Minggu, 20 April 2014

Telaga Rasulullah



Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir. Pada suatu hari Rasulullah SAW keluar untuk
menyalatkan jenazah syuhada Uhud.

Kemudian beliau beralih ke atas mimbar dan bersabda,’’Sesungguhnya aku akan
mendahului kalian dan aku menjadi saksi atas kalian. Demi Allah, sesungguhnya sekarang ini aku sedang melihat telagaku, sesungguhnya aku diberikan kunci-kunci kekayaan bumi atau kunci-kunci bumi.
Sesungguhnya demi Allah, aku tidak khawatir kalian akan kembali musyrik sepeninggalku tetapi aku khawatir kalian
akan berlomba-lomba dalam kehidupan dunia.’’ (HR Muslim).

Dalam hadis di atas dijelaskan, akan terjadi pada umat Rasulullah perlombaan mencari
kehidupan dunia. Mereka rela mengorbankan iman dan akidahnya hanya demi kehidupan dunia sehingga mereka tidak mendapatkan
telaga Rasulullah. Ketika seseorang masuk ke telaga Rasulullah tidak akan merasakan dahaga sedikitpun.
Sebaliknya, mereka merasakan kenikmatan begitu besar.

Diriwayatkan oleh Sahal, ia berkata pernah mendengar Nabi SAW bersabda,’’Aku
mendahului kalian berada di telaga. Barang siapa yang sampai di sana tentu dia akan
minum dan barang siapa yang telah minum niscaya tidak merasakan dahaga selamanya. Sungguh akan datang kepadaku kaum yang aku kenal dan mereka mengenal aku
kemudian terdapat penghalang antara aku dan mereka.’’ (HR Muslim).

Telaga Rasulullah tidak akan diberikan kepada umatnya yang sibuk dengan kehidupan dunia, yang menjadikannya
sebagai awal dan akhir dari kehidupan. Lalu, mereka rela meninggalkan amalan akhirat
dan mengutamakan kehidupan dunia.

Telaga Rasulullah akan diberikan kepada mereka yang menjadikan dunia sebagai
tempat bercocok tanam untuk mengais pahala demi negeri yang abadi (akhirat). Mereka menjadikan dunia sebagai tempat sementara dan mencari bekal sebanyak- banyaknya menuju akhirat. Oleh karena itu, marilah kita berlomba-
lomba mendapatkan telaga Rasulullah. Caranya, menghindari kehidupan dunia yang melenakan dan menghancurkan diri kita.

Diriwayatkan oleh Amr bin Auf, Rasulullah SAW mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah ke
Bahrain untuk memungut jizyahnya (upeti). Rasulullah SAW telah mengadakan perjanjian damai dengan penduduk Bahrain dan
mengangkat Alaa bin Hadhrami sebagai gubernurnya. Kemudian Abu Ubaidah kembali dengan
membawa harta dari Bahrain. Orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah
lalu melaksanakan shalat subuh bersama Rasulullah. Setelah shalat beliau beranjak lalu
mereka menghalanginya. Ketika melihat mereka beliau tersenyum dan bersabda,’’ Aku tahu kalian mendengar
kabar Abu Ubaidah telah tiba dari Bahrain dengan membawa upeti.'' Mereka berkata,’’ Benar wahai Rasulullah.’’ Beliau bersabda, '’Bergembiralah dan
berharaplah agar mendapat sesuatu yang menyenangkan kamu sekalian. Demi Allah,
bukan kefakiran yang aku khawatirkan atas
diri kalian tetapi yang aku khawatirkan adalah jika kekayaan dunia dilimpahkan kepada kalian seperti orang-orang sebelum kalian, lalu kalian akan berlomba-lomba
mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya dunia itu
membinasakan kalian seperti yang telah membinasakan mereka.'' (HR Muslim).

Sumber : https://www.facebook.com/KumpulanSejarahIslam?ref=stream

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...