Kamis, 12 Juni 2014

Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktif I Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-ciri Psikologis



Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktif

Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Pembagian seperti ini antara lain diberikan oleh Johamm Amos Comenius, seorang ahli didik di Moravia. Ia membagi fase-fase perkembangan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah. Pembagian fase perkembangan tersebut adalah:

1)      0 – 6 tahun = sekolah ibu, merupakan masa mengembangkan alat-alat indra dan memperoleh pengetahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan rumah tangga.
2)      6 – 12 tahun = sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini, mulai diajarkan bahasa ibu (vernacula).
3)      12 – 18 tahun = sekolah bahasa Latin, merupakan masa mengembangkan daya pikirnya di bawah pendidikan sekolah menengah (gymasium). Pada masa ini mulai diajarkan bahasa Latin sebagai bahasa asing.
4)      18 – 24 tahun : sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung di bawah perguruan tinggi.

Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-ciri Psikologis

Periodesasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol, yang menandai masa dalam periode tersebut. Periodesasi ini dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya:

Oswald Kroch

Ciri-ciri psikologis yang digunakan oswald Kroch, yang dipandang terdapat pada anak-anak umunya adalah pengalaman keguncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat “keras kepala”. Atas dasar ini, ia membagi fase perkembangan menjadi tiga, yaitu:

Fase anak awal umur 0 – 3 tahun. Pada akhir fase ini terjadi trotz pertama, yang ditandai dengan anak serba-membantah atau menentang orang lain. Hal ini disebabkan mulai timbulnya kesadaran akan kemampuannya untuk berkemauan, sehingga ia ingin menguji kemauannya itu.

Fase keserasian sekolah: umur 3 – 13 tahun. Pada akhir masa ini timbul sifat trotz kedua, di mana anak mulai serba membantah lagi, suka menentang kepada orang lain, terutama terhadap orangtuanya. Gejala ini sebenarnya merupakan gejala yang biasa, sebagai akibat kesadaran fisiknya, sifat berpikir yang dirasa lebih maju daripada orang lain, keyakinan yang dianggapnya benar dan sebagainya, tetapi yang dirasakan sebagai keguncangan.

Fase kematangan: umur 13 – 21 tahun, yaitu mulai setelah berakhirnya gejala-gejala trotz kedua. Anak mulai menyadari kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan, yang dihadapi dengan sikap yang sewajarnya. Ia mulai dapat menghargai pendapat orang lain, dapat memberikan toleransi terhadap keyakinan orang lain, karenam menyadari bahwa orang lain pun mempunyai hak yang sama. Masa inilah yang merupakan masa bangkitnya atau terbentuknya kepribadian menuju kemantapan.

Kohnstamm

Kohnstamm membagi fase perkembangan dilihat dari sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia menjadi lima fase, yaitu:

1)      Periode vital: umur 0 – 1,5 tahun, disebut juga fase menyusu.
2)      Periode estetis: umur 1,5 – 7 tahun, disebut juga fase pencoba dan fase bermain
3)      Periode intelektual: umur 7 – 14 tahun, disebut juga masa sekolah
4)      Periode sosial: umur 14 – 21 tahun, disebut juga masa remaja
5)      Periode matang: umur 21 tahun ke atas, disebut juga masa dewasa.

Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Konsep Tugas Perkembangan

Tugas perkembangan adalah berbagai ciri perkembangan yang diharapkan timbul dan dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. Periodesasi seperti ini di antaranya dikemukakan oleh Robert J. Havighurst, yaitu:

1)      Masa bayi dan kanak-kanak (infancy and early childhood): umru 0 – 6 tahun
2)      Masa sekolah atau pertengahan kanak-kanak (middle childhood): umur 6 – 12 tahun
3)      Masa remaja (adolescene): umur 12 – 18 tahun
4)      Masa awal dewasa (early adulthood): umur 18 – 30 tahun
5)      Masa dewasa pertengahan (middle age): umur 30 – 50 tahun
6)      Masa tua (latter maturity): 50 tahun ke atas

Periodesasi Perkembangan Menurut Konsep Islam 

Memperhatikan ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis Rasulullah Saw. yang menjadi dasar utama pemikiran Islam, periodesasi perkembangan individu secara garis besarnya dapat dibedakan atas tiga fase, yaitu:

1)      Periode pra-konsepsi, yaitu perkembangan manusia sebelum masa pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada periode ini wujud manusia belum berbentuk, tetapi perlu dikemukakan bahwa hal ini berkaitan dengan “bibit” manusia, yang akan mmpengaruhi kualitas generasi yang akan dilahirkan kelak.
2)      Periode pra-natal, yaitu periode perkembangan manusia yang dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran. Periode ini dibagi atas empat fase, yaitu:
a.       Fase nuthfah (zigot), dimulai sejak pembuahan sampai usia 40 hari dalam kandungan;
b.      Fase ‘alaqah (embrio) selama 40 hari;
c.       Fase mudhghah (janin) selama  hari, dan
d.      Fase peniupan ruh ke dalam jasad janin dalam kandungan setelah genap berusia 4 bulan.
3)      Periode kelahiran samapai meninggal dunia, yang terdiri atas beberapa fase, yaitu:
a.       Fase neo-natus, mulai dari kelahiran sampai kira-kira minggu keempat
b.      Fase al-thifl (kanak-kanak), mulai dari usia 1 bulan sampai usia sekitar 7 tahun
c.       Fase tamyiz, yaitu fase di mana anak mulai mampu membedakan yang baik dengan yang buruk, yang benar dan yang salah. Fase ini dimulai sekitar usia 7 sampai 12 atau 13 tahun.
d.      Fase baligh, yaitu fase di mana usia anak telah mencapai usia muda, yang ditandai dengan mimpi bagi laki-laki dan haid bagi perempuan. Pada masa ini, anak telah memiliki kesadaran penuh akan dirinya, sehingga ia diberi beban taklif (tanggung jawab). Fase ini disebut juga dengan fase ‘aqil (fase tingkah laku intelektual seseorang mencapai kondisi peuncak, sehingga mampu membedakan perilaku yang benar dan salah, baik dan buruk). Fase ini dimulai usia sekitar 15 sampai 40 tahun.
e.       Fase kearifan dan kebijakan, yaitu fase di mana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional, moral, spiritual dan agama secara mendalam. Fase ini disebut juga fase auliya’ wa anbiya’, yaitu fase di mana perilaku manusia dituntut seperti perilaku yang diperankan oleh Nabi Allah. Fase ini dimulai usia 40 tahun sampai meninggal dunia.
f.       Fase kematian, yaitu fase di mana nyawa telah hilang dan jasad manusia. Hilangnya nyawa menunjukkan pisahnya ruh dan jasad manusia, yang merupakan akhir dari kehidupan dunia. Fase kematian ini diawali adanya naza’ yaitu awal pencabutan nyawa oleh malaikat Izrail.   
 

Sumber : Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Desmita

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...