Pada bagian ini akan
penyusun sajikan model-model dan metode-metode mengajar pokok dalam arti
dipandang lebih menonjol dan relevan dengan tuntutan kebutuhan dunia pendidikan
masa kini. Modifikasi, khususnya terhadap sebagian metode mengajar, penyusun
lakukan seperlunya dalam rangka pengembangan atau penyesuaian dengan kebutuhan.
Kepada Anda selaku calon guru dan guru profesional juga diharapkan melakukan
penyesuaian seperlunya terhadap model dan metode tersebut apabila dirasa perlu
untuk mencocokkan dengan konteks mengajar-belajar yang mungkin berbeda dengan
apa yang penyusun uraikan pada bagian ini.
Model
Pokok Mengajar
Model-model mengajar (teaching models) adalah blue print
mengajar yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
pengajaran. Cetak biru (blue print)
ini lazimnya dijadikan pedoman perencanaan dan pelaksanaan pengajaran serta
evaluasi belajar.
Dalam sebuah model
mengajar biasanya terhadap tahapn-tahapan atau langkah-langkah (syntax) yang relatif tetap dan pasti
untuk menyajikan materi pelajaran secara berurutan. Oleh karena itu, sebuah
model mengajar dapat dianggap sebagai teori mini yang bersifat mekanis dalam
arti berjalan secara tetap seperti mesin.
Kumpulan atau set model
mengajar yang dianggap komprehensif, menurut Tardif (1989) adalah set model
yang dikembangkan oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil dengan kategorisasi sebagai
berikut: 1) model information processing;
2) model personal; 30 model social; 4) model behavioral.
Model
Information Processing (Tahapan Pengelolaan Informasi)
Information
processing adalah sebuah istilah kunci dalam psikologi
kognitif yang akhir-akhir ini semakin mendominasi sebagian besar upayariset dan
pembahasan psikologi pendidikan. Kata information processing sesungguhnya
dipinjam dari peristilahan komputer untuk menjelaskan aktivitas mental (dalam
hal ini mental siswa) ketika mengoperasikan pengetahuan dan mengolah informasi
yang diekstraksikan dari peristiwa-peristiwa yang ada di lingkungan sekitarnya,
seperti suarua atau kata, gerakan benda, gambar, dan sebagainya.
Information processing
sebagai sebuah rumpun model-model mengajar perlu dipelajari dan diterapkan
sebaik-baiknya dalam proses belajar mengajar agar ranah cipta siswa dapat
berkembang dan berfungsi seoptimal mungkin. Pengembangan ranah cipta dalam
proses belajar mengajar dipandang vital dan strategis, karena ranah kejiwaan
yang paling dominan adalah ranah cipta (kognitif). Mengapa? Karena ranah
psikologis yang bermarkas di dalam otak ini merupakan sumber dan sekaligus
pengendali ranah-ranah psikologis lainnya, yakni ranah rasa (afektif) dan karsa
(psikomotor). Jadi, otak dengan segala perangkatnya yang unik dan rumit itu
tidak hanya berfungsi sebagai “mesin” penggerak aktivitas akal semata, tetapi
juga sebagai “menara” pengontrol aktivitas perasaan dan perbuatan (Syah, 1993).
Sumber : Buku
Psikologi Pendidkan, Muhibbin Syah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar