Minggu, 16 September 2012

PENGELOLAAN KEUANGAN




      A.    Sumber-Sumber Keuangan Dalam Satuan Kependidikan
                 Keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian pengelolaan pendidikan. Setiap lembaga pendidikan  selalu berhubungan dengan masalah keuangan, yang berkisar pada uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan lembaga pendidikan seperti perbaikan sarana dan prasarana dan sebagainya. Pengelolaan keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan, pelaporan, dan pertanggung jawaban yang dialokasikan untuk penyelenggaraan lembaga pendidikan. 

                 Tujuan pengelolaan keuangan adalah untuk mewujudkan tertib administrasi dan bisa dipertanggung jawabkan berdasar ketentuan yang sudah digariskan. Inti dari pengelolaan keuangan adalah pencapaian efisiensi dan keefektifan. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.

a)      Pengertian Manajemen/Pengelolaan Keuangan
                       Manajemen keuangan sendiri ini merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan  berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah.  Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.  

Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggungjawaban (Lipham, 1985; Keith, 1991).

                      Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan  Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.

                      Fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Sedangkan fungsi manajemen keuangan adalah mengatur penggunaaan dana dan pendapatan dana.Konsep biaya secara umum berlaku dalam produksi barang atau jasa. Produksi barang atau jasa yang memerlukan sejumlah pengorbanan dari pemilik faktor produksi. Jika seorang pemilik faktor produksi menyerahkan faktor produksi menyerahkan faktor produksi kepada seorang produsen atau pemasok barang atau jasa, maka biaya bagi pemilik faktor produksi yaitu hilangnya pemakaian (consumption forgone). Karena itu produsen wajar memperoleh biaya sebagai pengganti kerugian atas sejumlah faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan barang/jasa tersebut, baik berupa upah, gaji, honorarium, bunga, sewa, maupun ongkos-ongkos pembayaran.

                      Menurut J. Hallak dalam Analisis Biaya Pendidikan, biaya dalam arti yang umum yaitu dalam bentuk moneter/uang. Sementara STEPPES, Biro Perencanaan, Depdikbud menyatakan bahwa konsep biaya dalam pendidikan terdiri dari seluruh biaya yang dikeluarkan dan dimanfaatkan untuk penyelenggaraan pendidikan baik oleh pemerintah, perorangan dan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Biaya dalam pengertian yang bagi konsumen pemakai barang/jasa dianggap mewakili biaya sebenarnya yang dikeluarkan oleh produsen dan konsumen.

                      Dalam bidang pendidikan, para produsen ini mungkin saja terdiri dari pemerintah Departemen Pendidikan Nasional yang menangani sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan negeri, badan swasta, atau yayasan-yayasan pendidikan, atau lembaga-lembaga pendidikan non-formal (Pendidikan Luar Sekolah). Sedangkan para konsumen adalah peserta didik atau keluarga, pemerintah dan masyarakat yang menjadi pembeli atau pemakai jasa tersebut. Biaya bagi peserta didik atau keluarga yaitu uang sekolah dan beban pajak yang diperhitungkan harus dibayar sekolah.

b)     Dasar dan Sumber Keuangan
                      Sumber Keuangan Pendidikan terdapat pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31, ayat  (1) dan (2) mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pengajaran dan pemerintah mengusahakan dan melaksanakan satu sistem pengajaran nasional. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 ditegaskan bahwa secara jelas pengadaan dan pendayagunaan sumber-sumber daya pendidikan dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan atau keluarga peserta didik.Dimensi penerimaan meliputi hal-hal sebagai berikut:

a.       Hasil penerimaan pemerintah umum
b.      Penerimaan pemerintah khusus untuk pendidikan
c.       Iuran sekolah
d.      Sumbangan-sumbangan sukarela dari masyarakat

