Rabu, 21 Mei 2014

Mengajar I Pandangan-Pandangan Pokok Mengenai Mengajar I Mengajar Sebagai Ilmu




Ada dua macam aliran pandangan yang berbeda dalam melihat profesi mengajar. Aliran pertama menganggap mengajar sebagai “ilmu”, sedangkan aliran kedua menganggap mengajar sebagai “seni”.

Mengajar Sebagai Ilmu

Sebagian ahli memandang mengajar sebagai ilmu (science). Oleh karenanya, guru merupakan sosok pribadi manusia yang memang sengaja dibangun untuk menjadi tenaga profesional yang memiliki profesional (berpengetahuan dan berkemampuan tinggi) dalam dunia pendidikan yang berkompeten untuk melakukan tugas mengajar.

Siapa pun, asal memiliki profesiensi dalam bidang ilmu pendidikan akan mampu melakukan perbuatan mengajar dengan baik. Penguasaan seorang guru atas materi pelajaran bidang tugasnya adalah juga penting, tetapi yang lebih penting ialah penguasaannya atas ilmu-ilmu yang berhubungan dengan tugas mengajarnya.

Seorang pakar psikologi pendidikan, J.M. Stephens, berpendapat bahwa seorang yang profesional seharusnya memiliki keyakinan yang mendalam terhadap ilmu yang berhubungan dengan proses kependidikan yang dapat menyelesaikan masalah-masalah besar itu. Hal ini penting, karena menurutnya mengajar itu terkadang berbentuk proses yang emosional dan entusiastik yang dapat menghambat penerapan secara persis teori-teori ilmu pengetahuan (Barlow, 1985).

Oleh sebab itu, untuk memahami sekaligus menerapkan sebuah teori proses mengajar, guru hendaknya pandai-pandai menyimpan perasaan dan harapan emosional dalam tempat penyimpanan yang dingin. Kemudian, hendaknya ia berusaha menghadapi kenyataan dengan akal terbuka. Meskipun guru harus berani menghadapi kenyataan, ia tidak perlu mengorbankan diri menjadi hamba sahaya kenyataan itu sendiri.

Aliran pandangan yang menganggap mengajar sebagai ilmu dapat menimbulkan konotasi bahwa seseorang yang dikehendaki menjadi guru, misalnya oleh orangtuanya sendiri, akan dapat menjadi guru yang baik asal ia dididik di sekolah atau fakultas keguruan.

Dari uraian di atas jelas bahawa aliran yang memandang mengajar sebagian ilmu itu diilhami oleh teori perkembangan klasik yang disebut empirisisme yang dipelopori oleh John Locke (1632-1704). Menurut teori ini, pembawaan dan bakat yang diturunkan oleh orangtua tidak berpengaruh apa-apa terhadap perkembangan kehidupan seseorang, sebab pada dasarnya setiap manusia pasti lahir dalam keadaan kososng. Hendak menjadi apa manusia itu kelak setelah dewasa, bergantung pada lingkungan dan pengalamannya, terutama pengalaman dan lingkungan belajarnya. Jadi, seorang anak manusia yang memeroleh peluang yang baik untuk belajar ilmu pendidikan/keguruan, tentu ia akan menjadi seorang guru yang profesional dalam mengajar, bukan menjadi petani walaupun kedua orangtuanya petani sejati.  
 

Sumber : Buku Psikologi Pendidkan, Muhibbin Syah.

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...