Minggu, 27 April 2014

Metode Filsafat I Mistisisme




Sepanjang sejarah pemikiran, muncul sesekali para filsuf yang membuat pernyataan tentang sebuah metode eksklusif dan khusus. Metode ini adalah mistik. Mistisisme adalah bagian yang menarik dalam sejarah pemikiran. Beberapa semangat terbaik dapat ditemukan dalam kaum atau kelompok ini, barangkali pernyataan mereka terhadap pengetahuan langsung nan aneh dan mengherankan dalam kebenaran tidak akan bisa ditolak begitu saja.

Para mistikus percaya bahwa beberapa pengetahuan tertentu, khususnya pengetahuan tentang Tuhan datang tidak melalui kerja usaha pemikiran reflektif tetapi melalui intuisi dan pengetahuan langsung. Kekuatan akal terkadang bisa dilampaui dan kita bisa memiliki pendekatan langsung dengan Tuhan atau kebersatuan yang tiba-tiba dengan realitas. Maka kebenaran tersebut terasakan, dipahami atau diraih melalui getaran tunggal jiwa yang hidup. Sesuatu yang mirip seperti momen kontemplasi atau perenungan yang benar-benar luar biasa bahagia yang membawa kita berhadap-hadapan dengan realitas sejati.

Seperti pandangan Plotinus (204-69 SM), seorang Neo Platonis dan sesuatu yang mirip dengan ini telah dipertahankan oleh kumpulan besar para mistikus Kristen seperti Saint Teresa, Saint John of the Cross, Meister Eckhart, Jacob Boehme dan George Fox. Sementara itu pandangan mistis juga bisa ditemukan dalam puisi Shelley, Wordsworth, Tennyson, Whitman dan dalam berbagai esei Emerson. Kemudian pada Bergson, salah seorang yang paling banyak diketahui dan paling banyak di baca oleh para filsuf zaman sekarang. Ia seorang psikolog, biolog dan evolusionis yang mengajarkan semacam mistisisme. Selama berhubungan dengan Bergson intuisi menjadi superior terhadap intelek. Intuisi hampir sinonim dengan hidup itu sendiri, membimbing kita pada banyak nilai juga terhadap pintu gerbang kehidupan. Ini merupakan semacam simpati tertinggi seperti insting binatang. Hanya pada manusia bisa menjadi kesadaran diri (self-conscious) dan memungkinkan melakukan tindakan refleksi dalam objek-objeknya. 

Ada satu laporan (rapport) tertentu antara alam dengan pikiran di mana dalam intelektual murni kita dan suasana hati ilmiah kita tidak bisa bertambah dan yang datang melalui kita adalah sebuah pengetahuan aneh dalam rahasia terdalam kehidupan. Dalam pandangan Bergson ini bukan seperti wahyu yang tanpa datang dari mana pun kepada pikiran seperti dalam mistisime lama. Ini lebih karena fakta bahwa pikiran itu sendiri merupakan bagian dari kehidupan saat ini yang juga lebih nyata dibanding dengan materi. Hal ini tidak berarti bahwa filsafat memiliki banyak metode esoteris dalam menemukan kebenaran sementara sain (dianggap) tidak memilikinya. Artinya bahwa ada tugas khusus yang menghadapkan para ilmuwan dalam hubungannya dengan dunia materi dan mesti memakai intelek sebagai alatnya. Tetapi jika para ilmuwan dalam suasana hati (moods) filosofisnya bergerak dalam pencarian realitas lain yaitu melalui intuisi langsung. Apa pun kerja ilmuwan yang sudah menjadi filsuf di sini, ia seperti seorang seniman yang mengidentifikasi dirinya sendiri dengan objek kemudian “menaruh dirinya sendiri dibelakang objek melalui semacam rasa simpati”. Ini berarti bahwa ketika kita mendekati alam dengan intelek semata maka ada semacam “rintangan atau penghalang” tertentu antara alam nyata dengan pikiran kemudian intuisi membongkarnya melalui komunikasi yang intens dan penuh kedalaman.

Jika ini menjadi sebuah mistisisme, yakin istilah tersebut mengandung arti tidak akan ada kesalahan kualitas, sebagaimana biasanya terjadi. Mistisime akan dianggap lebih berperan penting dalam meneruskan pencarian kita selanjutnya tentang sumber-sumber pengetahuan. Hanya sekarang kita bisa mengabaikan pertanyaan yang luas ini agar kita sekarang tidak berhubungan terlalu banyak dengan sumber-sumber kebenaran seperti dengan mengalihkan pada metode yang bisa kita gunakan dalam studi kita tentang filsafat. 

Sumber : Buku Filsafat

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...