Rabu, 23 April 2014

Identifikasi Berbagai Proses Pelapukan/Pengikisan Sungai




Secara alami, sungai mengalir sambil melakukan aktivitas yang satu sama lain saling berhubungan, yakni: erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan penimbunan atau pengendapan (sedimentasi). Ketiga aktivitas tersebut tergantung pada faktor-faktor: kemiringan daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan aliran air.
Makin besar kemiringan aliran sungai, makin besar pula aktivitas pengikisan dan pengangkutan. Sebaliknya, penimbunan akan semakin intensif pada daerah datar, di mana aliran mengalir lambat sehingga air mempunyai kesempatan untuk mengendapkan material yang dibawanya.
Bahan yang diangkut oleh sungai terdiri atas material halus yang melayang dan bongkah batu yang menggelinding di dasar sungai. Bahan-bahan yang diangkut sungai mengalami pengendapan mulai dari material yang kasar dan berukuran besar seperti bongkah, krakal, dan kerikil, menyusul kemudian material yang lebih halus seperti pasir, dan lempung. Akibat dari proses erosi sungai yang aktif maka terbentuklah beberapa bentuk lembah sungai. Kenampakan bentuk suatu lembah sungai tersebut dapat mencerminkan tingkat perkembangan sungainya.
Lembah sungai adalah suatu bentuk permukaan yang lebih rendah daripada bagian lainnya yang dihasilkan oleh pengikisan air. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan melalui tiga proses yakni: pendalaman, pelebaran, dan pemanjangan.
a.       Pendalaman lembah sungai
Di daerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai memiliki aliran yang cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses erosi dan transportasi bekerja lebih dominan. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan menggerus dasar sungai. Cara kerja ini disebut sebagai pengikisan hidrolik. Serpihan batuan yang terbawa oleh aliran yang deras juga turut mengikis dan mempercepat pendalaman saluran, yang disebut sebagai pengikisan mekanik. Di samping itu, berjalan pula proses pengikisan kimiawi berupa pelarutan dan reaksi asam terhadap dasar dan tepi saluran sungai.
b.      Pelebaran lembah sungai
Pada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi menyimpang (lateral). Hal ini disebabkan lambatnya kecepatan arus yang mengalir.
Erosi lateral yang dominan bersifat melebarkan saluran dan lembah sungai. Selain itu berjalan pula proses agradasi atau penambahan endapan yang berasal dari materi longsoran (mass wasting) dari daerah lereng-lereng di atasnya. Ada proses ini mempercepat terjadinya pelebaran lembah sungai.
c.       Pemanjangn lembah sungai
Pemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut, sehingga daratan bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang berarti menambah pula muka daratan.
Perkembangan suatu lembah sungai menunjukkan umurnya. Umur di sini merupakan umur relatif berdasarkan kenampakan bentuk lembah tersebut yang terjadi dalam beberapa tingkat (stadium). Pada stadium awal, gradien sungai masih besar sehingga daya kikis vertikal besar. Pada stadium ini dataran asli baru saja terbentuk. Ini dapat terjadi akibat pengangkatan dasar laut ke atas permukaan atau erupsi (peletusan) gunung-gunung berapi yang menghasilkan sedimentasi yang begitu banyak sehingga terbentuk permukaan daratan yang baru. Di beberapa tempat terdapat permulaan sungai dengan lembah yang kecil-kecil. Jadi pada stadium ini daerah di sekitarnya masih merupakan bentuk antaraliran dan erosi saja mulai.
Pada stadium muda pembentukan lembah mulai terjadi dengan tanda-tanda sebagai berikut.
1)      Penampang lintang dari lembah berbentuk V. Hal ini disebabkan karena daya kikis vertikal yang kuat akibat gradien masih besar.
2)      Sungai masih banyak mempunyai erosi basis sementara.
3)      Daya angkut aliran air sungai masih merupakan daya angkut yang terbesar.
4)      Lebar pada bagian bawah lembah sama dengan lebar saluran sungai.
5)      Dasar lembah masih belum merata.
Selanjutnya, pada stadium dewasa lembah sungai akan memiliki ciri sebagai berikut.
1)      Gradien sungai menjadi lebih kecil.
2)      Erosi yang berperanan penting adalah erosi lateral, sedangkan erosi vertikal praktis sudah tidak terjadi.
3)      Pada bagian akhir stadium dewasa sungai sudah mengalami pendataran dasar sungai.
4)      Lembah sungai terbentuk U, yang ukuran lebarnya melebihi dalamnya.
5)      Pada dasar lembah terdapat dataran banjir (flood plain) dan flood plain sungai membentuk kelokan (meander)
6)      Dengan dasar lembah sungai sudah merata maka tidak terdapat lagi erosi dasar sungai.

d.      Kualitas Fisik Air Sungai dan Pemanfaatan Sungai
Kualitas air sungai di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Surabaya cenderung menurun. Penurunan kualitas air sungai dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan kadar parameter tertentu seperti kadar PH, kebutuhan oksigen biologi/ Biological Oxygen Demand (BOD) dan kebutuhan oksigen kimiawi/ Chemical Oxygen Demand (COD). Parameter BOD dan COD sungai-sungai di seluruh provinsi di Pulau Jawa yang telah melampaui baku mutu yang ditetapkan, di antaranya Sungai Ciliwung, Sunter, Citarum, Kaligarang, Bengawan Solo, dan Kali Surabaya.
Kekeruhan air pada sungai-sungai di Pulau Jawa umumnya menunjukkan tingkat yang cukup tinggi. Taksiran jumlah lumpur yang dibawa sungai-sungai di Pulau Jawa dapat mencapai 25 juta ton per tahun. Hal itu menandakan bahwa erosi tanah telah terjadi di bagian hulu.
Pengaturan terhadap pemanfaatan sungai menjadi hal yang penting karena menyangkut nilai ambang batas pencemaran. Dasar penentuan manfaat sungai adalah dominasi pemanfaatan di wilayah itu, berdasarkan kualitas air saat itu. Peran aktif dari kalangan pemakai air maupun mereka yang secara potensial mencemari air diharapkan dapat mengatasi permasalahan kuantitas dan kualitas air. Upaya program kali bersih (prokasih) merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran sungai. Program ini adalah kegiatan yang terpusat dan bertujuan menurunkan jumlah beban zat pencemar yang masuk ke sungai.
Sungai mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, misalnya sebagai berikut.
1)      Sungai banyak mengandung bahan-bahan bangunan seperti pasir, batu kali, dan kerikil.
2)      Sungai dapat memberikan mata pencarian penduduk seperti pengambilan pasir, batu-batu, pencarian bijih emas, intan, timah alluvial, dan perikanan.
3)      Air terjun sungai dapat digunakan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik.
4)      Sungai dapat digunakan untuk kepentingan pengairan, misalnya dengan dibuat waduk.
5)      Untuk menambah kesuburan tanah karena sungai banayk mengandung mineral yang banyak dibutuhkan suatu tanaman.
6)      Hasil pengendapan sungai dapat menghasilkan dataran aluvial yang subur.
7)      Sungai mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan suatu industri yang banyak memerlukan air, misalnya industri bata, genting dan lain-lain.
8)      Sungai untuk lalu lintas air.

Sumber : Geografi SMA, Erlangga

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...