Seorang sosiolog agama
bernama Elizabeth K. Nottingham berpendapat bahwa agama bukan sesuatu yang
dapat dipahami melalui definisi, melainkan melalaui deskripsi (penggambaran). Tak
ada satu pun definisi tentang agama yang benar-benar memuaskan, tulis
Elizabeth.
Menurut gamabaran
Elizabeth K. Nottingham, agama adalah gjala yang begitu sering “terdapat di
mana-mana”, dan agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur
dalamnya makna dan keberadaan diri sendiri dan keberadaan alam semesta. Selain itu
agama dapat membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna, dan juga
perasaan takut dan ngeri. Meskipun perhatian tertuju kepada adanya suatu dunia yang
tak dapat dilihat (akhirat), namun agama melibatkan dirinya dalam
masalah-maslah kehidupan sehari-hari di dunia (Elizabeth K. Nottingham, 1985:3-4)
Agama sebagai bentuk
keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat Adikodrati (Supernatural) ternyata
seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang luas. Agama memiliki
nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun dalam
hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama juga memberi
damapak bagi kehidupan sehari-hari. Dengan demikian secara psikologis, agama
dapat berfungis sebagai motif intrinsik (dalam diri) dan motif ekstrinsik (luar
diri). Dan motif yang didorong keyakinan agama dinilai memiliki kekuatan yang
mengagumkan dan sulit ditandingi oleh keyakinan nonagama, baik doktrin maupun
ideologi yang bersifat profan. Agama memang unik, hingga sulit didefinisikan
secara tepat dan memuaskan.
Sumber : Buku Psikologi
Agama, Jalaluddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar