Sabtu, 22 September 2012

Batasan, Sikap dan Langkah - Langkah Operasional Ilmiah



Pengertian, Sikap dan Langkah – langkah Operasional Metode Ilmiah 

  a.      Metode Ilmiah
 
Ilmu pengetahuan dipelajari untuk menemukan kebenaran, tetapi kebenaran terdiri atas beberapa macam, bergantung pada metode yang digunakannya, di antaranya adalah sebagai berikut :

1.      Kebenaran absolut, yaitu kebenaran mutlak.
2.      Kebenaran relatif, merupakan kebenaran yang berubah-ubah.
3.    Kebenaran konsistensi, yaitu kebenaran yang disebabkan oleh adanya kesesuaian antara teori dan realitas.
4.   Kebenaran spekulatif, yaitu kebenaran yang bersifat kebetulan dengan sepenuhnya mengutamakan kekuatan logika yang sistematis dan mendalam.
5.      Kebenaran religius, yaitu kebenaran yang didasarkan pada keyakinan atas nilai-nilai agama.
6.      Kebenaran normatif, yaitu kebenaran yang didasarkan pada aturan dan tradisi yang berlaku di lingkungan masyarakat secara turun temurun.
7.      Kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang didasarkan pada uji coba empiris dan rasional.
Adapun kebutuhan-kebutuhan manusia dalam melakukan pemecahan masalah secara ilmiah adalah sebagai berikut :
1.      Kebutuhan terhadap teori. Teori adalah dalil bagi dasar-dasar pijakan pemecahan masalah secara ilmiah.
2.      Kebutuhan terhadap masalah. Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakan manusia untuk memecahkannya.
3.      Kebutuhan terhadap rencana. Pembatasan masalah terdapat dalam rumusan masalah. Ada tiga hal yang berkaitan dengan perumusan masalah, yaitu :
a.       Dalam rencana kerja, setiap istilah harus memiliki pengertian tertentu yang jelas
b.      Rencana kerja tidak mengambil daerah yang terlalu luas sehingga penyelidikan menjadi buyar
c.       Rencana kerja tidak terlalu menyempitkan masalah sehingga masalah yang dimaksud menjadi kehilangan makna yang sesungguhnya dalam penelitian
4.      Kebutuhan terhadap hipotesis, yaitu semacam anggapan dasar atau asumsi mengenai pemecahan masalah yang akan diuji dalam pembuktian.
5.      Kebutuhan terhadap sejumlah data. Pemecahan masalah secara ilmiah mutlak membutuhkan sejumlah data yang dikumpulkan dengan berbagai metode dan tekhnik.
6.      Kebutuhan terhadap fasilitas. Fasilitas yang dibutuhkan dapat berbentuk dana dan sarana lainnya.
7.      Kebutuhan terhadap kebebasan. Artinya bahwa setiap manusia yang bermaksud mencari kebenaran ilmiah bebas bergerak dalam melaksanakan langkah-langkah metodologis dan operasionalnya.
Kebenaran ilmiah muncul disebabkan oleh banyaknya masalah yang dihadapi manusia, lalu manusia bermaksud memecahkan masalahyang dihadapinya secara rasional dan empiris. Pada umumnya, ada dua cara yang ditempuh untuk pemecahan suatu masalah, yaitu :

1.      Cara berpikir analitik, peneliti barangkat dari dasar-dasarvpengetahuan yang umum, dari proposisi-proposisi yang berlaku secara umum, kemudian meneliti persoalan-persoalan khusus dari segi dasar-dasar pengetahuan yang umum itu. Kesimpulan ditarik secara dedukatif. Pembuktian kebenaran dilakukan secara apriori.
2.      Cara berpikir sintetik, landaannya dari pengetahuan-pengetahuan yang khusus, fakta-fakta yang unik, kemudian merangkaikan fakta-fakta yang khusus itu menjadi suatu solusi yang bersifat umum. Kesimpulan ditarik secara induktif. Pembuktian kebenarannya bersifat a posteriori.
 Kebenaran ilmiah selalu berpegang pada beberapa hal fundamental, berikut :

1.      Teori yang dijadikan dalil utama dalam mengukur fakta-fakta yang aktual,
2.      Data-data yang berupa fakta atau realitas senyatanya dan realitas dalam dokumen tertentu,
3.      Pengelompokan fakta dan data yang signifikan,
4.      Uji validitas,
5.      Penarikan kesimpulan yang operasional,
6.      Fungsi timbal balik antara teori dan realitas,
7.      Pengembangan dialektika terhadap teori yang sudah teruji,
8.      Pembatasan wilayah penelitian yang proporsional.
Metode ilmiah dimulai dengan pengamatan dengan diperkuat oleh pengalaman, uji laboratorium, dan menarik kesimpulan atas dasar pembuktian yang akurat. Dengan pemahaman tersebut, pengertian metode ilmiah adalah suatu sistem pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris dan didasarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan dilaboratorium dan atau verifikasi data secara realistik.

      b.      Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah artinya karakter yang menjadi persyaratan para ilmuwan dalam mencari kebenaran ilmiah. Sikap ilmiah didukung sepenuhnya oleh pendekatan dan metode ilmiah yang sudah diakui oleh para ilmuwan. Sikap ilmiah meliputi hal-hal berikut :
1.      Rasional, artinya segala sesuatu yang dipikirkan dan ditelaah harus menggunakan pola pikir yang sehat dan masuk akal,
2.      Empiris, artinya didasarkan pada pengalaman indriawi atau dapat dibuktikan secara real,
3.      Objektif, artinya terfokus pada kebenaran apa adanya sebagaimana objek yang diteliti,
4.      Sistematis, artinya tersusun mengikuti aturan baku penelitian ilmiah,
5.      Teoretis, artinya didasarkan pada teori yang sudah diakui kebenarannya dan dibuktikan dilapangan sehingga kemungkinan dapat melahirkan teori yang baru,
6.      Kritis, artinya tidak ada yang sifatnya mutlak, semuahasil penelitian ilmiah dapat diuji kembali sehingga melahirkan kebenaran dialektis diantara tesis, antitesis dan sintesis,
7.      Teknologis, artinya hasil penemuan ilmiah bermanfaat untuk kehidupan manusia,
8.      Relativistik, artinya mengakui bahwa kebenaran berubah-ubah
Sikap ilmiah merupakan perluasan kemampuan yang digunakan peneliti untuk mencari kebenaran realistik. Sikap ilmiah ini dimulai dengan mengutamakan sikap konsisten dalam berpikir ilmiah. Dalam kerangka berpikir ilmiah, logika digunakan sebagai metode meluruskan pemikiran, baik dalam pendekatan deduktif maupun induktif.

 Sikap ilmiah berpedoman pada paradigma tentang kebenaran indriawi yang positif karena akan lebih membuktikan relevansi antara teori dan realitas secara apa adanya. Oleh karena itu, metode ilmiah harus mengupayakan pendekatan fenomenologis.

Salah satu metode untuk mencari kebenaran ilmiah adalah penelitian ilmiah. Manusia menggunakan pancaindranya untuk membuktikan salah satu kebenaran. Setiap fenomena yang berkembang dan disaksikan manusia harus dicari kebenaran ilmiah. Ketika ada yang mengatakan bahwa di bulan terdapat sumber air, para ilmuwan Rusia dan Amerika membuat satelit untuk menjangkau bulan dan mencari sumber air tersebut. 

Para astronot dari Amerika telah berkali-kali mengunjungi planet Mars dan mencari apakah ada kemungkinan manusia dapat mengembangkan sumber penghidupan di planet Mars. Semua itu adalah sikap ilmiah yang tidak pernah berhenti dikembangkan oleh para ilmuwan.

