Pengertian, Sikap dan Langkah – langkah Operasional
Metode Ilmiah
Ilmu
pengetahuan dipelajari untuk menemukan kebenaran, tetapi kebenaran terdiri atas
beberapa macam, bergantung pada metode yang digunakannya, di antaranya adalah
sebagai berikut :
1.
Kebenaran absolut, yaitu kebenaran mutlak.
2.
Kebenaran relatif, merupakan kebenaran yang berubah-ubah.
3. Kebenaran konsistensi, yaitu kebenaran yang disebabkan oleh adanya
kesesuaian antara teori dan realitas.
4. Kebenaran spekulatif, yaitu kebenaran yang bersifat kebetulan
dengan sepenuhnya mengutamakan kekuatan logika yang sistematis dan mendalam.
5.
Kebenaran religius, yaitu kebenaran yang didasarkan pada keyakinan
atas nilai-nilai agama.
6.
Kebenaran normatif, yaitu kebenaran yang didasarkan pada aturan dan
tradisi yang berlaku di lingkungan masyarakat secara turun temurun.
7.
Kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang didasarkan pada uji coba
empiris dan rasional.
Adapun
kebutuhan-kebutuhan manusia dalam melakukan pemecahan masalah secara ilmiah
adalah sebagai berikut :
1.
Kebutuhan terhadap teori. Teori adalah dalil bagi dasar-dasar
pijakan pemecahan masalah secara ilmiah.
2.
Kebutuhan terhadap masalah. Masalah adalah setiap kesulitan yang
menggerakan manusia untuk memecahkannya.
3.
Kebutuhan terhadap rencana. Pembatasan masalah terdapat dalam
rumusan masalah. Ada tiga hal yang berkaitan dengan perumusan masalah, yaitu :
a.
Dalam rencana kerja, setiap istilah harus memiliki pengertian
tertentu yang jelas
b.
Rencana kerja tidak mengambil daerah yang terlalu luas sehingga
penyelidikan menjadi buyar
c.
Rencana kerja tidak terlalu menyempitkan masalah sehingga masalah yang
dimaksud menjadi kehilangan makna yang sesungguhnya dalam penelitian
4.
Kebutuhan terhadap hipotesis, yaitu semacam anggapan dasar atau
asumsi mengenai pemecahan masalah yang akan diuji dalam pembuktian.
5.
Kebutuhan terhadap sejumlah data. Pemecahan masalah secara ilmiah
mutlak membutuhkan sejumlah data yang dikumpulkan dengan berbagai metode dan
tekhnik.
6.
Kebutuhan terhadap fasilitas. Fasilitas yang dibutuhkan dapat
berbentuk dana dan sarana lainnya.
7.
Kebutuhan terhadap kebebasan. Artinya bahwa setiap manusia yang
bermaksud mencari kebenaran ilmiah bebas bergerak dalam melaksanakan
langkah-langkah metodologis dan operasionalnya.
Kebenaran
ilmiah muncul disebabkan oleh banyaknya masalah yang dihadapi manusia, lalu
manusia bermaksud memecahkan masalahyang dihadapinya secara rasional dan
empiris. Pada umumnya, ada dua cara yang ditempuh untuk pemecahan suatu
masalah, yaitu :
1.
Cara berpikir
analitik, peneliti barangkat dari dasar-dasarvpengetahuan yang umum, dari
proposisi-proposisi yang berlaku secara umum, kemudian meneliti
persoalan-persoalan khusus dari segi dasar-dasar pengetahuan yang umum itu.
Kesimpulan ditarik secara dedukatif. Pembuktian kebenaran dilakukan secara
apriori.
2.
Cara berpikir
sintetik, landaannya dari pengetahuan-pengetahuan yang khusus, fakta-fakta
yang unik, kemudian merangkaikan fakta-fakta yang khusus itu menjadi suatu
solusi yang bersifat umum. Kesimpulan ditarik secara induktif. Pembuktian
kebenarannya bersifat a posteriori.
Kebenaran
ilmiah selalu berpegang pada beberapa hal fundamental, berikut :
1.
Teori yang dijadikan dalil utama dalam mengukur fakta-fakta yang
aktual,
2.
Data-data yang berupa fakta atau realitas senyatanya dan realitas
dalam dokumen tertentu,
3.
Pengelompokan fakta dan data yang signifikan,
4.
Uji validitas,
5.
Penarikan kesimpulan yang operasional,
6.
Fungsi timbal balik antara teori dan realitas,
7.
Pengembangan dialektika terhadap teori yang sudah teruji,
8.
Pembatasan wilayah penelitian yang proporsional.
Metode
ilmiah dimulai dengan pengamatan dengan diperkuat oleh pengalaman, uji laboratorium,
dan menarik kesimpulan atas dasar pembuktian yang akurat. Dengan pemahaman
tersebut, pengertian metode ilmiah adalah suatu sistem pemikiran dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis, kritis,
empiris dan didasarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan
dilaboratorium dan atau verifikasi data secara realistik.
b.
Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah artinya karakter yang menjadi persyaratan para ilmuwan
dalam mencari kebenaran ilmiah. Sikap ilmiah didukung sepenuhnya oleh
pendekatan dan metode ilmiah yang sudah diakui oleh para ilmuwan. Sikap ilmiah
meliputi hal-hal berikut :
1.
Rasional, artinya segala sesuatu yang dipikirkan dan ditelaah harus
menggunakan pola pikir yang sehat dan masuk akal,
2.
Empiris, artinya didasarkan pada pengalaman indriawi atau dapat
dibuktikan secara real,
3.
Objektif, artinya terfokus pada kebenaran apa adanya sebagaimana
objek yang diteliti,
4.
Sistematis, artinya tersusun mengikuti aturan baku penelitian
ilmiah,
5.
Teoretis, artinya didasarkan pada teori yang sudah diakui
kebenarannya dan dibuktikan dilapangan sehingga kemungkinan dapat melahirkan
teori yang baru,
6.
Kritis, artinya tidak ada yang sifatnya mutlak, semuahasil
penelitian ilmiah dapat diuji kembali sehingga melahirkan kebenaran dialektis
diantara tesis, antitesis dan sintesis,
7.
Teknologis, artinya hasil penemuan ilmiah bermanfaat untuk
kehidupan manusia,
8.
Relativistik, artinya mengakui bahwa kebenaran berubah-ubah
Sikap
ilmiah merupakan perluasan kemampuan yang digunakan peneliti untuk mencari kebenaran
realistik. Sikap ilmiah ini dimulai dengan mengutamakan sikap konsisten dalam
berpikir ilmiah. Dalam kerangka berpikir ilmiah, logika digunakan sebagai
metode meluruskan pemikiran, baik dalam pendekatan deduktif maupun induktif.
Sikap ilmiah berpedoman pada paradigma tentang
kebenaran indriawi yang positif karena akan lebih membuktikan relevansi antara
teori dan realitas secara apa adanya. Oleh karena itu, metode ilmiah harus
mengupayakan pendekatan fenomenologis.
Salah
satu metode untuk mencari kebenaran ilmiah adalah penelitian ilmiah. Manusia
menggunakan pancaindranya untuk membuktikan salah satu kebenaran. Setiap
fenomena yang berkembang dan disaksikan manusia harus dicari kebenaran ilmiah.
Ketika ada yang mengatakan bahwa di bulan terdapat sumber air, para ilmuwan
Rusia dan Amerika membuat satelit untuk menjangkau bulan dan mencari sumber air
tersebut.
Para
astronot dari Amerika telah berkali-kali mengunjungi planet Mars dan mencari
apakah ada kemungkinan manusia dapat mengembangkan sumber penghidupan di planet
Mars. Semua itu adalah sikap ilmiah yang tidak pernah berhenti dikembangkan
oleh para ilmuwan.
Sikap ilmiah dalam melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Terbuka, artinya menerima berbagai masukan, kritik, sanggahan, dan
antitesis terhadap tesis yang disusunnya,
2. Toleran, artinya menghargai penemuan, pendapat dan metode yang
dikembangkan dan digunakan oleh orang lain,
3.
Rasional, artinya masuk akal dalam menyimpulkan hasil penelitian,
4.
Empiris, artinya didasarkan pada fakta indriawi dan pengalaman,
5.
Objektif, artinya sesuai dengan kenyataan yang diteliti,
6.
Verifikatif, artinya hasil uji coba validitasnya diakui sebagai hal
yang benar,
7. Kontinuitas, artinya berkelanjutan, yaitu setiap hasil penelitian
akan melahirkan penelitian berikutnya sehingga mengikuti situasi dan kondisi
perkembangan kehidupan yang dinamis,
8. Kreatif, artinya memiliki kemampuan melahirkan ide baru dan
meneliti kemungkinan pengembangan ide yang dimaksudkan untuk kebutuhan hidup
manusia,
9.
Jujur, artinya kebenaran harus dipublikasikan sesuai kenyataannya,
10. Motivasi,
artinya selalu memberikan dorongan kepada orang lain untuk melakukan penelitian
lanjutan dan ia sendiri memiliki niat yang kuat dan optimis dalam menelusuri
kebenaran ilmiah,
11. Hipotetis,
artinya memiliki sikap dan kemampuan menyatakan suatu asumsi tentang sesuatu
yang akan diuji secara ilmiah,
12. Demokratis,
artinya menerima hasil penemuan orang lain dan tidak mengklaim kebenaran
sendiri,
13. Dialektis,
artinya menghapuskan pemutlak kebenaran, mencari dan mengkaji lebih mendalam
untuk menyanggah secara ilmiah terhadap berbagai teori maupun kesimpulan
ilmuwan lain,
14. Logis, artinya
berpikir normatif mengikuti norma-norma ilmiah yang telah diakui para ilmuwan.
c.
Metode Ilmiah
Metode
ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan yang sistematis dan terencana dengan
matang. Tahapan metode ilmiah, yaitu sebagai berikut :
1.
Penentuan lokasi penelitian, artinya tempat terjadinya suatu
peristiwa yang akan diteliti. Ada dua kategori lokasi penelitian yang
dimaksudkan, yaitu :
a.
Lokasi penelitian yang ditetapkan setelah masalah dirumuskan,
misalnya melakukan uji coba terhadap teori tentang tingkat kesuburan tanahdi
pegunungan
b.
Lokasi penelitian yang menjadi awal mula munculnya masalah yang
akan diteliti, missalnya terjadi diare massal di daerah tertentu, kemudian
diteliti penyebabnya dan dicarikan obatnya.
2.
Penentuan metode penelitian, berhubung dengan teknik pengumpulan
data , yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan tidak
mengacu pada rumus-rumus statistika dan angka-angka penetapan keputusan dan
penyimpulan, melainkan hanya mengandalkan logika dan kelurusan penalaran
teoretis dengan realitas yang telah ditangkap tanpa ada upaya generalisasi.
Dalam
sebuah penelitian ilmiah yang kualitatif, dominasi filsafat ilmu cukup kuat, karena
penalaran ilmiah lebih banyak menggunakan logika, baik deduktif maupun
induktif. Diantara jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan metode penelitian eksploratif dan metode penelitian deskriftif. Metode
penelitian eksploratif bertujuan memahami eksistensi dan relevansi antar
berbagai fenomena perilaku sosial secara konprehensif. Semua operasionalitas
dilapangan dilakukan secara tersusun sebagai upaya untuk menjawab berbagai
pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan masalah penelitian. Dalam
penelitian ini tidak diajukan hipotesi, sebaliknya hasil penelitian diharapkan
dapat mewujudkan beberapa pemikiran hipotetis bagi peneliti berikutnya.
Metode
penelitian deskriptif dipergunakan untuk menggambarkan berbagai gejala dan
fakta yang terdapat dalam kehidupan sosial secara mendalam. Metode ini mencoba
menepatkan realitas sosial yang diteliti ke dalam berbagai konsep yang telah
dikembangkan oleh ilmuwan. Penelitian deskriptif secara lebih fokus
memanfaatkan konsep-konsep yang telah ada atau menciptakan konsep-konsep baru
secara logika dan ilmiah yang berfungsi klarifikatif terhadap fenomena alam
yang dipermasalahkan.
Tahapan-tahapan
yang dilaksanakan dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut :
1.
Tahap orientasi. Peneliti mengumpulkan data secara umum, dengan
melakukan wawancara dan observasi secara umum dan terbuka untuk memperoleh
informasi yang luas tentang objek penelitian.
2.
Tahap eksplorasi. Dilakukan untuk mengumpulkan data yang lebih
spesifik.
3.
Tahap member check. Dalam kegiatan wawancara dan pengamatan, data
yang terkumpul dicatat dan dibuat dalam bentuk laporan.
4.
Tahap analisis data, yaitu proses penyusunan data untuk
diinterpretasi. Adapun langkah-langkahnya yaitu :
a.
Pengumpulan data
b.
Perbaikan kerangka data sehingga lebih akurat
c.
Penyusunan unsur-unsur data yang lemah secara empiris sehingga
lebih bermakna
d.
Reinterpretasi data melalui hubungan-hubungan dan akurasi hubungan
antardata
e.
Perubahan yang mengarahkan pada pengumpulan data guna mempermudah
pelaksanaan penelitian berikutnya.
Analisis data
secara sistematis dilakukan dengan tiga langkah secara bersamaan, yaitu sebagai
berikut :
a.
Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan data dan pengabstrakan dari transpormasi data besar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
b.
Penyajian data, yakni penyajian sekumpulan informasi sistematis
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian tersebut dapat berbentuk matrik, grafik, jaringan dan bagan.
c.
Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Langkah verifikasi dilakukan
sejak permulaan, pengumpulan data, pembuatan pola-pola, penjelasan tentang
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, dan alur sebab akibat, serta proposisi.
d.
Teknik pemeriksaan data. Dalam pemeriksaan data terdapat beberapa
kriteria pemeriksaan data terdiri atas sebagai berikut :
a)
Derajat kepercayaan (creadibility) dan validitas internal.
b)
Keteralihan (transferbility) dan validitas eksternal dalam
penelitian.
c)
Kebergantungan (dependability) dan reabilitas.
d)
Kepastian (confirmability) atau objektivitas dalam penelitian.
Metode
ilmiah bermula dari logika yang menghubungkan pengetahuan rasio dengan
pengetahuan indriawi, terutama menghubungkan pengalaman seseorang kepada orang
lain yang tidak memiliki pengalaman. Apabila logika tidak disertai rasio,
penerjemahan pengalaman tidak akan sempurna. Rasionalitas terhadap pengalaman
akan lebih memudahkan berpikir logis. Tanpa pengalaman, rasionalitas akan
didominasi oleh kekuatan praduga dan penuh angan-angan.
d.
Langkah-langkah
Operasional Metode Ilmiah
Pengembangan
ilmu pengetahuan dimulai dengan menetapkan postulat-postulat, yaitu asumsi yang
dianggap benar tanpa harus dibuktikan. Selanjutnya, disusun logika, yaitu
aturan berpikir yang berlaku dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
Logika tersebut diterapkan dengan sistematis untuk membengun tesis (pendapat)
atau teori tentang hubungan sebab akibat sebagai hasil postulat dan logika
dalam sistem berpikir tersebut.
Kebenaran
hubungan sebab akibat dijabarkan dari fakta-fakta yang diamati dari fenomena
yang diteliti. Kebenaran tersebut harus bersifat universal dan dapat diuji
kembali. Cara pengembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan inilah yang
disebut metode ilmiah. Beberapa hal yang harus dipenuhi dalam fakta-fakta
metode ilmiah adalah sebagai berikut :
1.
Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan
berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
2.
Objektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi yang diperoleh
dari pengamatan atau penalaran fenomena.
3.
Sistematis, yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal.
Keteraturan internal ini mencakup keteraturan dalam teori, hukum, prinsip, dan
metodenya.
4.
Andal, yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan
yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan, yaitu bahwa ilmu
pengetahuan bersifat umum, terbuka dan unuversal.
5.
Disained, artinya dirancang sedemikian rupa.ilmu pengetahuan tidak
berkembang dengan sendirinya, tetapi dikembangkan menurut suatu rancangan yang
menerapkan metode ilmiah. Rancangan ini menentukan mutu keluaran ilmu
pengetahuan.
6.
Akumulatif. Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum
atau aturan yang terkumpul sedikit demi sedikit.
Langkah
operasional metode ilmiah adalah langkah-langkah dalam melakukan penelitian. Langkah operasional metode ilmiah adalah
sebagai berikut :
1.
Identifikasi masalah. Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum
dapat dijawab oleh seorang peneliti. Untuk itu, diperlukan adanya motivasi yang
berupa rasa ingin tahu untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Untuk melihat dengan jelas tujuan dan sasaran penelitian, perlu
diadakan identifikasi masalah dan lingkungan masalah.
2.
Perumusan masalah. Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang
dihadapi, peneliti mulai menyusun informasi mengenai masalah yang hendak
dijawab atau memadukan pengetahuannya menjadi suatu perumusan. Untuk itu,
diperlukan perumusan tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup pernyataan
tentang tujuan penelitian, sasaran penelitian maupun perkiraan penggunaan dan
dampak hasil penelitian.
3.
Penyusunan hipotesis merupakan salah satu bentuk konkret dari
perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan
untuk membenarkan atau menolak hipotesis.
4.
Penelusuran pustaka. Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka
yang berhubungan dengan subjek penelitian. Penelusuran pustaka merupakan
langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian.
5.
Rancangan penelitian. Rancangan penelitian mengatur sistematika
yang akan dilaksanakan dalam penelitian.
6.
Pengumpulan data. Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan
rancangan penelitian yang telah ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan
jalan pengamatan, percobaan, atau pengukuran gejala yang diteliti. Data yang
dikumpilkan merupakan pernyataan fakta mengenai objek yang diteliti.
7.
Pengolahan data. Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan
dan diorganisasikan secara sistematis serta diolah secara logis menurut
rancangan penelitian yang telah ditetapkan.
8.
Penyimpulan hasil. Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti
semata mata didasarkan pada data yang dikumpulkan dan diolah. Hasil
penelitian bergantung pada kemampuan
peneliti dalam menafsirkan secara logis data yang telah disusun secara
sistematis menjadi ikatan pengertian sebab-akibat objek penelitian.
Dalam
operasional metode ilmiah sangatlah diperlukan teori, yaitu seperangkat konsep,
asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan
menjelaskan suatu gejala. Dengan demikian, secara umum, suatu teori mempunyai
tiga fungsi, yaitu :
1.
Menjelaskan (explanation) suatu gejala
2.
Meramalkan (prediction) suatu gejala
3.
Mengendalikan (control) suatu gejala
Berdasarkan
proses penelitiannya, dapat diamati bahwa teori dalam penelitiankuantitatif
berfungsi untuk memperjelas permasalahan, menyusun hipotesis, menyusun
instrumen, dan membahas hasil analisis data. Adapun teori dalam penelitian
kualitatif berfungsi untuk memperkuat peneliti sebagai human instrument
sehingga penelitian mempunyai kemempuan untuk menggali informasi secara
lengkap, mendalam dan mengonstruksi temuan-temuannya ke dalam tema dan
hipotesis. Dalam penelitian kualitatif, peneliti mencari teori untuk
menjelaskan data yang ditemukan.
Untuk
membangun hipotesis atau menjelaskan data yang ditemukan, peneliti harus banyak
membaca buka atau hasil-hasil penelitian. Buku-buku, jurnal-jurnal atau
hasil-hasil penelitian tersebut haruslah memenuhi tiga kriteria yaitu :
relevansi, kelengkapan dan kemutakhiran atau kebaharuan sumber.
Ada dua metode
penelitian, yaitu metode penelitian kuantitatif dan mekualitatif. Penelitian
kuantitatif sering juga disebut dengan penelitian empirisme. Aliran ini
memandang bahwa :
1.
Pengetahuan bersifat objektif
2.
Pengetahuan dapat digeneralisasikan
3.
Pengetahuan bersifat replicable (dapat diulang)
Dalam
penelitian empirisme, penelitian adalah orang luar, yang terpisah dengan objek
yang diteliti. Penelitian kualitatif disebut juga penelitian interpretivisme.
Aliran ini memandang bahwa :
1.
Pengetahuan ini mengandung unsur subjektivitas
2.
Pengetahuan itu dapat berubah
3.
Pengetahuan itu tidak dapat digeneralisasikan.
Hasil
penelitian dapat berupa teori atau metode proses dalam prototip baru. Hasil
penelitian merupakan konstribusi penelitian pada pembendaharaan ilmu
pengetahuan da teknologi. Hasil itu dapat dikelompokan menjadi perangkat lunak,
yaitu informasi dasar dan publikasi ilmiah, serta perangkat keras (prototip).
Informasi
dasar adalah hasil penelaah suatu aspek mengenai alam lingkungan, masyarakat,
kondisi sosial, budaya dan sebagainya. Hasil penelahaan tersebut disusun
sebagai teori, metode, dan proses baru. Informasi dasar ini penting jika
seorang peneliti akanmengajukan hak patenatau HAKI (hak atas kekayaan
intelektual) dari hasil penelitiannya.
Hasil
penelitian ilmiah dapat dipandang sebagai produk atau jasa,juga sebagai
langkah-langkah operasional metode ilmiah yang metodologis,teknis,dan
sistematis. Setiap akhir kegiatan penelitian,peneliti melaporkan hasil
penelitiannya sekaligus merangkumnya yang merupakan:
a.
Informasi-informasi dasar,
b.
Publikasi ilmiah,
c.
Metode atau prototip,dan
d.
Laporan penelitian.Dari penyajian produk ini akan terlihat
kontribusi penelitian bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Langkah-langah berpikir ilmiah,berprinsip pada lndasan-landasan
berikut.
1.
Merasakan suatu
kesulitan
Merasakan kesenjangan antaralat untuk mencapai suatu tujuan atau
merasa kesulitan menemukan ciri-ciri atau pola dari suatu objek, atau merasa
kesukaran menerangkan suatu peristiwa.
2.
Menegaskan
persoalan
Setelah merasakan adanya kesulitan, peneliti menegaskan persoalan
yang sebenarnya.Peneliti harus mampu merumuskan inti persoalan atau
permasalahan atau menegaskan objek atau peristiwa sebenarnya.
3.
Menyusun
hipotesis
Setelah persoalan dirumuskan, peneliti menyusun kemungkinan
pemecahan persoalan, atau menerangkan objek atau peristiwa itu. Usaha menyusun
pemecahan atau usaha menerangkan persoalan peristiwa itu berdasarkan teori atau
dugaan-dugaan yang hanya bersifat sementara.
4.
Mengumpulkan
data
Data adalah bahan informasi untuk proses berfikir gambling (eksplisit).kemungkinan
pemecahan persoalan atau keterangan-keterangan sementara yang sudah disusun
harus diuji melalui pengumpulan data-data yang relevan atau bergantung.
5.
Menganbil
kesimpulan
Dari data-data yang sudah diperoleh ditarik kesimpulan untuk
menerima atau menolak hipotesis yang telah dirumuskan.
6.
Menentukan
kegunaan atau nilai umum dari kesimpulan
Apabila pemecahan persoalan itu dapat diterima, dipertanyakan
kegunaannya untuk masa mendatang atau nilai pemecahan persoalan itu untuk
kepentingan yang akan datang.
Terdapat
beberapa tata kerja dalam kegiatan penelitian ilmiah, yaitu sebagai berikut :
1.
Kegiatan penelitian ilmiah dirancang dan diarahkan untuk memecahkan
masalah tertentu dpat berupa jawaban masalah atau menentukan hubungan
antarvariable penelitian.
2.
Kegiatan penelitian ilmiah berpangkal pada masalah atau objek yang
dapat diobservasi.
3.
Kegiatan penelitian ilmiah berkepentingan dengan penemuan baru.
4.
Prosedur kegiatan penelitian ilmiah dirancang secara teliti dan
rasional.
5.
Kegiatan penelitian ilmiah menuntut keahlian.
6.
Kegiatan penelitian ilmiah ditandai dengan usaha objektif dan
logis.
7.
Kegiatan penelitian ilmiah harus dilakukan secara cermat, teliti,
dan sabar serta memerlukan kebenaran.
Kegiatan penelitian memiliki nilai-nilai sebagai berikut :
1.
Netralitas
Emosional
Nilai ini menghendaki bahwa peneliti senantiasa menyadari dan
bersikap tegas terhadap gejala-gejala yang dipelajarinya.
2.
Keterbukaan
Nilai ini menghendaki bahwa proses kegiatan ilmiah maupun hasil dan
kesimpulan yang dicapai hendaknya dilaporkan sehingga para ilmuwan mendapat
kesempatan untuk mengemukakannya.
Mengemukakannya.
3.
Ketegakan
Sendiri
Nilai ini menghendaki bahwa kebenaran dikandung oleh kesimpulan
ilmiah maupun nilai kekuatan dan kewibawaan di dalam dirinya sendiri.
Hasil
penelitian dapat berupa teori atau metode proses dalam prototip baru, yang
merupakan konstribusi penelitian pada pembendaharaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hasil penelitian dapat dikelompokan menjadi perangkat lunak, yaitu
informasi dasar dan publikasi ilmiah, serta perangkat keras (prototif).
DAFTAR PUSTAKA
Herabudin.
2010. Ilmu Alamiah Dasar, Bandung :
CV Pustaka Setia
Ahmad,
dkk. 1991. Ilmu Alamiah Dasar,
Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar