Dewasa ini psikologi
merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan
manusia. Memang, semua disiplin ilmu ada manfaatnya, tetapi tidak ada suatu
disiplin ilmu seperti psikologi yang mampu menyentuh hampir seluruh dimensi
kehidupan manusia. Betapa tidak, teori-teori dan riset psikologi telah
digunakan dan diaplikasikan secara luas dalam berbagai lapangan kehidupan,
seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan dan proses pembelajaran, industri,
perdagangan, sosial-kemasyarakatan, politik, kesehatan, dan bahkan agama. Karena
itu, tidak berlebihan kiranya kalau Bapak Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, M.Sc.,
seorang ahli tasawuf (dalam Hanna Djumhana Bastaman, 1997), menyatakan bahwa “psikologi
di mana saja terpakai, walaupun engkau sebagai apa saja di atas dunia ini …”
Psikologi menempatkan
manusia sebagai objek kajiannya. Manusia sendiri adalah makhluk individual
sekaligus makhluk sosial. Menyadari posisi manusia yang demikian, maka secara
lebih jelas yang menjadi objek kajian psikologi modern adalah manusia secara
aktivitas-aktivitas mentalnya dalam interaksi dengan lingkungannya. Interaksi manusia
dengan lingkungannya mencakup wilayah yang sangat luas dan beragam. Sesuai dengan
keragaman wilayah interaksi manusia dengan lingkungannya itu, maka muncullah
cabang-cabang psikologi.
Secara umum,
psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoritis dan
psikologi terapan. Psikologi teoritis dapat pula dibedakan atas dua bagian,
yaitu psikologi umum dan psikologi khusus.
Psikologi umum
adalah psikologi teoritis yang mempelajari aktivitas-aktivitas mental manusia
yang bersifat umum dalam rangka mencari dalil-dalil umum dan teori-teori
psikologi. Sedangkan psikologi khusus adalah psikologi teoritis yang
menyelidiki segi-segi khusus aktivitas mental manusia. Psikologi khusus ini
terdiri dari:
a. Psikologi
perkembangan, mengkaji perkembangan tingkah laku dan aktivitas mental manusia
sepanjang rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi hingga meninggal
dunia.
b. Psikologi
sosial, mengkaji aktivitas mental manusia dalam kaitannya dengan situasi
sosial.
c. Psikologi
kepribadian, mengkaji struktur kepribadian manusia sebagai satu kesatuan utuh.
d. Psikologi
abnormal, mengkaji aktivitas mental individu yang tergolong abnormal.
e. Psikologi
diferensial, menguraikan tentang perbedaan-perbedaan antarindividu.
Psikologi khusus
kemungkinan akan terus berkembang sesuai dengan sitasi dan kebutuhan. Karena itu
tidak tertutup kemungkinan akan bermunculan cabang-cabang khusu lainnya,
seperti psikologi perkembangan peserta didik yang akan menjadi fokus dalam
pembahasan buku ini.
Mengacu pada
pengertian dan pembagian psikologi sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat
dipahami bahwa psikologi perkembangan peserta didik adalah bidang kajian psikologi perkembangan yang secara khusu mempelajari
aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan
sekolah menengah.”
Sumber : Psikologi
Perkembangan Peserta Didik, Desmita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar