Selasa, 24 Maret 2009

Jenis-jenis Koloid

"Iklan Bisnis Online"

Hanya dengan mengklik iklan saja bisa dapat dollar, ayo daftar di


ClixSense Gratiis !


Anda ingin mendapatkan Hp Blackbery ikuti survey berikut ini,


Klik disini


Anda ingin Membangun Kekayaan Dari Internet ?


Klik disini


E-book Panduan Untuk Berbisnis Internet dan Macam-macam Bisnis Internet

Klik Disini

Jasa pembuatan website Klik disini

Ayo bergabung di Ziddu untuk mengupload File dan bisa dapat dollar


Penggolongan suatu sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi dan fase pendispersinya tersebut.

Koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol. Jadi, ada tiga jenis sol, yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair), dan sol gas (padat dalam gas). Istilah sol biasa digunakan untuk menyatakan sol cair, sedangkan sol gas lebih dikenal dengan aerosol (aerosol padat). Koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi. Emulsi juga ada tiga jenis, yaitu emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam cair), dan emulsi gas (cair dalam gas). Istilah emulsi biasa digunakan untuk menyatakan emulsi cair, sedangkan emulsi gas juga dikenal dengan nama aerosol (aerosol cair). Koliod yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih. Hanya ada dua jenis buih, yaitu buih padat dan buih cair. Campuran antara gas dengan gas selalu bersifat homogen jadi merupakan larutan, bukan koloid. Istilah buih biasa digunakan untuk menyatakan buih cair. Dengan demikian ada 8 jenis koloid, seperti berikut ini :

1. Fase Terdispersi : Padat

Fase Pendispersi : Gas

Nama : Aerosol

Contoh : Asap (smoke), debu di udara

2. Fase Terdispersi : Padat

Fase Pendispersi : Cair

Nama : Sol

Contoh : Sol emas, sol belerang, tinta, cat

3. Fase Terdispersi : Padat

Fase Pendispersi : Padat

Nama : Sol Padat

Contoh : Gelas berwarna, intan hitam

4. Fase Terdispersi : Cair

Fase Pendispersi : Gas

Nama : Aerosol

Contoh : Kabut (fog), dan awan

5. Fase Terdispersi : Cair

Fase Pendispersi : Cair

Nama : Emulsi

Contoh : Susu, santan, minyak ikan,

6. Fase Terdispersi : Cair

Fase Pendispersi : Padat

Nama : Emulsi padat

Contoh : Jelly, mutiara, opal

7. Fase Terdispersi : Gas

Fase Pendispersi : Cair

Nama : Buih

Contoh : Buih sabun, krim kocok

8. Fase Terdispersi : Gas

Fase Pendispersi : Padat

Nama : Buih padat

Contoh : Karet busa, batu apung

Aerosol

Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.

Contoh aerosol padat : asap dan debu dalam udara

Contoh aerosol cair : kabut dan awan

Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain. untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan karbon dioksida.

Sol

Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.

Contoh sol: air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.

Emulsi

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan kedalam dua bagian, Yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M). dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.

Contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : santan, susu, dan lateks

Contoh emulsi air dalam minyak (A/M) : mayonnaise, minyak bumi, dan minyak ikan.

Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak kedalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau deterjen, maka diperoleh campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonnaise.

Buih

Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlkukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih.

Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya, pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih antara lain eter, isoamil alkohol, dan lain-lain.

Gel

Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silica. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.

Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi


"Iklan Bisnis Online"

Hanya dengan mengklik iklan saja bisa dapat dollar, ayo daftar di


ClixSense Gratiis !


Anda ingin mendapatkan Hp Blackbery ikuti survey berikut ini,


Klik disini


Anda ingin Membangun Kekayaan Dari Internet ?


Klik disini


E-book Panduan Untuk Berbisnis Internet dan Macam-macam Bisnis Internet

Klik Disini


Jasa pembuatan website Klik disini

Ayo bergabung di Ziddu untuk mengupload File dan bisa dapat dollar


Larutan (Dispersi molekuler)

Contoh: Larutan gula dalam air

1) Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra

2) Semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1 nm

3) Satu fase

4) Stabil

5) Tidak dapat disaring

Koloid (Dispersi koloid)

Contoh: campuran susu dengan air

1) Secara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra

2) Partikel berdimensi antar 1 nm sampai 100 nm

3) Dua fase

4) Pada umumnya stabil

5) Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra

Suspensi (Dispersi kasar)

Contoh: Campuran tepung terigu dengan air

1) Heterogen

2) Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm

3) Dua fase

4) Tidak stabil

5) Dapat disaring

Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan campuran yang tergolong larutan, koloid atau suspensi.

Contoh larutan : larutan gula, larutan garam, spiritus, alcohol 70%, larutan cuka, air laut, udara yang bersih, dan bensin.

Contoh koloid : sabun, susu, santan, jeli, selai, mentega, dan mayonnaise.

Contoh suspensi: air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran minyak air.

Adakalanya suatu campuran mengandung zat terlarut dan zat koloid atau zat terlarut dan suspensi sekaligus. Air sungai, sebagai contoh, mengandung pasir dan berbagai partikel kasar yang lain. jika air sungai disaring, biasanya masih mengandung partikel koloid di samping zat terlarut. Demikian juga halnya dengan udara, udara yang bersih merupakan larutan dari berbagai jenis gas. Akan tetapi, pada umumnya udara mengandung partikel koloid berupa debu, asap, atau kabut.

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...