                      Dalam perspektif administrasi publik, tujuan manajemen keuangan pendidikan adalahmembantu pengelolaan sumber keuangan organisasi pendidikan serta menciptakan mekanisme pengendalian yang tepat, bagi pengambilan keputusan keuangan yang dalam pencapaian tujuan organisasi pendidikan yang transparan, akuntabel dan efektif.Pengendalian yang baik terhadap administrasi manajemen keuangan pendidikan akan memberikan pertanggungjawaban sosial yang baik kepada berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder)Untuk itu, dibutuhkan informasi tentang sumber-sumber pembiayaan pendidikan agar biaya yang ada dapat digunakan secara efisien dan efektif dalam pengelolaan biaya pendidikan di Indonesia.Sumber-Sumber Biaya Pendidikan. Sumber pembiayaan merupakan ketersedian sejumlah uang atau barang dan jasa yang dinyatakan dalam bentuk uang bagi penyelenggara pendidikan. Sumber-sumber pembiayaan pendidikan (penerimaan) Sumber Dari Pemerintah Pusat Dan Daerah Berupa APBN dan APBD melalui DAU dan DAK, Dana BOS dan BlockGrant. Sumber-sumber pendapatan dana:

a.       Sumber daya alam. Eksplorasi/ tambang emas, minyak, gas, batu bara, hasil hutan, hasil kelautan,dll.
b.      Hasil industry/ perusahaan BUMN, BUMD, industry pariwisata,dll.
c.       Pajak bumi dan bangunan, kekayaan, penghasilan perorangan, pendapatan penjualan, kendaraan bermotor, dll.

c)      Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah
                      Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:

1.      Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2.      Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
3.      Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

                      Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

d)   Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan
                      Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.

a.       Transparansi
                      Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.

                      Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.

b.      Akuntabilitas
                      Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah , (2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat

c.       Efektivitas
                      Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

d.      Efisiensi
                      Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency ”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:

a.       Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya:
                      Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan antara penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan

Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan daya C dan hasil D yang paling efisien, sedangkan penggunaan daya A dan hasil D menunjukkan paling tidak efisien.

b.      Dilihat dari segi hasil
                      Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.
Ragam efisiensi tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya tertentu dan ragam hasil yang diperoleh
Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil B paling tidak efisien. Sedangkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil D paling efisien.

Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan terhadap masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.

B.     Bentuk-Bentuk Pengeluaran Keuangan Untuk Realisasi Pendidikan
                 Mulyasa (2002) menjelaskan bahwa tugas pengelolaan keuangan dapat dibagi ke dalam tiga fase, yaitu financial planning, implementation, and evalution. Financial planning, merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan. Implementation, ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan. Evaluation, merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.

                 Untuk keperluan pertanggungjawaban, pengelolaan keuangan di sekolah dibebankan kepada kepala sekolah. Untuk operasional, pengelolaan keuangan biasanya dikelola oleh bendaharawan yang melakukan pembukuan sesuai dengan aturan yang berlaku. Kepala sekolah wajib melakukan pengawasan dalam penggunaan dana.

                 Penentuan pengeluaran biaya pendidikan di sekolah menurut Afifuddin (2005), melibatkan pertimbangan pada setiap kategori anggaran belanja negara, diantaranya:

1.      Pengawasan umum, dalam kategori ini termasuk sumber-sumber keuangan yang ditetapkan bagi pelaksanaan tugas-tugas administratif dan manajerial. Gaji para administrator, para pembantu administratif, serta biaya perlengkapan kantor dan pembekalan
2.      Pengajaran, kategori ini meliputi gaji guruu dan pengeluaran bagi buku-buku pelajaran, alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan dalam pengajaran, biasanya kategori ini mencapai 70-75% dari keseluruhan anggaran belanja negara
3.      Pelayanan bantuan, pengeluaran yang berkenaan dengan pelayanan-pelayanan kesehatan, bimbingan dan perpustakaan
4.      Pemeliharaan gedung, penggantian dan perbaikan perlengkapan, pemeliharaan gedung dan halaman sekolah
5.      Operasi, biaya telepon, air, listrik, sewa gedung, tanah dan gaji personil pemeliharaan gedung
6.      Pengeluaran tetap dan perkiraan pendapatan 

               Jenis Pengeluaran Pendidikan, dimensi alokasi secara garis besar dapat digolongkan ke dalam dua jenis pengeluaran, yaitu pengeluaran rutin yang sifatnya berulang dan pengeluaran kapital/modal. Pengeluaran rutin atau berulang adalah biaya yang dipergunakan secara berkala dalam suatu masa tertentu (bulanan atau tahunan) seperti gaji guru, gaji pengelola upah pegawai, dan dana-dana operasional. Dana yang dipergunakan dalam kegiatan rutin ini memerlukan pengelolaan yang baik, terutama bagi lembaga-lembaga pendidikan swasta atau mendapat bantuan dari pemerintah. Biaya modal dipergunakan untuk mendirikan bangunan sekolah, pembelian tanah, sarana pendidikan, poliklinik, sarana olahraga. Penggunaan dana tersebut bersumber dari anggaran pembangunan yang diusulkan melalui Daftar Isian Proyek (DIP).

               Manajemen Keuangan, setiap unit kerja selalu berhubungan dengan keuangan, demikian pula dengan sekolah. Sumber keuangan pendidikan berasal dari. Anggaran Negara, antara lain:

a.       Anggaran rutin, contoh untuk gaji pegawai, biaya ujian, biaya perawatan gedung,dll.
b.      Anggaran Pembangunan, contoh untuk kegiatan fisik yaitu pembuatan gedung, untuk non fisik yaitu Pelatihan atau Diklat pendidik.
       Dana Masyarakat yang termasuk dana masyarakat yaitu:
a.       Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP)
b.      Iuran BP3/ Komite sekolah
c.       Bantuan atau hibah dan lainnya yang sah menurut aturan yang ada.
Prosedur manajemen keuangan yaitu:
a.       Budgeting / penganggaran. Yang termasuk dalam kegiatan ini yaitu penggalian sumber dana dan merancang penggunaan dana tersebut. Membuat Rencana Anggaran dan Belanja Sekolah (RAPBS)
b.      Accounting / Pembukuan yaitu proses pencatan transaksi penggunaan dana untuk pertanggungjawaban.
c.       Auditing, pertanggungjawaban atau pengecekan antara laporan/pencatatan dengan hasil sesungguhnya dilapangan.
Instrumen administrasi keuangan, antara lain :
a.       Buku kas umum
b.      Buku kas tabelaris
c.       Daftar permintaan/penerimaan gaji (oleh bagian keuangan)
d.      Surat pertanggungjawaban (SPJ), contoh: kwitansi, daftar penerimaan gaji
e.       Daftar Pembayaran SPP
f.       Rencana Anggaran Pendapatan dab Belanja Sekolah (RAPBS)
Pemetaan Sekolah (School Maping)

               Metode perencanaan pendidikan secara mikro yang berupa proses penataan atau penataan kembali jaringan yang baru dengan daya tampung yang lebih besar, dimana sumber-sumber yang ada dapat digunakan secara optimal, di samping itu diusahakan mutu pendidikan yang lebih berbobot dan mempunyai relevansi dengan pembangunan. Tujuan dari pemetaan sekolah yaitu menata jaringan sekolah.Meningkatkan mutu pendidikan perencanaan dalam menentukan lokasi sekolah (membuka Cabang sekolah baru). Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemetaan sekolah, yaitu:

1.      Perkembangan pemukiman penduduk
2.      Perkembangan anak usia sekolah
3.      Lembaga pendidikan yang sudah ada
4.      Jaringan transportasi
5.      Pendayagunaan fasilitas
6.      Penyelenggaraan kurikulum.
Apabila akan membangun sebuah lembaga sekolah, sasaran optimal yang harus diperhatikan yaitu:
a.       Membangun sekolah ditempat yang banyak anak usia sekolah
b.      Membangun sekolah ditempat yang belum ada sekolah khususnya daerah terpencil
c.       Jangan sampai mengurangi jumlah murid sekolah lain yang sudah ada.
Dalam menentukan lokasi yang ideal untuk sekolah baru ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a.       Mudah dijangkau
b.      Jauh dari tempat yang ramai
c.       Lama tempuh tidak melebihi 15 menit atau 1,5 Km perjalanan
d.      Cukup murid 
e.   Tidak bertolak belakang dengan perkembangan pemikiran (primitif)




DAFTAR PUSTAKA


Sutikno, Sobry. 2010.”Pengelolaan Pendidikan”. Bandung: Prospect

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...