Selasa, 27 September 2011

TES URAIAN I Kelebihan dan Kekurangan I Bentuk Tes Uraian

Untuk lebih lengkapnya download filenya

Di Sini



Tes Uraian

Tes uraian, yang dalam literatur disebut juga essay examination, merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan. Dalam hal inilah kekuatan atau kelebihan tes esai dari alat penilaian lainnya. Sungguh pun demikian, sejak tahun 1960-an bentuk tes ini banyak ditinggalkan orang karena munculnya bentuk tes objektif. Bahkan sampai saat ini tes objektif sangat populer dan digunakan oleh hampir semua guru mulai di tingkat SD sampai diperguruan tinggi. Ada semacam kecenderungan di kalangan para pendidik dan guru untuk kembali menggunakan tes uraian sebagai alat penilian hasil belajar, terutama diperguruan tinggi, disebabkan oleh beberapa hal, antara lain ialah :

a) Adanya gejala menurunnya hasil belajar atau kualitas pendidikan di perguruan tinggi yang salah satu diantaranya berkenaan dengan penggunaan tes objektif

b) Lemahnya para mahasiswa dalam menggunakan bahasa tulisan sebagai akibat penggunaan tes objektif yang berlebihan

c) Kurangnya daya analisis para mahasiswa karena terbiasa dengan tes objektif yang memungkinkan mereka main tebak jawaban manakala menghadapi kesulitan dalam menjawabnya.

Kondisi seperti ini sangat menunjang penggunaan tes uraian di perguruan tinggi akhir-akhir ini dengan harapan dapat meningkatkan kembali kualitas pendidikan di perguruan tinggi. Harus diakui bahwa tes uraian dalam banyak hal mempunyai kelebihan daripada tes objektif, terutama dalam hal kemampuan menalar di kalangan mahasiswa dan siswa. Hal ini ialah karena melalui tes ini para mahasiswa dapat mengungkapkan aspek kognitif tingkat tinggi seperti analisis-sintesis-evaluasi, baik secara lisan maupun secara tulisan. Siswa juga dibiasakan dengan kemampuan memecahkan masalah (problem solving), mencoba merumuskan hipotesis, menyusun dan mengekspresikan gagasannya, dan menarik kesimpulan dari pemecahan masalah.

Kelebihan dan Kekurangan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan atau keunggulan tes uraian ini antara lain adalah:

a) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi;

b) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa;

c) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis, dan sistematis;

d) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving);

e) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berpikir siswa.

Di lain pihak kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini antara lain adalah:

a) Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan;

b) Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya tentang hal-hal yang menarik baginya, dan jawabannya juga berdasarkan apa yang dikehendakinya;

c) Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relatif besar.

Bentuk Tes Uraian

1. Uraian Bebas (free essay)

Dalam uraian bebeas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas sifatnya umum.

2. Uraian Terbatas

Bentuk kedua dari tes uraian adalah uraian terbatas. Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu.

3. Uraian Berstruktur

Uraian berstruktur atau soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal yang berstruktur berisi unsur-unsur pengantar soal, seperangkat data, dan serangkaian subsoal perhatikan contoh di bawah ini.

Di bawah ini tercantum daftar nilai hasil ujian matematika siswa kelas dua SMA. Nilai tersebut telah diurutkan dari skor tertinggi sampai terendah disertai keterangan berupa jumlah siswa yang mencapainya, baik untuk setiap nilai maupun secara kumulatif.

Nilai

Jumlah Siswa

Kumulatif

32

31

30

29

28

27

1

2

2

2

1

2

1

3

5

7

8

10





Dari data di atas:

a) Hitunglah berapa rata-ratanya dan berapa median

b) Hitunglah berapa orang siswa yang nilainya termasuk kedalam kelompok 26-31, 30-32.

c) Hitung pula berapa simpangan bakunya.

Keuntungan soal bentuk berstruktur antara lain ialah satu soal bisa terdiri atas beberapa subsoal atau pertanyaan, setiap pertanyaan yang diajukan mengacu kepada suatu data tertentu sehingga lebih jelas dan terarah, soal-soal berkaitan satu sama lain dan bisa diurutkan berdasarkan tingkat kesulitannya.

Data yang diajukan dalam soal berstruktur bisa berupa angka, tabel, grafik, gambar, bagan, kasus, bacaan tertentu, diagram, model, dll.

Bentuk soal berstruktur dapat digunakan untuk mengukur semua aspek kognitif seperti ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dengan demikan bentuk ini dapat mengungkapkan banyak aspek yang diinginkan. Tingkat kesulitan soal dapat dibuat sedemikian rupa sehingga berurutan dari soal yang mudah menuju soal yang sukar. Satu permasalahan yang akan diungkapkan dapat dikaji dari banyak aspek melalui subsoal-subsoal atau pertanyaan yang diacukan kepada tema permasalahan.

Kelemahan yang mungkin terjadi berkisar pada bidang yang diujikan menjadi terbatas dan kurang praktis sebab satu permasalahan harus dirumuskan dalam pemaparan yang lengkap disertai data yang memadai.


Sumber: Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...