Sikap ilmiah dalam melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut :

1.    Terbuka, artinya menerima berbagai masukan, kritik, sanggahan, dan antitesis terhadap tesis yang disusunnya,
2.    Toleran, artinya menghargai penemuan, pendapat dan metode yang dikembangkan dan digunakan oleh orang lain,
3.      Rasional, artinya masuk akal dalam menyimpulkan hasil penelitian,
4.      Empiris, artinya didasarkan pada fakta indriawi dan pengalaman,
5.      Objektif, artinya sesuai dengan kenyataan yang diteliti,
6.      Verifikatif, artinya hasil uji coba validitasnya diakui sebagai hal yang benar,
7.  Kontinuitas, artinya berkelanjutan, yaitu setiap hasil penelitian akan melahirkan penelitian berikutnya sehingga mengikuti situasi dan kondisi perkembangan kehidupan yang dinamis,
8. Kreatif, artinya memiliki kemampuan melahirkan ide baru dan meneliti kemungkinan pengembangan ide yang dimaksudkan untuk kebutuhan hidup manusia,
9.      Jujur, artinya kebenaran harus dipublikasikan sesuai kenyataannya,
10.  Motivasi, artinya selalu memberikan dorongan kepada orang lain untuk melakukan penelitian lanjutan dan ia sendiri memiliki niat yang kuat dan optimis dalam menelusuri kebenaran ilmiah,
11.  Hipotetis, artinya memiliki sikap dan kemampuan menyatakan suatu asumsi tentang sesuatu yang akan diuji secara ilmiah,
12.  Demokratis, artinya menerima hasil penemuan orang lain dan tidak mengklaim kebenaran sendiri,
13.  Dialektis, artinya menghapuskan pemutlak kebenaran, mencari dan mengkaji lebih mendalam untuk menyanggah secara ilmiah terhadap berbagai teori maupun kesimpulan ilmuwan lain,
14.  Logis, artinya berpikir normatif mengikuti norma-norma ilmiah yang telah diakui para ilmuwan.
       c.       Metode Ilmiah
Metode ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan yang sistematis dan terencana dengan matang. Tahapan metode ilmiah, yaitu sebagai berikut :
1.      Penentuan lokasi penelitian, artinya tempat terjadinya suatu peristiwa yang akan diteliti. Ada dua kategori lokasi penelitian yang dimaksudkan, yaitu :
a.       Lokasi penelitian yang ditetapkan setelah masalah dirumuskan, misalnya melakukan uji coba terhadap teori tentang tingkat kesuburan tanahdi pegunungan
b.      Lokasi penelitian yang menjadi awal mula munculnya masalah yang akan diteliti, missalnya terjadi diare massal di daerah tertentu, kemudian diteliti penyebabnya dan dicarikan obatnya.
2.      Penentuan metode penelitian, berhubung dengan teknik pengumpulan data , yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan tidak mengacu pada rumus-rumus statistika dan angka-angka penetapan keputusan dan penyimpulan, melainkan hanya mengandalkan logika dan kelurusan penalaran teoretis dengan realitas yang telah ditangkap tanpa ada upaya generalisasi.
Dalam sebuah penelitian ilmiah yang kualitatif, dominasi filsafat ilmu cukup kuat, karena penalaran ilmiah lebih banyak menggunakan logika, baik deduktif maupun induktif. Diantara jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan metode penelitian eksploratif dan metode penelitian deskriftif. Metode penelitian eksploratif bertujuan memahami eksistensi dan relevansi antar berbagai fenomena perilaku sosial secara konprehensif. Semua operasionalitas dilapangan dilakukan secara tersusun sebagai upaya untuk menjawab berbagai pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini tidak diajukan hipotesi, sebaliknya hasil penelitian diharapkan dapat mewujudkan beberapa pemikiran hipotetis bagi peneliti berikutnya.

Metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk menggambarkan berbagai gejala dan fakta yang terdapat dalam kehidupan sosial secara mendalam. Metode ini mencoba menepatkan realitas sosial yang diteliti ke dalam berbagai konsep yang telah dikembangkan oleh ilmuwan. Penelitian deskriptif secara lebih fokus memanfaatkan konsep-konsep yang telah ada atau menciptakan konsep-konsep baru secara logika dan ilmiah yang berfungsi klarifikatif terhadap fenomena alam yang dipermasalahkan.

Tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut :

1.      Tahap orientasi. Peneliti mengumpulkan data secara umum, dengan melakukan wawancara dan observasi secara umum dan terbuka untuk memperoleh informasi yang luas tentang objek penelitian.
2.      Tahap eksplorasi. Dilakukan untuk mengumpulkan data yang lebih spesifik.
3.      Tahap member check. Dalam kegiatan wawancara dan pengamatan, data yang terkumpul dicatat dan dibuat dalam bentuk laporan.
4.      Tahap analisis data, yaitu proses penyusunan data untuk diinterpretasi. Adapun langkah-langkahnya yaitu :
a.       Pengumpulan data
b.      Perbaikan kerangka data sehingga lebih akurat
c.       Penyusunan unsur-unsur data yang lemah secara empiris sehingga lebih bermakna
d.      Reinterpretasi data melalui hubungan-hubungan dan akurasi hubungan antardata
e.       Perubahan yang mengarahkan pada pengumpulan data guna mempermudah pelaksanaan penelitian berikutnya.
Analisis data secara sistematis dilakukan dengan tiga langkah secara bersamaan, yaitu sebagai berikut :
     a.       Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data dan pengabstrakan dari transpormasi data besar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
        b.      Penyajian data, yakni penyajian sekumpulan informasi sistematis yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian tersebut dapat berbentuk matrik, grafik, jaringan dan bagan.
        c.       Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Langkah verifikasi dilakukan sejak permulaan, pengumpulan data, pembuatan pola-pola, penjelasan tentang konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, dan alur sebab akibat, serta proposisi.
       d.      Teknik pemeriksaan data. Dalam pemeriksaan data terdapat beberapa kriteria pemeriksaan data terdiri atas sebagai berikut :
a)      Derajat kepercayaan (creadibility) dan validitas internal.
b)      Keteralihan (transferbility) dan validitas eksternal dalam penelitian.
c)      Kebergantungan (dependability) dan reabilitas.
d)     Kepastian (confirmability) atau objektivitas dalam penelitian.
Metode ilmiah bermula dari logika yang menghubungkan pengetahuan rasio dengan pengetahuan indriawi, terutama menghubungkan pengalaman seseorang kepada orang lain yang tidak memiliki pengalaman. Apabila logika tidak disertai rasio, penerjemahan pengalaman tidak akan sempurna. Rasionalitas terhadap pengalaman akan lebih memudahkan berpikir logis. Tanpa pengalaman, rasionalitas akan didominasi oleh kekuatan praduga dan penuh angan-angan.

      d.      Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah
Pengembangan ilmu pengetahuan dimulai dengan menetapkan postulat-postulat, yaitu asumsi yang dianggap benar tanpa harus dibuktikan. Selanjutnya, disusun logika, yaitu aturan berpikir yang berlaku dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Logika tersebut diterapkan dengan sistematis untuk membengun tesis (pendapat) atau teori tentang hubungan sebab akibat sebagai hasil postulat dan logika dalam sistem berpikir tersebut.

Kebenaran hubungan sebab akibat dijabarkan dari fakta-fakta yang diamati dari fenomena yang diteliti. Kebenaran tersebut harus bersifat universal dan dapat diuji kembali. Cara pengembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan inilah yang disebut metode ilmiah. Beberapa hal yang harus dipenuhi dalam fakta-fakta metode ilmiah adalah sebagai berikut :

1.      Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
2.      Objektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena.
3.      Sistematis, yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Keteraturan internal ini mencakup keteraturan dalam teori, hukum, prinsip, dan metodenya.
4.      Andal, yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan, yaitu bahwa ilmu pengetahuan bersifat umum, terbuka dan unuversal.
5.      Disained, artinya dirancang sedemikian rupa.ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah. Rancangan ini menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan.
6.      Akumulatif. Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum atau aturan yang terkumpul sedikit demi sedikit.
Langkah operasional metode ilmiah adalah langkah-langkah dalam melakukan penelitian. Langkah operasional metode ilmiah adalah sebagai berikut :

1.      Identifikasi masalah. Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang peneliti. Untuk itu, diperlukan adanya motivasi yang berupa rasa ingin tahu untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk melihat dengan jelas tujuan dan sasaran penelitian, perlu diadakan identifikasi masalah dan lingkungan masalah.
2.      Perumusan masalah. Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai menyusun informasi mengenai masalah yang hendak dijawab atau memadukan pengetahuannya menjadi suatu perumusan. Untuk itu, diperlukan perumusan tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup pernyataan tentang tujuan penelitian, sasaran penelitian maupun perkiraan penggunaan dan dampak hasil penelitian.
3.      Penyusunan hipotesis merupakan salah satu bentuk konkret dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis.
4.      Penelusuran pustaka. Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan subjek penelitian. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian.
5.      Rancangan penelitian. Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian.
6.      Pengumpulan data. Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan, atau pengukuran gejala yang diteliti. Data yang dikumpilkan merupakan pernyataan fakta mengenai objek yang diteliti.
7.      Pengolahan data. Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan diorganisasikan secara sistematis serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah ditetapkan.
8.      Penyimpulan hasil. Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti semata mata didasarkan pada data yang dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian  bergantung pada kemampuan peneliti dalam menafsirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis menjadi ikatan pengertian sebab-akibat objek penelitian.
Dalam operasional metode ilmiah sangatlah diperlukan teori, yaitu seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan suatu gejala. Dengan demikian, secara umum, suatu teori mempunyai tiga fungsi, yaitu :
1.      Menjelaskan (explanation) suatu gejala
2.      Meramalkan (prediction) suatu gejala
3.      Mengendalikan (control) suatu gejala
Berdasarkan proses penelitiannya, dapat diamati bahwa teori dalam penelitiankuantitatif berfungsi untuk memperjelas permasalahan, menyusun hipotesis, menyusun instrumen, dan membahas hasil analisis data. Adapun teori dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk memperkuat peneliti sebagai human instrument sehingga penelitian mempunyai kemempuan untuk menggali informasi secara lengkap, mendalam dan mengonstruksi temuan-temuannya ke dalam tema dan hipotesis. Dalam penelitian kualitatif, peneliti mencari teori untuk menjelaskan data yang ditemukan.

Untuk membangun hipotesis atau menjelaskan data yang ditemukan, peneliti harus banyak membaca buka atau hasil-hasil penelitian. Buku-buku, jurnal-jurnal atau hasil-hasil penelitian tersebut haruslah memenuhi tiga kriteria yaitu : relevansi, kelengkapan dan kemutakhiran atau kebaharuan sumber.

Ada dua metode penelitian, yaitu metode penelitian kuantitatif dan mekualitatif. Penelitian kuantitatif sering juga disebut dengan penelitian empirisme. Aliran ini memandang bahwa :

1.      Pengetahuan bersifat objektif
2.      Pengetahuan dapat digeneralisasikan
3.      Pengetahuan bersifat replicable (dapat diulang)
Dalam penelitian empirisme, penelitian adalah orang luar, yang terpisah dengan objek yang diteliti. Penelitian kualitatif disebut juga penelitian interpretivisme. Aliran ini memandang bahwa :

1.      Pengetahuan ini mengandung unsur subjektivitas
2.      Pengetahuan itu dapat berubah
3.      Pengetahuan itu tidak dapat digeneralisasikan.
Hasil penelitian dapat berupa teori atau metode proses dalam prototip baru. Hasil penelitian merupakan konstribusi penelitian pada pembendaharaan ilmu pengetahuan da teknologi. Hasil itu dapat dikelompokan menjadi perangkat lunak, yaitu informasi dasar dan publikasi ilmiah, serta perangkat keras (prototip).

Informasi dasar adalah hasil penelaah suatu aspek mengenai alam lingkungan, masyarakat, kondisi sosial, budaya dan sebagainya. Hasil penelahaan tersebut disusun sebagai teori, metode, dan proses baru. Informasi dasar ini penting jika seorang peneliti akanmengajukan hak patenatau HAKI (hak atas kekayaan intelektual) dari hasil penelitiannya.
 
Hasil penelitian ilmiah dapat dipandang sebagai produk atau jasa,juga sebagai langkah-langkah operasional metode ilmiah yang metodologis,teknis,dan sistematis. Setiap akhir kegiatan penelitian,peneliti melaporkan hasil penelitiannya sekaligus merangkumnya yang merupakan:
 
a.       Informasi-informasi dasar,
b.      Publikasi ilmiah,
c.       Metode atau prototip,dan
d.      Laporan penelitian.Dari penyajian produk ini akan terlihat kontribusi penelitian bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Langkah-langah berpikir ilmiah,berprinsip pada lndasan-landasan berikut.

1.      Merasakan suatu kesulitan
Merasakan kesenjangan antaralat untuk mencapai suatu tujuan atau merasa kesulitan menemukan ciri-ciri atau pola dari suatu objek, atau merasa kesukaran menerangkan suatu peristiwa.
 
2.      Menegaskan persoalan
Setelah merasakan adanya kesulitan, peneliti menegaskan persoalan yang sebenarnya.Peneliti harus mampu merumuskan inti persoalan atau permasalahan atau menegaskan objek atau peristiwa sebenarnya.
3.      Menyusun hipotesis
Setelah persoalan dirumuskan, peneliti menyusun kemungkinan pemecahan persoalan, atau menerangkan objek atau peristiwa itu. Usaha menyusun pemecahan atau usaha menerangkan persoalan peristiwa itu berdasarkan teori atau dugaan-dugaan yang hanya bersifat sementara.
4.      Mengumpulkan data
Data adalah bahan informasi untuk proses berfikir gambling (eksplisit).kemungkinan pemecahan persoalan atau keterangan-keterangan sementara yang sudah disusun harus diuji melalui pengumpulan data-data yang relevan atau bergantung.
5.      Menganbil kesimpulan
Dari data-data yang sudah diperoleh ditarik kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis yang telah dirumuskan.
6.      Menentukan kegunaan atau nilai umum dari kesimpulan
Apabila pemecahan persoalan itu dapat diterima, dipertanyakan kegunaannya untuk masa mendatang atau nilai pemecahan persoalan itu untuk kepentingan yang akan datang.

Terdapat beberapa tata kerja dalam kegiatan penelitian ilmiah, yaitu sebagai berikut :

    1.      Kegiatan penelitian ilmiah dirancang dan diarahkan untuk memecahkan masalah tertentu dpat berupa jawaban masalah atau menentukan hubungan antarvariable penelitian.
      2.      Kegiatan penelitian ilmiah berpangkal pada masalah atau objek yang dapat diobservasi.
      3.      Kegiatan penelitian ilmiah berkepentingan dengan penemuan baru.
      4.      Prosedur kegiatan penelitian ilmiah dirancang secara teliti dan rasional.
      5.      Kegiatan penelitian ilmiah menuntut keahlian.
      6.      Kegiatan penelitian ilmiah ditandai dengan usaha objektif dan logis.
      7.      Kegiatan penelitian ilmiah harus dilakukan secara cermat, teliti, dan sabar serta memerlukan kebenaran.
Kegiatan penelitian memiliki nilai-nilai sebagai berikut :
1.      Netralitas Emosional
Nilai ini menghendaki bahwa peneliti senantiasa menyadari dan bersikap tegas terhadap gejala-gejala yang dipelajarinya.
2.      Keterbukaan
Nilai ini menghendaki bahwa proses kegiatan ilmiah maupun hasil dan kesimpulan yang dicapai hendaknya dilaporkan sehingga para ilmuwan mendapat kesempatan untuk mengemukakannya.
Mengemukakannya.
3.      Ketegakan Sendiri
Nilai ini menghendaki bahwa kebenaran dikandung oleh kesimpulan ilmiah maupun nilai kekuatan dan kewibawaan di dalam dirinya sendiri.

Hasil penelitian dapat berupa teori atau metode proses dalam prototip baru, yang merupakan konstribusi penelitian pada pembendaharaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil penelitian dapat dikelompokan menjadi perangkat lunak, yaitu informasi dasar dan publikasi ilmiah, serta perangkat keras (prototif).


DAFTAR PUSTAKA

Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar, Bandung : CV Pustaka Setia

Ahmad, dkk. 1991. Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rineka Cipta.

Heri, Punama. 2001. Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: PT Rineka cipta

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...