Sir James Jean
dalam bab tentang “The Methods of
Science,” mengilustrasikan metode ini dengan teori sejarah yang dahsyat
tentang pergerakan bintang-bintang di langit. Matahari nampak terbit di timur
dan terbenam di ufuk barat. Bintang-bintang juga pasti demikian. Bulan dan
“pengembara” yang disebut planet juga terbit dan terbenam tetapi tidak
beraturan. Bagaimana semua ini akan dijelaskan?
Sebelum datang
ilmuwan Yunani, penjelasan mitologis dapat memuaskan pikiran kuno. Orang Yunani
sendiri bergulat dengan persoalan alam raya ini selama beberapa ratus tahun.
Akhirnya Ptolemy dari Alexandria, kira-kira 150 tahun S.M., menajalankan sebuah
penjelasan ilmiah yang lengkap. Dia menawarkan dan memberikan sebuah hipotesis
atau teori untuk menjelaskan semua gerakan bintang-bintang. Kesimpulannya,
bahwa bumi adalah pasti dan tak bergerak dan sebagai pusat sistem, sementara
matahari, bulan dan bintang-bintang beredar mengelilinginya. Sebuah sistem yang
rumit pada lingkaran atau peredaran orbit dan pusat peredaran telah menjelaskan
berbagai gerakan aneh planet-planet tersebut.
Teori di atas
disebut dengan sistem Ptolemaic. Teori tersebut nampaknya menjelaskan fakta
dengan cukup baik sehingga sepanjang abad pertengahan diberlakukan dan akhirnya
melengkapi fondasi kosmologis bagi puisi agung Dante, The Divine Comedy. Tetapi dengan berkembangnya pengetahuan
astronomi pada abad ke 16, Copernicus tidak puas dengan teori ini dan membuat
hipotesis lain kemudian menghasilkan sistem baru yaitu sistem Copernican. Dia
mengusulkan untuk melihat matahari sebagai pusat sistem tata surya, bumi dan
anggota planet lain pada sistem itu beredar mengelilingi matahari dalam bentuk
lingkaran. Teori baru ini mencocokkan fakta lebih baik tetapi tidak sempurna.
Kepler mempelajari gerak Mars. Bentuk elips menggantikan lingkaran sebagai
garis edar planet-planet. Penjelasan ini dianggap lebih benar tetapi masih
meninggalkan ketidakjelasan lain.
Newton kemudian
datang dan mengusulkan hukum yang mengagumkan lagi luas (far-reaching) yang berlaku bagi semua bintang-bintang di langit.
Hukum tersebut bernama hukum gravitasi. Menurut Newton semua objek di alam
semesta menarik semua objek lain dengan kekuatan bervariasi secara terbalik
seperti masing-masing jarak pada sebuah empat persegi. Hukum baru ini ditemukan
serentak untuk menjelaskan dengan cara yang mengagumkan semua gerak pada semua
bintang-bintang di langit juga gerak pada bintang-bintang aneh dan misterius
yang disebut dengan komet. Hukum ini juga menjelaskan tentang jalan atau
lintasan bola, peluru dan pergerakan yang terjadi pada air laut yang pasang.
Dengan munculnya
hukum terkenal Newton, dunia ilmiah teryakinkan dan terpuaskan. Rahasia gerak
pada bintang-bintang dan benda-benda angakasa serta bumi itu sendiri ternyata
semakin terbuka. Abad sekarang tidak sampai menimbulkan terlalu banyak
keraguan. Tetapi dengan semakin akuratnya alat-alat yang kita gunakan, akhirnya
terdeteksi juga adanya kesalahan dengan planet Merkurius. Leverrier
mengobservasinya dan ternyata Merkurius tidak bergerak seperti menurut hukum
Newton. Orbit elipsis-nya sendiri menunjukkan sikap yang membingungkan bagi
fisika Newtonian.
Revisi lain lalu
dibuat dan sekarang Einstein datang dengan teori relativitas yang terkenal.
Teori tersebut menjelaskan tidak hanya tentang perilaku aneh (erratic) pada
Merkurius tetapi juga menerangkan sejumlah besar fakta lain yang sampai kini
sulit untuk dijelaskan. Sebagian diperankan oleh metode deduksi pada metode
ilmiah yang diuraikan dalam verifikasi dan pembuktian hukum einstein. Menurut
Einstein Jika teori relativitasnya
itu (valid) absah maka cahaya pada
sebuah bintang jauh yang lewat dekat matahari mestinya dibelokkan dari jalan
garis lurusnya (Its straight-line course).
Para astronom menunggu terjadinya gerhana matahari total dan ternyata
pembelokkan nampak terjadi sesuai dengan hukum Einstein tadi.
Selama kita
memeriksa ulang beberapa teori gerak bintang-bintang langit ini, nampak bahwa
sain adalah sejarah pembuangan berbagai teori. Akan tetapi Jeans berkomentar,
sebuah kesimpulan tentu akan menjadi sebuah barang baru untuk menjelaskan apa
yang benar-benar terjadi. Dengan demikian, menurut Jeans, sain itu “sungguh
merupakan sebuah perkembangan dengan melalui sebuah penggantian berbagai teori
yang masing-masing teori baru tersebut lebih melindungi fenomena daripada
menelantarkan fenomena yang sebelumnya atau teori pendahulunya. Hal ini
dilakukan demi menuju ke arah tujuan teori tunggal yang akan mencakup semua
fenomena alam”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar