanetan ini sudah sangat baik, walaupun masih ada penemuan-penemuan baru
yang terjadi.
Tata Surya dibagi menjadi beberapa kelompok: planet-planet
bagian dalam, sabuk asteroid, dan
planet-planet bagian luar. Planet-planet bagian dalam adalah planet-planet bersifat kebumian yaitu Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
Planet-planet bagian luar adalah raksasa-raksasa gas Tata Surya yaitu Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Apabila
kita pergi lebih jauh lagi, maka akan ditemukan benda-benda trans-Neptunus: pertama sabuk Kuiper dan
akhirnya awan Oort yang bisa membentang sampai satu
tahun cahaya.
Terbentuknya planet-planet bermula pada sebuah cakram
protoplanet yang
mengitari Matahari pada periode-periode awalnya. Dari cakram ini terwujudlah
gumpalan-gumpalan materi melalui proses yang melibatkan tarikan gravitasi,
benturan, dan akresi; gumpalan-gumpalan ini kemudian lama-kelamaan menjadi
kumpulan protoplanet. Karena tekanan radiasi dari angin surya terus mendorong materi-materi yang
belum menggumpal, hanya planet-planet yang massanya cukup besar yang mampu
mempertahankan atmosfer berbentuk gas. Planet-planet muda ini terus menyapu dan
memuntahkan materi-materi yang tersisa, menghasilkan sebuah periode penghancuran
yang hebat. Sisa-sisa periode ini bisa dilihat melalui banyaknya kawah-kawah tabrakan di permukaan Bulan. Adapun dalam
jangka waktu ini sebagian dari protoplanet-protoplanet yang ada mungkin
bertabrakan satu sama lain; kemungkinan besar tabrakan
seperti itulah yang melahirkan Bulan kita.
Ketika suatu planet mencapai massa tertentu,
materi-materi dengan massa jenis yang berlainan mulai saling memisahkan diri
dalam proses yang disebut diferensiasi
planet. Proses
demikian bisa menghasilkan inti yang berbatu-batu atau terdiri dari
materi-materi logam, diliputi oleh lapisan mantel dan lalu permukaan luar. Inti
planet ini bisa terbagi menjadi daerah-daerah yang padat dan cair, dan beberapa
mampu menghasilkan medan magnet mereka
sendiri, sehingga planet dapat terlindungi dari angin surya.
3. Astronomi
bintang
Nebula Semut. Gas yang dimuntahkan dari bintang
sekarat di tengahnya tidak biasa karena membentuk pola yang simetris, bukan
semrawut seperti ledakan pada umumnya.
Untuk
memahami alam semesta, penelitian atas bintang-bintang dan
bagaimana mereka berevolusi sangatlah
fundamental. Astrofisika yang berkenaan dengan bintang sendiri bisa diketahui
baik lewat segi pengamatan maupun segi teoretis, serta juga melalui simulasi
komputer.
Bintang terbentuk pada awan-awan
molekul raksasa, yaitu
daerah-daerah yang padat akan debu dan gas. Ketika kehilangan kestabilannya,
serpihan-serpihan dari awan-awan ini bisa runtuh di bawah gaya gravitasi dan
membentuk protobintang. Apabila
bagian intinya mencapai kepadatan dan suhu tertentu, fusi nuklir akan dipicu
dan akan terbentuklah sebuah bintang deret utama.
Nyaris semua unsur yang lebih berat dari hidrogen dan helium merupakan
hasil dari proses yang
terjadi di dalam inti bintang-bintang.
Ciri-ciri yang akan dimiliki oleh suatu bintang secara
garis besar ditentukan oleh massa awalnya: semakin besar massanya, maka semakin
tinggi pula luminositasnya, dan semakin cepat pula ia akan menghabiskan bahan
bakar hidrogen pada inti. Lambat laun, bahan bakar hidrogen ini akan diubah
menjadi helium, dan bintang yang bersangkutan akan mulai berevolusi. Untuk
melakukan fusi helium, diperlukan suhu inti yang lebih tinggi, oleh sebab itu
intinya akan semakin padat dan ukuran bintang pun berlipat ganda — bintang ini
telah menjadi sebuah raksasa merah. Fase raksasa merah ini relatif
singkat, sampai bahan bakar heliumnya juga sudah habis terpakai. Kalau bintang
tersebut memiliki massa yang sangat besar, maka akan dimulai fase-fase evolusi
di mana ia semakin mengecil secara bertahap, sebab terpaksa melakukan fusi
nuklir terhadap unsur-unsur yang lebih berat.
3. Astronomi
galaksi
Tata Surya kita
beredar di dalam Bima Sakti, sebuah galaksi spiral berpalang di Grup Lokal. Ia merupakan salah satu yang
paling menonjol di kumpulan galaksi tersebut. Bima Sakti merotasi materi-materi
gas, debu, bintang, dan benda-benda lain, semuanya berkumpul akibat tarikan
gaya gravitasi bersama. Bumi sendiri terletak pada sebuah lengan galaksi
berdebu yang ada di bagian luar, sehingga banyak daerah-daerah Bima Sakti yang
tidak terlihat.
Pada pusat galaksi ialah bagian inti, semacam tonjolan
berbentuk seperti batang; diyakini bahwa terdapat sebuah lubang hitam supermasif di bagian pusat ini. Bagian ini dikelilingi oleh empat lengan utama yang
melingkar dari tengah menuju arah luar, dan isinya kaya akan fenomena-fenomena
pembentukan bintang, sehingga memuat banyak bintang-bintang muda (metalisitas populasi I). Cakram ini lalu diliputi oleh cincin galaksi yang berisi bintang-bintang yang
lebih tua (metalisitas populasi II) dan juga gugusan-gugusan
bintang berbentuk bola (globular),
yaitu semacam kumpulan-kumpulan bintang yang relatif lebih padat.
Daerah di antara bintang-bintang disebut medium antarbintang, yaitu daerah dengan kandungan
materi yang jarang — bagian-bagiannya yang relatif terpadat adalah awan-awan molekul berisi hidrogen dan unsur
lainnya, tempat di mana banyak bintang baru akan lahir. Awalnya akan terbentuk
sebuah inti
pra-bintang atau nebula gelap yang merapat dan kemudian runtuh
(dalam volume yang ditentukan oleh panjang Jeans) untuk membangun protobintang.
Ketika sudah banyak bintang besar yang muncul, mereka
akan mengubah awan molekul menjadi awan daerah H II, yaitu awan dengan gas berpijar dan
plasma. Pada akhirnya angin serta
ledakan supernova yang berasal dari bintang-bintang ini akan memencarkan awan
yang tersisa, biasanya menghasilkan sebuah (atau lebih dari satu) gugusan bintang terbuka yang baru. Gugusan-gugusan ini
lambat laun berpendar, dan bintang-bintangnya bergabung dengan Bima Sakti.
Sejumlah penelitian kinematika berkenaan dengan
materi-materi di Bima Sakti (dan galaksi lainnya) menunjukkan bahwa
materi-materi yang tampak massanya kurang dari massa seluruh galaksi. Ini
menandakan terdapat apa yang disebut materi gelap yang
bertanggung jawab atas sebagian besar massa keseluruhan, tapi banyak hal yang
belum diketahui mengenai materi misterius ini.
4. Astronomi
ekstragalaksi
Citra di atas menampilkan beberapa benda biru berbentuk lingkaran; ini
adalah gambar-gambar dari galaksi yang sama, tergandakan oleh efek lensa
gravitasional yang
disebabkan oleh gugusan galaksi-galaksi kuning pada bagian tengah foto. Efek
lensa itu dihasilkan medan gravitasi gugusan dan membelokkan cahaya sehingga
gambar salah satu benda yang lebih jauh diperbesar dan terdistorsi.
Penelitian benda-benda yang berada di luar galaksi
kita — astronomi ekstragalaksi — merupakan cabang yang mempelajari formasi dan evolusi galaksi-galaksi, morfologi dan klasifikasi mereka, serta pengamatan atas galaksi-galaksi aktif beserta grup-grup dan gugusan-gugusan galaksi. Ini, terutama yang disebutkan belakangan, penting
untuk memahami struktur alam semesta dalam skala
besar.
Kebanyakan galaksi akan
membentuk wujud-wujud tertentu, sehingga pengklasifikasiannya bisa disusun
berdasarkan wujud-wujud tersebut. Biasanya, mereka dibagi-bagi menjadi galaksi-galaksi spiral, elips, dan tak beraturan.
Persis seperti namanya, galaksi elips berbentuk
seperti elips. Bintang-bintang berputar pata garis edarnya secara acak tanpa menuju arah yang jelas.
Galaksi-galaksi seperti ini kandungan debu antarbintangnya sangat sedikit atau
malah tidak ada; daerah penghasil bintangnya tidak banyak; dan rata-rata
penghuninya bintang-bintang yang sudah tua. Biasanya galaksi elips ditemukan
pada bagian inti gugusan galaksi, dan bisa terlahir melalui peleburan
galaksi-galaksi besar.
Galaksi spiral membentuk cakram gepeng yang berotasi,
biasanya dengan tonjolan atau batangan pada bagian tengah dan lengan-lengan
spiral cemerlang yang timbul dari bagian tersebut. Lengan-lengan ini ialah
lapangan berdebu tempat lahirnya bintang-bintang baru, dan penghuninya adalah
bintang-bintang muda yang bermassa besar dan berpijar biru. Umumnya, galaksi
spiral akan dikelilingi oleh cincin yang tersusun atas bintang-bintang yang
lebih tua. Contoh galaksi semacam ini adalah Bima Sakti dan Andromeda.
Galaksi-galaksi tak beraturan bentuknya kacau dan
tidak menyerupai bangun tertentu seperti spiral atau elips. Kira-kira
seperempat dari galaksi-galaksi tergolong tak beraturan, barangkali disebabkan
oleh interaksi gravitasi.
Sebuah galaksi dikatakan aktif apabila memancarkan jumlah energi yang
signifikan dari sumber selain bintang-bintang, debu, atau gas; juga, apabila
sumber tenaganya berasal dari daerah padat di sekitar inti — kemungkinan sebuah
lubang hitam supermasif yang memancarkan radiasi benda-benda yang ia telan.
Apabila sebuah galaksi aktif memiliki radiasi spektrum radio yang sangat
terang serta memancarkan jalaran gas dalam jumlah besar, maka galaksi tersebut
tergolong galaksi radio. Contoh galaksi seperti ini adalah galaksi-galaksi Seyfert, kuasar, dan blazar. Kuasar sekarang diyakini sebagai
benda yang paling dapat dipastikan sangat cemerlang; tidak pernah ditemukan
spesimen yang redup.
Struktur skala besar dari alam semesta sekarang digambarkan sebagai
kumpulan dari grup-grup dan gugusan-gugusan galaksi. Struktur ini diklasifikasi
lagi dalam sebuah hierarki pengelompokan; yang terbesar adalah maha-gugusan (supercluster). Kemudian
kelompok-kelompok ini disusun menjadi filamen-filamen dan dinding-dinding galaksi, dengan
kehampaan di antara mereka.
5. Kosmologi
Kosmologi, berasal dari bahasa Yunani kosmos (κόσμος,
"dunia") dan akhiran -logia dari logos (λόγος,
"pembelajaran") dapat dipahami sebagai upaya meneliti alam semesta
secara keseluruhan.
Pengamatan atas struktur skala besar alam semesta, yaitu cabang yang
dikenal sebagai kosmologi fisik, telah
menyumbangkan pemahaman yang mendalam tentang formasi dan evolusi jagat raya.
Salah satu teori yang paling penting (dan sudah diterima luas) adalah teori Dentuman Besar, yang menyatakan bahwa dunia
bermula pada satu titik dan mengembang selama 13,7 milyar tahun sampai ke masa
sekarang. Gagasan ini bisa dilacak kembali pada penemuan radiasi CMB pada tahun 1965.
B. ILMU ALAM
Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science; atau ilmu pengetahuan alam) adalah istilah
yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah
benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun.
Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti
harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains
merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan
bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan
mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak
dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably
Joint" (Agus. S. 2003: 11)
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan
untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang
gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains
ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam
sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang
keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.
Matematika tidak
dianggap sebagai ilmu alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia
alat/perangkat dan kerangka kerja yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah
ilmu alam juga digunakan untuk mengenali "ilmu" sebagai disiplin yang
mengikuti metode ilmiah, berbeda
dengan filsafat alam. Di sekolah, ilmu alam dipelajari
secara umum di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam(biasa disingkat IPA).
Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang
kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti.
Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah
"ilmu alam" kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam
pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat menjadi
arti alternatif bagi biologi, terlibat
dalam proses-proses biologis, dan dibedakan dari ilmu fisik (terkait dengan hukum-hukum fisika
dan kimia yang mendasari alam semesta).
Cabang utama
Cabang-cabang
utama dari ilmu alam adalah:
C. ILMU OPTIK
Optika
adalah cabang fisika yang menggambarkan sifat cahaya serta interaksi cahaya
dengan materi optika menerangkan dan diwarnai oleh gejala optis. Kata optik
berasal dari bahasa latin berarti “tampilan”.
Bidang optika
menggambarkan sifat cahaya yang tampak, inframerah dan ultraviolet. Akan
tetapi, karena cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, gejala yang sama
juga terjadi dalam sinar–X, gelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk lain
dari radiasi elektromagnetik, serta pada sorotan partikel muatan (charged beam). Dan optik secara umum
dapat dianggap sebagai bagian keelektromagnetikan. Beberapa gejala optis
bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optika
hingga mekanika kuantum.
Bidang optika memiliki
identitas, masyarakat, dan konferensi sendiri. Aspek keilmuannya sering disebut
ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik.
Optik dibagi ke dalam
beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
1. optik klasik
Sebelum menjadi penting,
optik quantum awalnya terdiri atas aplikasi elektromagnetik klasik dan
pendekatan frekuensi tinggi untuk cahaya. Optik klasik terbagi atas dua cabang
utama, yaitu:
a. optik geometris atau optik sinar, menjelaskan propagasi
cahaya dalam bentuk sinar. Sinar dibelokkan di antarmuka antara dua medium yang
berbeda, dan dapat berbentuk kurva di dalam medium yang indeks-refraksinya
merupakan fungsi dari posisi.
b. optik fisik atau optik gelombang membentuk prinsip
Huygens dan memodelkan propagasi dari muka gelombang kompleks melalui sistem
optis, termasuk amplitudo dan fase gelombang. Tehnik ini, yang biasanya
diterapkan secara numerik pada, dapat menghitung efek difraksi, interferensi,
polarisasi, serta efek komplek lain.
2. optik modern
Optik modern meliputi
bidang ilmu dan rekayasa optik yang menjadi terkenal pada abad ke-20.
Bidang-bidang ilmu optik ini biasanya berhubungan dengan elektromagnetik atau
sifat kuantum dari cahaya, tetapi tidak termasuk topik yang lain.
D. MINERALOGI
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang
berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika
(termasuk optik) dari mineral. Studi ini
juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral.
Pada awalnya, mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem
klasifikasi mineral
pembentuk batuan. International Mineralogical Association merupakan suatu
organisasi yang beranggotakan organisasi-organisasi yang mewakili para ahli
mineralogi dari masing-masing negara. Aktivitasnya mencakup mengelolaan
penamaan mineral (melalui Komisi Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral
yang telah diketahui, dsb. Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari 4000 spesies mineral yang diakui oleh IMA. Dari
kesemua itu, 150 dapat digolongkan “umum”, 50 lainnya “kadang-kadang”, dan
sisanya “jarang” sampai “sangat jarang”
Belakangan ini, dangan disebabkan oleh perkembangan
teknik eksperimental (seperti defraksi
neutron) dan
kemampuan komputasi yang ada, telah memungkinkan simulasi prilaku kristal berskala
atom dengan sangat akurat, ilmu ini telah berkembang luas hingga mencakup
permasalahan yang lebih umum dalam bidang kimia anorganik dan fisika padat. Meskipun demikan, bidang ini tetap
berfokus pada struktur kristal yang umumnya dijumpai pada mineral pembentuk
batuan (seperti pada perovskites, mineral lempung dan kerangka
silikat). Secara
khusus, bidang ini telah mencapai kemajuan mengenai hubungan struktur mineral
dan kegunaannya; di alam, contoh yang menonjol berupa akurasi perhitungan dan
perkiraan sifat elastic mineral, yang telah membuka pengetahuan yang mendalam
mengenai prilaku seismik batuan dan ketidakselarasan yang
berhubungan dengan kedalaman pada seismiogram dari mantel bumi. Sehingga, dalam kaitannya dengan
hubungan antara fenomena berskala atom dan sifat-sifat makro, ilmu mineral
(seperti yang umumnya diketahui saat ini) kemungkinan lebih berhubungan dengan ilmu material daripada ilmu lainnya
E. MEKANIKA
Mekanika (Bahasa Latin mechanicus, dari Bahasa Yunani mechanikos, "seseorang
yang ahli di bidang mesin") adalah jenis ilmu khusus yang mempelajari fungsi dan
pelaksanaan mesin, alat atau benda yang seperti mesin.mekanika
merupakan bagian yang sangat penting dalam ilmu fisika terutama untuk ahli
saints dan ahli teknik.
Mekanika (Mechanics) juga berarti ilmu
pengetahuan yang mempelajari gerakan suatu benda serta efek gaya dalam gerakan
itu. Cabang ilmu Mekanika terbagi dua ; Mekanika Statik dan Mekanika
Dinamik , sedang Mekanika Dinamik dapat dibagi dua pula , yaitu Kinematik dan
Kinetik.
Sub-disiplin di mekanika
Di bawah ini
adalah 2 daftar subjek yang dipelajari di mekanika. Di antaranya :
1. Mekanika klasik
Berikut ini
adalah digolongkan sebagai mekanika klasik:
- Mekanika Newton, teori mengenai (kinematika) dan (dinamika)
- Mekanika Hamilton
- Mekanika Lagrang
- Mekanika celestial
- Astrodinamika, navigasi penerbangan, etc.
- Solid mechanics, elastisitas, sifat-sifat benda elastis.
- Mekanika fraktura
- Akustik, suara
- Statis,
- Mekanika fluida, pergerakan cairan
- Mekanika tanah, sifat-sifat mekanik dari tanah
- Continuum mechanics
- Hidrolika,sifat-sifat mekanika cairan
- Fluida statis
- Mekanika aplikasi atau Mekanika Teknik
- Biomekanika, solid, fluida,
- Biofisika, proses fisika dalam makluk hidup
- Mekanika statistik
- Relativitas atau mekanika Einstein, gravitasi semesta
2. Mekanika kuantum
- Fisika partikel, pergerakan, struktur, dan reaksi partikel
- Fisika nuklir, pergerakan, struktur, dan reaksi nucleus
- Condensed matter physics
- Mekanika kuantum statistik,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar