Setiap
perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik.
Karakteristik perilaku belajar ini dalam beberapa pustaka rujukan, antara lain Psikologi Pendidikan oleh Surya (1982),
disebut juga sebagai prinsip-prinsip belajar. Di antara ciri-ciri perubahan
khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah:
1) perubahan
itu intensional;
2) perubahan
itu positif dan aktif;
3) perubahan
itu efektif dan fungsional.
1.
Perubahan
Intensional
Perubahan
yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang
dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan.
Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya
perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan
dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan
sesuatu, keterampilan dan seterusnya. Sehubungan dengan itu, perubahan yang
diakibatkan mabuk, gila, dan lelah tidak termasuk dalam karakteristik belajar,
karena individu yang bersangkutan tidak menyadari atau tidak menghendaki
keberadaannya.
Di
samping perilaku belajar itu menghendaki perubahan yang disadari, juga
diarahkan pada tercapainya perubahan tersebut. Jadi, jika seorang siswa belajar
bahasa Inggris umpamanya, maka sebelumnya ia telah menetapkan taraf kemahiran
yang disesuaikan dengan tujuan pemakaiannya. Penetapan ini misalnya, apakah
bahasa asing tersebut akan ia gunakan untuk keperluan studi ke luar negeri
ataukah untuk sekedar bisa membaca teks-teks atau literatur berbahasa Inggris.
Namun
demikian, perlu pula dicatat bahwa kesengajaan belajar itu, menurut Anderson
(1990) tidak penting, yang penting cara mengelola informasi yang diterima siswa
pada waktu pembelajaran terjadi. Di samping itu, dari kenyataan sehari-hari
juga menunjukkan bahwa tidak semua kecakapan yang kita peroleh merupakan hasil
kesengajaan belajar yang kita sadari.
Sebagai
contoh, kebiasaan bersopan santun di meja makan dan bertegur sapa dengan orang
lain, guru, dan orang-orang baik di sekitar kita tanpa disengaja dan disadari.
Begitu juga beberapa kecakapan tertentu yang kita peroleh dari pengalaman dan
praktik sehari-hari, belum tentu kita pelajari dengan sengaja. Dengan demikian,
dapat kita pastikan bahwa perubahan intensional tersebut “bukan harga mati”
yang harus dibayar oleh Anda dan siswa.
2.
Perubahan
Positif dan Aktif
Perubahan
yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya
baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa
perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu
yang baru (seperti pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih baik daripada
apa yang telah ada sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi
dengan sendirinya seperti karena proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa
merangkak setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
3.
Perubahan
Efektif dan Fungsional
Perubahan
yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna.
Artinya, perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi
siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam
arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan
tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan. Perubahan fungsional dapat
diharapkan memberi manfaat yang luas misalnya ketika siswa menempuh ujian dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan sehari-hari dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
Selain
itu, perubahan yang efektif dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan
mendorong timbulnya perubahan-perubahan positif lainnya. Sebagai contoh, jika
seorang siswa belajar menulis, maka di samping akan mampu merangkaikan kata dan
kalimat dalam bentuk tulisan, ia juga akan memperoleh kecakapan lainnya seperti
membuat catatan, mengarang surat, dan bahkan menyusun karya sastra atau karya
ilmiah.
Sumber : Buku
Psikologi Pendidikan, Muhibbin Syah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar