Minggu, 04 Mei 2014

Berbagai Ulasan tentang Metode




Sir James Jean dalam bab tentang “The Methods of Science,” mengilustrasikan metode ini dengan teori sejarah yang dahsyat tentang pergerakan bintang-bintang di langit. Matahari nampak terbit di timur dan terbenam di ufuk barat. Bintang-bintang juga pasti demikian. Bulan dan “pengembara” yang disebut planet juga terbit dan terbenam tetapi tidak beraturan. Bagaimana semua ini akan dijelaskan?

Sebelum datang ilmuwan Yunani, penjelasan mitologis dapat memuaskan pikiran kuno. Orang Yunani sendiri bergulat dengan persoalan alam raya ini selama beberapa ratus tahun. Akhirnya Ptolemy dari Alexandria, kira-kira 150 tahun S.M., menajalankan sebuah penjelasan ilmiah yang lengkap. Dia menawarkan dan memberikan sebuah hipotesis atau teori untuk menjelaskan semua gerakan bintang-bintang. Kesimpulannya, bahwa bumi adalah pasti dan tak bergerak dan sebagai pusat sistem, sementara matahari, bulan dan bintang-bintang beredar mengelilinginya. Sebuah sistem yang rumit pada lingkaran atau peredaran orbit dan pusat peredaran telah menjelaskan berbagai gerakan aneh planet-planet tersebut. 

Teori di atas disebut dengan sistem Ptolemaic. Teori tersebut nampaknya menjelaskan fakta dengan cukup baik sehingga sepanjang abad pertengahan diberlakukan dan akhirnya melengkapi fondasi kosmologis bagi puisi agung Dante, The Divine Comedy. Tetapi dengan berkembangnya pengetahuan astronomi pada abad ke 16, Copernicus tidak puas dengan teori ini dan membuat hipotesis lain kemudian menghasilkan sistem baru yaitu sistem Copernican. Dia mengusulkan untuk melihat matahari sebagai pusat sistem tata surya, bumi dan anggota planet lain pada sistem itu beredar mengelilingi matahari dalam bentuk lingkaran. Teori baru ini mencocokkan fakta lebih baik tetapi tidak sempurna. Kepler mempelajari gerak Mars. Bentuk elips menggantikan lingkaran sebagai garis edar planet-planet. Penjelasan ini dianggap lebih benar tetapi masih meninggalkan ketidakjelasan lain.

Newton kemudian datang dan mengusulkan hukum yang mengagumkan lagi luas (far-reaching) yang berlaku bagi semua bintang-bintang di langit. Hukum tersebut bernama hukum gravitasi. Menurut Newton semua objek di alam semesta menarik semua objek lain dengan kekuatan bervariasi secara terbalik seperti masing-masing jarak pada sebuah empat persegi. Hukum baru ini ditemukan serentak untuk menjelaskan dengan cara yang mengagumkan semua gerak pada semua bintang-bintang di langit juga gerak pada bintang-bintang aneh dan misterius yang disebut dengan komet. Hukum ini juga menjelaskan tentang jalan atau lintasan bola, peluru dan pergerakan yang terjadi pada air laut yang pasang.

Dengan munculnya hukum terkenal Newton, dunia ilmiah teryakinkan dan terpuaskan. Rahasia gerak pada bintang-bintang dan benda-benda angakasa serta bumi itu sendiri ternyata semakin terbuka. Abad sekarang tidak sampai menimbulkan terlalu banyak keraguan. Tetapi dengan semakin akuratnya alat-alat yang kita gunakan, akhirnya terdeteksi juga adanya kesalahan dengan planet Merkurius. Leverrier mengobservasinya dan ternyata Merkurius tidak bergerak seperti menurut hukum Newton. Orbit elipsis-nya sendiri menunjukkan sikap yang membingungkan bagi fisika Newtonian.

Revisi lain lalu dibuat dan sekarang Einstein datang dengan teori relativitas yang terkenal. Teori tersebut menjelaskan tidak hanya tentang perilaku aneh (erratic) pada Merkurius tetapi juga menerangkan sejumlah besar fakta lain yang sampai kini sulit untuk dijelaskan. Sebagian diperankan oleh metode deduksi pada metode ilmiah yang diuraikan dalam verifikasi dan pembuktian hukum einstein. Menurut Einstein Jika teori relativitasnya itu (valid) absah maka cahaya pada sebuah bintang jauh yang lewat dekat matahari mestinya dibelokkan dari jalan garis lurusnya (Its straight-line course). Para astronom menunggu terjadinya gerhana matahari total dan ternyata pembelokkan nampak terjadi sesuai dengan hukum Einstein tadi.

Selama kita memeriksa ulang beberapa teori gerak bintang-bintang langit ini, nampak bahwa sain adalah sejarah pembuangan berbagai teori. Akan tetapi Jeans berkomentar, sebuah kesimpulan tentu akan menjadi sebuah barang baru untuk menjelaskan apa yang benar-benar terjadi. Dengan demikian, menurut Jeans, sain itu “sungguh merupakan sebuah perkembangan dengan melalui sebuah penggantian berbagai teori yang masing-masing teori baru tersebut lebih melindungi fenomena daripada menelantarkan fenomena yang sebelumnya atau teori pendahulunya. Hal ini dilakukan demi menuju ke arah tujuan teori tunggal yang akan mencakup semua fenomena alam”.  

Sumber : Buku Filsafat

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...