Jumat, 23 Mei 2014

Model dan Metode Pokok Mengajar I Model Pokok Mengajar I Model Information Processing (Tahapan Pengelolaan Informasi)




Pada bagian ini akan penyusun sajikan model-model dan metode-metode mengajar pokok dalam arti dipandang lebih menonjol dan relevan dengan tuntutan kebutuhan dunia pendidikan masa kini. Modifikasi, khususnya terhadap sebagian metode mengajar, penyusun lakukan seperlunya dalam rangka pengembangan atau penyesuaian dengan kebutuhan. Kepada Anda selaku calon guru dan guru profesional juga diharapkan melakukan penyesuaian seperlunya terhadap model dan metode tersebut apabila dirasa perlu untuk mencocokkan dengan konteks mengajar-belajar yang mungkin berbeda dengan apa yang penyusun uraikan pada bagian ini.

Model Pokok Mengajar

Model-model mengajar (teaching models) adalah blue print mengajar yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pengajaran. Cetak biru (blue print) ini lazimnya dijadikan pedoman perencanaan dan pelaksanaan pengajaran serta evaluasi belajar.

Dalam sebuah model mengajar biasanya terhadap tahapn-tahapan atau langkah-langkah (syntax) yang relatif tetap dan pasti untuk menyajikan materi pelajaran secara berurutan. Oleh karena itu, sebuah model mengajar dapat dianggap sebagai teori mini yang bersifat mekanis dalam arti berjalan secara tetap seperti mesin.

Kumpulan atau set model mengajar yang dianggap komprehensif, menurut Tardif (1989) adalah set model yang dikembangkan oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil dengan kategorisasi sebagai berikut: 1) model information processing; 2) model personal; 30 model social; 4) model behavioral.

Model Information Processing (Tahapan Pengelolaan Informasi)

Information processing adalah sebuah istilah kunci dalam psikologi kognitif yang akhir-akhir ini semakin mendominasi sebagian besar upayariset dan pembahasan psikologi pendidikan. Kata information processing sesungguhnya dipinjam dari peristilahan komputer untuk menjelaskan aktivitas mental (dalam hal ini mental siswa) ketika mengoperasikan pengetahuan dan mengolah informasi yang diekstraksikan dari peristiwa-peristiwa yang ada di lingkungan sekitarnya, seperti suarua atau kata, gerakan benda, gambar, dan sebagainya.

Information processing sebagai sebuah rumpun model-model mengajar perlu dipelajari dan diterapkan sebaik-baiknya dalam proses belajar mengajar agar ranah cipta siswa dapat berkembang dan berfungsi seoptimal mungkin. Pengembangan ranah cipta dalam proses belajar mengajar dipandang vital dan strategis, karena ranah kejiwaan yang paling dominan adalah ranah cipta (kognitif). Mengapa? Karena ranah psikologis yang bermarkas di dalam otak ini merupakan sumber dan sekaligus pengendali ranah-ranah psikologis lainnya, yakni ranah rasa (afektif) dan karsa (psikomotor). Jadi, otak dengan segala perangkatnya yang unik dan rumit itu tidak hanya berfungsi sebagai “mesin” penggerak aktivitas akal semata, tetapi juga sebagai “menara” pengontrol aktivitas perasaan dan perbuatan (Syah, 1993).

 
Sumber : Buku Psikologi Pendidkan, Muhibbin Syah.

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...