Faktor-faktor yang
Berasal Dari Luar Diri Individu
Sebagaimana telah
dijelaskan bahwa perkembangan itu didorong dari dalam, dan dorongan itu dapat
melaju atau terhambat oleh faktor-faktor yang berada di luar dirinya. Di antara
faktor-faktor luar yang mempengaruhi perkembangan individu adalah:
Makanan
Makanan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi perkembangan individu. Hal ini terutama pada
tahun-tahun pertama dari kehidupan anak, makanan merupakan faktor yang sangat
penting bagi pertumbuhan yang normal dari setiap individu. Oleh sebab itu dalam
rangka perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi sehat dan kuat, perlu
memperhatikan makanan, tidak saja dari segi kuantitas (jumlah) makanan yang
dimakan, melainkan juga dari segi kualitas (mutu) makanan itu sendiri. Makanan
yang banyak hanya akan mengenyangkan perut, tetapi gizi yang cukup akan dapat
menjamin pertumbuhan yang sempurna.
Akan tetapi, apabila
ditinjau dari perspektif agama (Islam), makanan yang mengandung gizi saja belum
cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, melainkan harus disempurnakan
dengan tingkat kehalalan dan kebersihan dari makanan itu sendiri, sebagaimana
firman Allah: “Dan makanlah makanan yang
halal lagi baik dari apa yang telah direzekikan kepadamu … (QS. Al-Maidah:
88).”
Pentingnya
memperhatikan kualitas makanan dari segi kehalalannya ini adalah karena menurut
islam makanan mempunyai pengaruh yang besar, tidak saja terhadap pertumbuhan
dan kesehatan jasmani manusia, melainkan juga terhadap perkembangan jiwa,
pikiran dan tingkah laku seseorang. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh seorang
kontemporer, Syaikh Taqi Falsafi, dalam bukunya Child between Heredity and Education, yaitu:
Pengaruh dari campuran
(senyawa) kimiawi yang dikandung oleh makanan terhadap aktivitas jiwa dan
pikiran manusia belum diketahui secara sempurna, karena belum diadakan
eksperimen secara memadai. Namun, tidak dapat diragukan bahwa perasaan manusia
dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas makanan.
Dengan demikian jelas
betapa makanan mempunyai pengaruh besar bukan saja terhadap pertumbuhan jasmani
manusia, tetapi juga terhadap perkembangan jiwa. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa minuman keras merupakan langkah awal yang mengakibatkan
langkah berikut dari pada penjahat. Masyarakat juga cenderung meyakini
bahwa anak yang diberi makanan
orangtuanya dengan makanan-makanan yang haram, seperti dari hasil pencurian,
penipuan, hasil korupsi, dan sebagainya, akan memiliki tingkah laku yang buruk.
Iklim
Iklim atau keadaan
cuaca juga berpengaruh terhadap perkembangan dan kehidupan anak. Sifat-sifat
iklim, alam dan udara mempengaruhi pula sifat-sifat individu dan jiwa bangsa
yang berada dalam iklim yang bersangkutan. Seseorang yang hidup dalam iklim
tropis yang kaya raya misalnya, akan terlihat jiwanya lebih tenang, lebih
“nrimo”, dibandingkan dengan seseorang yang hidup dalam iklim dingin, karena
iklim tropis keadaan alamnya tidak “sekeras” di iklim dingin, sehingga
perjuangan hidupnya pun cenderung lebih santai.
Hal ini juga terlihat
pada besar tubuh seorang anak, kesehatan dan kematangan usianya banyak
dipengaruhi oleh banyknya udara yang segar dan bersih serta sinar matahari yang
diperolehnya, khususnya pada tahun-tahun pertama dari kehidupannya. Kenyataan
itu akan lebih nyata jika kita membandingkan antara anak-anak yang hidup di
lingkungan yang baik dan sehat dengan anak-anak yang hidup di lingkungan yang
buruk (kumuh) dan tidak sehat.
Keadaan iklim dan
lingkungan tersebut cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental anak, meskipun para ahli masih terus berdebat tentang
sejauh mana pengaruh-pengaruh itu terjadi pada perkembangan seorang anak.
Kebudayaan
Latar belakang budaya
suatu bangsa sedikit banyak juga mempengaruhi perkembangan seseorang. Misalnya
latar belakang budaya desa, keadaan jiwanya masih murni, masih yakin akan
kebesaran dan kekuasaan Tuhan, akan terlihat lebih tenang, karena jiwanya masih
berada dalam lingkungan kultur, kebudayaan bangsa sendiri yang mengandung petunjuk-petunjuk
dan falsafah yang diramu dari pandangan hidup keagamaan. Lain halnya dengan
seseorang yang hidup dalam kebudayaan kota yang sudah dipengaruhi oleh
kebudayaan asing.
Ekonomi
Latar belakang ekonomi
juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Orangtua yang ekonominya lemah,
yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan pokok anak-anaknya dengan baik, sering
kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Mereka
menderita kekurangan-kekurangan secara ekonomis, sehingga menghambat pertumbuhan
jasmani dan perkembangan jiwa anak-anaknya. Bahkan tidak jarang tekanan ekonomi
mengakibatkan pada tekanan jiwa, yang pada gilirannya menimbulkan konflik
antara ibu dan bapak, antara anak dan orangtua, sehingga melahirkan rasa rendah
diri pada anak.
Kedudukan anak dalam
lingkungan keluarga
Kedudukan anak dalam
lingkungan keluarga juga mempengaruhi perkembangannya. Bila anak ini merupakan
anak tunggal, biasanya perhatian orangtua tercurah kepadanya, sehingga ia
cenderung memiliki sifat-sifat seperti: manja, kurang bisa bergaul dengan
teman-teman sebayanya, menarik perhatian dengan cara kekanak-kanakan, dan
sebagainya. Sebaliknya, seorang anak yang mempunyai banyak saudara, jelas
orangtua akan sibuk membagi perhatian terhadap saudara-saudaranya itu. Oleh
sebab itu anak kedua, ketiga, keempat dan seterusnya dalam suatu keluarga
menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dibandingkan dengan anak yang
pertama. Hal ini dimungkinkan karena anak-anak yang lebih muda akan banyak
meniru dan belajar dari kakak-kakaknya.
Meskipun demikian, anak
bungsu akan terlihat lebih lamban perkembangannya, karena dalam beberapa hal
sangat bergantung pada kakak-kakaknya, sehingga kurang mendapat dorongan untuk
berkembang sendiri, dan sifatnya yang manja itu ikut pula menghambat perkembangannya.
Faktor-faktor Umum
Faktor-faktor umum
maksudnya unsur-unsur yang dapat digolongkan ke dalam kedua penggolongan
tersebut di atas, yaitu faktor dari dalam dan dari luar diri individu. Dengan
kata lain, jika faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan itu merupakan
campuran dari kedua unsur tersebut, maka dikatakan sebagai faktor umum. Di
anatara faktor-faktor umum yang mempengaruhi perkembangan individu adalah:
Intelegensi
Intelegensi merupakan
salah satu faktor umum yang mempengaruhi perkembangan anak. Tingkat intelegensi
yang tinggi erat kaitannya dengan kecepatan perkembangan. Sedangkan tingkat
intelegensi yang rendah erat kaitannya dengan kelambanan perkembangan. Dalam
hal berbicara mislanya, anak yang cerdas sudah dapat berbicara pada usia 11
bulan, anak yang rata-rata kecerdasannya pada usia 16 bulan, bagi kecerdasannya
yang sangat rendah pada usia 34 bulan, sedangkan bagi anak-anak idiot baru bisa
bicara pada usia 52 bulan.
Jenis kelamin
Jenis kelamin juga
memegang peranan yang penting dalam perkembangan fisik dan mental seorang anak.
Dalam hal anak yang baru lahir misalnya, anak laki-laki sedikit lebih besar
daripada anak perempuan, tetapi anak perempuan kemudian tumbuh lebih cepat
daripada anak laki-laki. Demikian juga dalam hal kematangannya anak perempuan
lebih dahulu dari anak laki-laki.
Kelenjar gondok
Penelitian dalam bidang
endocrinologi menunjukkan betapa
pentingnya peranan yang dimainkan oleh kelenjar gondok terhadap perkembangan
fisik dan mental anak-anak. Kelenjar gondok ini mempengaruhi perkembangan baik
pada waktu sebelum lahir, maupun pada pertumbuhan dan perkembangan sesudahnya.
Kesehatan
Kesehatan juga
merupakan salah satu faktor umum yang mempengaruhi perkembangan individu.
Mereka yang kesehatan mental dan fisiknya baik dan sempurna akan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan yang memadai. Sebaliknya, mereka yang mengalami
gangguan kesehatan, baik secara mental maupun fisik, perkembangan dan
pertumbuhannya juga akan mengalami hambatan.
Ras
Ras juga turut
mempengaruhi perkembangan seseorang. Misalnya, anak-anak dari ras mediterranean (sekitar laur tengah)
mengalami perkembangan fisik lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak dari
bangsa-bangsa Eropa Utara. Demikian pula anak-anak Negro dan ras Indian, ternyata perkembangannya
lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak dari ras bangsa-bangsa yang berkulit
putih dan kuning.
Sumber : Psikologi
Perkembangan Peserta Didik, Desmita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar