Jumat, 18 April 2014

Organ Reproduksi Wanita dan Proses Pembentukan Ovum




Alat reproduksi wanita bagian luar disebut vulva yang terdiri dari sepasang bibir kemaluan, ada bibir luar dan bibir dalam. Selanjutnya ada klitoris (kelentit), lubang saluran vagina, selaput dara (himen) dan kelenjar Bartholini.
 Selanjutnya, alat-alat reproduksi wanita bagian dalam anatara lain terdiri dari vagina yang berbentuk tabung dan mulut rahim yang merupakan pintu menuju rahim.
Rahim terdiri dari otot-otot yang kuat dan merupakan semacam rongga yang luas. Dalam keadaan tidak terisi, bentuk dan ukurannya kurang lebih hampir sama dengan buah alpukat muda. Rahim ini merupakan tempat yang elastis, di mana janin tumbuh dan berkembang sampai menjadi bayi yang siap dilahirkan.
Saluran telur (oviduk), merupakan saluran yang akan dilalui telur dalam perjalanannya dari indung telur (ovarium) menuju rahim. Kedua indung telur pada kedua sisi rahim masing-masing besarnya kurang lebih seperti ukuran buah anggur. Di dalam indung telur inilah diproduksi telur (ovum).
Proses pembentukan ovum di dalam ovarium disebut proses oogenesis. Ovarium mengalami pertumbuhan sejak fase embrio hingga dewasa. Ovarium di dalam tubuh embrio berjumlah sekitar 600.000 buah sel induk telur yang disebut oogonium. Pada umur embrio lima bulan, oogonium memperbanyak diri secar mitosis, membentuk kurang lebih 7 juta oosit primer. Pada saat embrio umur 6 bulan, oosit sedang dalam tahap meiosis (profase 1). Setelah itu terjadi pengurangan jumlah oosit primer samapai lahir. Pada saat lahir dua ovarium mengandung 2 juta oosit primer. Selanjutnya oosit primer yang sedang tahap membelah tersebut istirahat samapai masa pubertas. Pada waktu anak berumur 7 tahun jumlahnya susut lagi menjadi sekitar antara 300.000-400.000 oosit primer. Oogonium dan oosit ini terdapat dalam folikel telur. Folikel adalah sel-sel pembungkus yang penuh cairan. Folikel yang tumbuh memiliki tahap pertumbuhan sejak dari folikel primer, sekunder, sampai tersier. Perubahan folikel ini dikendalikan oleh FSH. Pada saat menjelang ovulasi, folikel tersier menjadi folikel de Graaf.
Setelah masuk masa pubertas, seorang anak perempuan akan mengalami menstruasi atau haid. Saat itu hipofisis anak perempuan mampu menghasilkan FSH, dan oosit primer yang terbentuk melanjutkan pembelahan meiosis I-nya menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama. Sel yang berukuran besar disebut dengan oosit sekunder dan yang berukuran kecil disebut badan polar pertama. Penyelesaian tahap meiosis I sekitar menjelang ovulasi. Oosit sekunder melanjutkan tahapan meiosis II dan berhenti pada metafase II. Jadi, pada saat ovulasi, yang dikeluarkan bukan ovum melainkan oosit sekunder pada metafase II. Jika tidak terjadi pembuahan oleh sperma, oosit sekunder mati. Jika tidak terjadi pembuahan oleh sperma, oosit sekunder mati. Jika terjadi pembuahan sperma, oosit sekunder akan melengkapi tahapan meiosis II. Hasilnya adalah satu sel yang besar disebut ootid dan satu sel yang kecil disebut badan polar kedua. Sedangkan badan polar I menghasilkan 2 badan polar. Pada saat menjelang terjadinya peleburan inti sel telur dengan inti sperma, ootid berkembang menjadi ovum (telur). Sedangkan badan polar I menghasilkan 2 badan polar. Pada saat menjelang terjadinya peleburan inti sel telur dengan inti sperma, ootid berkembang menjadi ovum (telur). Sedangkan ketiga badan polar yang menempel pada ovum tidak berfungsi dan berdegenerasi. Dengan demikian hasil oogenesis adalah sel ovum yang besar dan tiga sel badan polar yang menempel di ovum.
Seperti halnya spermatogenesis, proses oogenesis juga dipengaruhi oleh berbagai jenis hormon. Hormon-hormon tersebut dapat dihasilkan oleh hipofisis, pituitary, atau ovarium sendiri.

Sumber : Biologi SMU Kelas 2 Semester , Istamar Syamsuri, dkk. Erlangga

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...