Rabu, 16 April 2014

Hakikat Perkembangan




Secara sederhana, Seifert & Hoffnung (1994) mendefiniskan perkembangan sebagai “long-term changes in a person’s growth, feelings, patterns of thinking, social relationships, and motor skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai: (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Di dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.”
Menurut F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.”
Santrock (1996), menjelaskan pengertian perkembangan sebagai berikut:
Development is the pattern of change that begins at conception and continues through the life span. Most development involves growth, although it includes decay (as in death and dying). The pattern of movement is complex because it is product of several processes – biological, cognitive, and socioemotional.”
Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari beberapa definisi di atas adalah bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar:
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Ini menunjukkan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan. Selama masa kanak-kanak sampai menginjak remaja misalnya, ia mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai ciri-ciri memasuki jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya, perubahan-perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti meskipun kemudian laju perkembangannya semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik puncaknya. Ini berarti bahwa dalam konsep perkembangan juga tercakup makna pembusukan (decay) – seperti kematian.

Menurut Konsepsi Asosiasi
            Pada hakikatnya perkembangan menurut konsep ini adalah suatu proses asosiasi dimana hal-hal yang utama adalah bagian-bagian dan keseluruhan adalah hal yang sekunder (selanjutnya). Bagian-bagian terlebih dahulu terbentuk dan eksis, kemudian dari bagian-bagian inilah terbentuk keseluruhan.
Menurut Konsepsi Gestalt
            Menurut konsepsi ini perkembangan adalah proses diferensiasi dimana hal yang utama adalah keseluruhan dan bagian-bagian menempati tempat sekunder. Keseluruhan ada terlebih dahulu baru kemudian bagian-bagiannya.
            Neo Gestalt, ( Kurt Lewin ) memisalkan : Pada masa bayi, ia mengalami proses diferensiasi kemudian naik ketahap kanak-kanak. Dalam masa kanak-kanak ini proses diferensiasi berjalan terus, kemudian naik ke strata masa anak. Demikian berjalan terus.
Menurut Konsepsi Sosiologik
            Menurut konsepsi ini, perkembangan anak adalah proses sosialisasi, dimana anak ketika baru lahir merupakan individu yang asosial (belum mengenal norma). Kemudian sejalan dengan waktu, anak memiliki kemampuan untuk beradaptasi, imitasi dan seleksi sehingga kemudian memiliki tanggapan terhadap norma sosial. Dengan anak menjalani proses sosialisasi ini berarti anak menjalani hakikat perkembangan.

Sumber :
Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Desmita, Rosdakarya
http://mursyadanor.blogspot.com/2012/01/hakikat-perkembangan.html 

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...