Perkembangan
mengandung perubahan-perubahan, tetapi bukan bararti setiap perubahan bermakna
perkembangan. Perubahan-perubahan itu tidak pula mempengaruhi proses
perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan-perubahan dalam
perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan
lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, realisasi diri atau
yang biasanya disebut “aktualisasi diri” merupakan faktor yang sangat penting.
Tujuan ini dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang
tepat, untuk menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun
psikis.
Bagaimana
manusia mengungkapkan dorongan ini, sangat bergantung pada kemampuan-kemampuan
bawaan dan latihan yang diperoleh, tidak hanya selama masa anak-anak, tetapi
juga saat usianya meningkat dan sampai pada saat ia menjumpai tekanan-tekanan
yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan harapan-harapan masyarakat.
Realisasi
diri memainkan peranan penting dalam kesehatan jiwa seseorang. Orang yang
berhasil menyesuaikan diri dengan baik secara pribadi dan sosial, akan
mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat dan keinginannya dengan
cara-cara yang memuaskan dirinya. Namun pada saat yang sama, ia harus
menyesuaikan dengan standar-standar yang diakui bersama. Kurangnya kesempatan
untuk mengaktualisasikan diri, akan menimbulkan kekecewaan dan sikap-sikap negatif
terhadap orang lain, dan terhadap kehidupan pada umumnya.
Secara
garis besarnya, perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu dapat
dibagi ke dalam empat bentuk, yaitu:
1. Perubahan
dalam ukuran besarnya
Perubahan-perubahan
dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam pertumbuhan jasmani dan perkembgnan
mental seseorang. Setiap tahun seorang anak tumbuh menjadi dewasa, tinggi dan
berat badannya bertambah, kecuali jika keadaan yang tidak normal
mempengaruhinya, maka akan terjadi berbagai penyimpangan dalam pertumbuhannya.
Perkembangan
mental pun akan menunjukkan kemajuan yang sama, seperti terlihat pada semakin
meningkat dan bertambahnya perbendaharaan kosakata setiap tahunnya,
kemampuannya dalam berpikir, mengingat, mengecap, dan menggunakan sesuatu yang
berlangsung selama masa perkembangannya dari tahun ke tahun.
2. Perubahan-perubahan
dalam proporsi
Pertumbuhan
fisik tidaklah terbatas pada perubahan-perubahan ukuran, tetapi juga pada
proporsi. Anak bukanlah sekadar manusia dewasa dalam bentuk kecil, melainkan
keseluruhan tubuhnya menunjukkan proporsi-proporsi yang berbeda dengan orang
dewasa. Hal ini terbukti apabila tubuh seorang bayi dibandingkan dengan tubuh
orang dewasa. Kemudian ketika anak mencapai usia pubertas, baru proporsi-proporsi
tubuhnya mulai menyerupai orang dewasa.
Perubahan-perubahan
proporsi juga tampak dalam perkembangan mental. Pada anak-anak, imajinasinya
sangat bercorak atau diwarnai fantastik, sangat jauh dari kenyataan. Secara berangsur-angsur
dan bertahap, unsur-unsur fantastik itu mulai menjurus ke arah yang lebih realistik.
Perubahan-perubahan juga terjadi pada minat-minat dalam diri anak. Mula-mula
minat itu tertuju pada dirinya sendiri dan pada mainannya. Secara berangsur-angsur,
minat anak itu mulai beralih ke anak lain atau teman-temannya, serta pada
aktivitas kelompok anak usia sebayanya. Kemudian dalam usia adolesen, minat dan
perhatiannya mulai tertuju pada anggota kelompok remaja yang berlainan jenis,
pada pakaian, dan sebagainya.
3. Hilangnya
bentuk atau ciri-ciri lama
Jenis
perubahan ketiga yang terjadi dalam perkembangan individu adalah hilangnya
bentuk dan ciri-ciri tertentu. Di antara ciri-ciri fisik, terlihat secara berangsur
hilangnya kelenjar kanak-kanak (thymus
gland) yang terletak di leher, kelenjar pineal pada otak, reflek-reflek
tertentu, rambut, gigi dengan hilangnya gigi anak-anak. Sementara itu,
ciri-ciri mental di antaranya terlihat dalam perkembangan bicaranya,
impuls-impuls gerakan yang kekanak-kanakan sebelum berpikir, bentuk-bentuk
gerakan bayi, seperti merangkak, merambat, perkembangan penglihatannya yang
semakin tajam atau pengindraan lainnya, terutama yang berkaitan dengan rasa dan
bau atau penciuman.
4. Timbul
atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru
Dengan
menghilangnya bentuk dan ciri-ciri lama yang tidak berdaya guna lagi, timbulah
ciri-ciri dan bentuk perubahan-perubahan fisik dan mental yang baru. Beberapa perubahan
itu terjadi antara lain melalui belajar, tetapi kebanyakan daripadanya
dihasilkan dari atau karena terjadinya proses kematangan yang pada saat lahir
belum sepenuhnya dapat berkembang.
Di antara ciri dan
bentuk pertumbuhan fisik yang sangat penting adalah tumbuhnya gigi pertama dan
kedua yang terlihat jelas pada masa kanak-kanak memasuki masa remaja. Sedangkan
ciri dan bentuk perkembangan mental ialah tumbuhnya rasa ingin. Khususnya yang berkenaan
dengan masalah-masalah seks, desakan/dorongan seks, pengetahuan dan nilai-nilai
moral, keyakinan/kepercayaan agama, bentuk-bentuk bahasa yang berbeda.
Sumber :
Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Desmita, Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar