Jumat, 18 April 2014

Reproduksi Pria dan Proses Pembentukan Sperma




Organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi yang tampak dari luar dan alat reproduksi yang ada di bagian dalam tubuh dan tidak tampak dari luar. Alat reproduksi bagian luar yang dapat dilihat adalah penis dan buah zakar. Alat-alat ini terletak di antara pangkal paha, lebih mudah dilihat daripada alat reproduksi wanita yang terletaknya lebih tersembunyi.
Organ-organ reproduksi pria akan mulai berkembang pada masa anak laki-laki menginjak usia 9-15 tahun dan akan berhenti perkembangannya pada usia 20 tahun.
Penis
Penis terdiri dari jaringan-jaringan otot, jaringan spons yang lembut, pembuluh-pembuluh darah dan jaringan saraf. Urin keluar dari tubuh pria melalui lubang kecil yang terletak di ujung kepala penis. Ketika bayi laki-laki lahir, penis diselubungi oleh kulit luar yang longgar. Untuk tujuan kebersihan dan kesehatan kulit yang menutup penis dipotong (disunat) kira-kira 1-1,5 sentimeter sehingga penis mudah dibersihkan.
Buah zakar
Buah zakar terdiri dari kantong zakar (kantong pelir) yang di dalamnya terdapat sepasang testis dan bagian-bagian yang lainnya. Kulit luar tersebut disebut skrotum.
Testis
Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma. Untuk memproduksi sperma diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh. Karena itu menjelang kelahiran, testis turun dari dalam rongga tubuh menuju kantong pelir (skrotum).
Skrotum dapat menjaga suhu testis. Jika suhu terlalu panas, skrotum mengembang, jika suhu dingin, skrotum mengerut sehingga testis lebih hangat.
Di dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferous). Dinding sebelah dalam saluran tersebut terdiri dari jaringan epitelium dan jaringan ikat. Di jaringan epitelium terdapat:
a.       Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma.
b.      Sel Sertoli yang berfungsi memberi makan sperma.
c.       Sel Leydig yang berfungsi menghasilkan hormon testosterone.
Proses pembentukan sperma manusia dipengaruhi oleh hormon yaitu:
a.      Hormon gonadotropin
Dihasilkan oleh hypothalamus (di bagian dasar dari otak) yang merangsang kelenjar hipofisis bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
b.      FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Berfungsi mempengaruhi dan merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein/Protein Pengikat Androgen) yang memacu pembentukan sperma.
c.       LH (Luteinzing Hormone)
Berfungsi merangsang sel-sel interstisial (sel Leydig) agar mensekresikan hormon testosteron (androgen).
d.      Hormon testosterone
Dihasilkan oleh testis, yang berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder misalnya jambang, kumis, jakun, suara membesar, serta memelihara ciri-ciri kelamin dan mendorong spermatogenesis.
Pembentukan  sperma (spermatogenesis) dimulai dari pembelahan mitosis sel-sel induk sperma (spermatogonium) beberapa kali hingga dihasilkan lebih banyak spermatogonium. Separoh dari sel-sel spermatogonium tersebut terus melanjutkan pembelahan mitosis, sedangkan separoh yang lain membesar menajdi spermatosit primer. Karena pembentukan spermatosit primer melalui pembelahan mitosis, maka hasilnya memiliki kromosom diploid (2n) sama dengan spermatogoniumnya. Spermatosit primer berikutnya membelah secara meiosis (tahap I) menghasilkan spermatosit sekunder, dengan kondisi kromosom haploid (n). spermatosit sekunder melanjutkan pembelahan meiosis (tahap II) menghasilkan dua sel yang juga haploid, yang disebut spermatid, sehingga diperoleh 4 spermatid. Sel-sel spermatid akan mengalami diferensiasi (perubahan bentuk) menjadi sel spermatozoa atau sperma. Perubahan itu meliputi pembentukan kepala, badan (bagian tengah), dan ekor (flagela). Peristiwa pembentukan sperma ini disebut dengan spermiogenesis.
Jika peristiwa pembentukan sperma ini sudah selesai maka protein pengikat androgen tidak diperlukan, sehingga sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk  memberikan umpan balik supaya hipofisis menghentikan produksi FSH dan LH. Spermatozoa yang telah terbentuk  akan dapat sampai ke uretra (saluran keluar pada penis) jika dibantu oleh cairan yang dihasilkan oleh vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper (glandula bulbouretralis). Cairan yang dihasilkan vesikula seminalis berfungsi membantu spermatozoa agar mudah bergerak, memberi nutrisi, dan menormalkan keasaman pH saluran reproduksi wanita pada saat kopulasi. Spermatozoa bersama cairan tersebut disebut dengan istilah semen atau air mani. Saat kopulasi (hubungan intim), seorang laki-laki dapat mengeluarkan sekitar 350-360 juta sel sperma di dalam 3 ml air mani.
Struktur sperma terdiri dari bagian berikut:
a.       Kepala, mengandung inti sel: pada bagian ujungnya terdapat akrosom yang dibentuk dari badan golgi. Akrosom menghasilkan enzim yang berfungsi membantu sperma menembus sel telur;
b.      Bagian tengah (midpiece): terdapat mitokondria tempat berlangsungnya oksidasi sel untuk membentuk energi sehingga sperma dapat bergerak aktif;
c.       Ekor: sebagai alat gerak sperma agar mencapai ovum.
Setelah sperma terbentuk akan mengalir ke saluran pengumpul yang disebut epididimis. Dari epididimis sperma meninggalkan testis melalui vas deferns, kemudian ditampung di dalam kantong sperma (vesikula seminalis). Dari kantong sperma, sperma dialirkan melalui saluran penyembur (duktus ejakulatorius). Sperma mendapat tambahn cairan dari kelenjar prostat. Cairan prostat merupakan medium sperma, yang memberi makan sperma dan menjaga pH sperma.

Sumber : Biologi SMU Kelas 2 Semester , Istamar Syamsuri, dkk. Erlangga

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...