Rabu, 11 Juni 2014

Fase-fase Perkembangan I Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-Ciri Biologis



Fase-fase Perkembangan

Fase perkembangan maksudnya adalah penahapanatau periodesasi rentang kehidupan manusia yang ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu. Meskipun masing-masing anak mempunyai masa perkembangan yang berlainan satu sama lain, apabila bila dipandang secara umum, ternyata terdapat tanda-tanda atau ciri-ciri perkembangan yang sama antara anak yang satu dengan lainnya.

Atas dasar kesamaan-kesamaan dalam suatu periode inilah maka para ahli mengadakan fase-fase perkembangan anak. Dengan adanya pembagian fase-fase ini tidak berarti bahwa antara fase yang satu terpisah secara deskrit dengan fase yang lain, akan tetapi hanya sekadar untuk memudahkan pemahaman dan pembahasan mengenai perkembangan anak-anak.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian para ahli terlihat bahwa dasar yang digunakan untuk mengadakan periodesasi perkembangan anak ternyata berbeda-beda satu sama lain. Secara garis besarnya terdapat empat dasar pembagian fase-fase perkembangan ini, yaitu: (1) Fase perkembangan berdasarkan ciri-ciri biologis, (2) konsep didaktis, (3) ciri-ciri psikologis, dan (4) konsep tugas perkembangan. Berikut akan dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang keempat dasar pembagian fase perkembangan tersebut. Kemudian, sebagai bahan perbandingan akan dikemukakan fase-fase perkembangan menurut konsep Islam.

Titik berat pembagian fase-fase perkembangan ini didasarkan pada gejala-gejala perubahan fisik anak, atau didasarkan atas proses biologis tertetnu. Periodesasi perkembangan seperti ini diantaranya dikemukan oleh :

Aristoteles

Ia membagi fase perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun ke dalam tiga masa, di mana setiap fase meliputi masa tujuh tahun, yaitu:

1)      Fase anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, yang diakhiri dengan tanggal (pergantian) gigi.
2)      Fase anak sekolah atau masa belajar (7 – 14) tahun, yang dimulai dari tumbuhnya gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin.
3)      Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21) tahun, yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan memasuki masa dewasa.

Sigmund Freud

Dasar-dasar pembagiannya ialah pada cara-cara reaksi-reaksi bagian-bagian tubuh tertentu. Fase-fase itu adalah:

1)      Fase infantile, umur 0 – 5 tahun. Fase ini dibedakan menjadi 3, yaitu:

a)      Fase oral, umur 0 – 1 tahun, di mana anak mendapatkan kepuasan seksuil melalui mulutnya.
b)      Fase anal, umur 1 – 3 tahun, di mana anak mendapatkan kepuasaan seksuil melalui anusnya.
c)      Fase phalis, umur 3 – 5 tahun, di mana anak mendapatkan kepuasaan seksuil melalui alat kelaminnya.

2)      Fase laten, umur 5 – 12 tahun

Pada fase ini anak tampak dalam keadaan tenang, setelah terjadi gelombang dan badai (strum und drang) pada tiga fase pertama. Pada fase ini, desakan seksuil anak mengendur. Anak dapat dengan mudah melupakan desakan seksuilnya dan mengalihkan perhatiannya pada masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah dan teman sejenisnya. Meskipun energi seksuilnya terus berjalan, tetapi fase ini diarahkan pada masalah-masalah sosil dan membangun benteng yang kukuh melawan seksualitas.

3)      Fase pubertas, 12 – 18 tahun

Dalam fase ini dorongan-dorongan mulai muncul kembali, dan apabila dorongan-dorongan ini dapat ditransfer dan disublimasikan dengan baik, anak akan sampai pada masa kematangan terakhir, yaitu fase genital. 

4)      Fase genital, umur 18 – 20 tahun

Pada fase ini, dorongan seksuil yang pada masa laten boleh dikatakan sedang tidur, kini berkobar kembali, dan mulai sungguh-sungguh tertarik pada jenis kelamin lain. Dengan perkataan lain, seksualitas pada fase ini bersifat lebih terarah dan lebih ditujukan untuk tujuan reproduksi dengan disertai bumbu cinta. Pada fase ini, konflik internal lebih stabil dan seseorang dapat mencapai struktur ego yang kuat untuk dapat berhubungan dengan dunia realita. Pencapaian ego-idel yang didambakan akhirnya dapat dicapai, yaitu dengan keseimbangan antara cinta dan kerja.

Maria Montessori

Menurut Maria Montessori, pembagian fase-fase perkembangan anak mempunyai arti biologis, sebab perkembangan itu adalah melaksanakan kodrat alam dengan asas pokok, yaitu asas kebutuhan vital (masa peka), dan asas kesibukan sendiri. Fase-fase perkembangan itu adalah:

1)      Periode I, umur 0 – 7 tahun, yaitu periode penangkapan dan pengenalan dunia luar dengan pancaindera.
2)      Periode II, umur 7 – 12 tahun, yaitu periode abstrak, di mana anak-anak mulai menilai perbuatan manusia atas dasar baik-buruk dan mulai timbulnya insan kamil
3)      Periode III, umur 12 – 18 tahun, yaitu periode penemuan diri dan kepekaan sosial.
4)      Periode IV, umur 18 ke atas, yaitu periode pendidikan perguruan tinggi.

Elizabeth B. Hurlock 

Elizabeth B. Hurlock membagi perkembangan individu berdasarkan konsep biologis atas lima fase, yaitu:

1)      Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, lebih kurang 280 hari.
2)      Fase infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari
3)      Fase babyhood (bayi), mulai usia 2 minggu sampai sekitar usia 2 tahun
4)      Fase childhood (kanak-kanak), mulai usia 2 tahun sampai usia pubertas
5)      Fase Adolescene (remaja), mulai usia 11 dan 13 tahun sampai usia 21 tahun, yang dibagi atas tiga masa, yaitu:
a)      Fase pre adolescene mulai usia 11 – 13 tahun untuk wanita, dan usia-usia sekitar setahun kemudian bagi pria.
b)      Fase early adolescene mulai usia 13 – 14 tahun sampai 16 – 17 tahun
c)      Fase late adolescene: masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau hampir bersamaan dengan masa ketika seseorang tengah menempuh perguruan tinggi.
 

Sumber : Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Desmita

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...