Fase-fase
Perkembangan
Fase perkembangan
maksudnya adalah penahapanatau periodesasi rentang kehidupan manusia yang
ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu. Meskipun
masing-masing anak mempunyai masa perkembangan yang berlainan satu sama lain,
apabila bila dipandang secara umum, ternyata terdapat tanda-tanda atau
ciri-ciri perkembangan yang sama antara anak yang satu dengan lainnya.
Atas dasar
kesamaan-kesamaan dalam suatu periode inilah maka para ahli mengadakan
fase-fase perkembangan anak. Dengan adanya pembagian fase-fase ini tidak
berarti bahwa antara fase yang satu terpisah secara deskrit dengan fase yang
lain, akan tetapi hanya sekadar untuk memudahkan pemahaman dan pembahasan
mengenai perkembangan anak-anak.
Berdasarkan hasil-hasil
penelitian para ahli terlihat bahwa dasar yang digunakan untuk mengadakan
periodesasi perkembangan anak ternyata berbeda-beda satu sama lain. Secara
garis besarnya terdapat empat dasar pembagian fase-fase perkembangan ini,
yaitu: (1) Fase perkembangan berdasarkan ciri-ciri biologis, (2) konsep
didaktis, (3) ciri-ciri psikologis, dan (4) konsep tugas perkembangan. Berikut
akan dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang keempat dasar pembagian fase
perkembangan tersebut. Kemudian, sebagai bahan perbandingan akan dikemukakan
fase-fase perkembangan menurut konsep Islam.
Titik berat pembagian
fase-fase perkembangan ini didasarkan pada gejala-gejala perubahan fisik anak,
atau didasarkan atas proses biologis tertetnu. Periodesasi perkembangan seperti
ini diantaranya dikemukan oleh :
Aristoteles
Ia membagi fase
perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun ke dalam tiga masa, di
mana setiap fase meliputi masa tujuh tahun, yaitu:
1) Fase
anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, yang diakhiri dengan tanggal
(pergantian) gigi.
2) Fase
anak sekolah atau masa belajar (7 – 14) tahun, yang dimulai dari tumbuhnya gigi
baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin.
3) Fase
remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21) tahun,
yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan
memasuki masa dewasa.
Sigmund Freud
Dasar-dasar
pembagiannya ialah pada cara-cara reaksi-reaksi bagian-bagian tubuh tertentu. Fase-fase
itu adalah:
1) Fase
infantile, umur 0 – 5 tahun. Fase ini dibedakan menjadi 3, yaitu:
a) Fase
oral, umur 0 – 1 tahun, di mana anak mendapatkan kepuasan seksuil melalui
mulutnya.
b) Fase
anal, umur 1 – 3 tahun, di mana anak mendapatkan kepuasaan seksuil melalui
anusnya.
c) Fase
phalis, umur 3 – 5 tahun, di mana anak mendapatkan kepuasaan seksuil melalui
alat kelaminnya.
2) Fase
laten, umur 5 – 12 tahun
Pada
fase ini anak tampak dalam keadaan tenang, setelah terjadi gelombang dan badai
(strum und drang) pada tiga fase
pertama. Pada fase ini, desakan seksuil anak mengendur. Anak dapat dengan mudah
melupakan desakan seksuilnya dan mengalihkan perhatiannya pada masalah-masalah
yang berkaitan dengan sekolah dan teman sejenisnya. Meskipun energi seksuilnya
terus berjalan, tetapi fase ini diarahkan pada masalah-masalah sosil dan
membangun benteng yang kukuh melawan seksualitas.
3) Fase
pubertas, 12 – 18 tahun
Dalam
fase ini dorongan-dorongan mulai muncul kembali, dan apabila dorongan-dorongan
ini dapat ditransfer dan disublimasikan dengan baik, anak akan sampai pada masa
kematangan terakhir, yaitu fase genital.
4) Fase
genital, umur 18 – 20 tahun
Pada
fase ini, dorongan seksuil yang pada masa laten boleh dikatakan sedang tidur,
kini berkobar kembali, dan mulai sungguh-sungguh tertarik pada jenis kelamin
lain. Dengan perkataan lain, seksualitas pada fase ini bersifat lebih terarah
dan lebih ditujukan untuk tujuan reproduksi dengan disertai bumbu cinta. Pada fase
ini, konflik internal lebih stabil dan seseorang dapat mencapai struktur ego
yang kuat untuk dapat berhubungan dengan dunia realita. Pencapaian ego-idel
yang didambakan akhirnya dapat dicapai, yaitu dengan keseimbangan antara cinta
dan kerja.
Maria Montessori
Menurut Maria
Montessori, pembagian fase-fase perkembangan anak mempunyai arti biologis, sebab
perkembangan itu adalah melaksanakan kodrat alam dengan asas pokok, yaitu asas
kebutuhan vital (masa peka), dan asas kesibukan sendiri. Fase-fase perkembangan
itu adalah:
1) Periode
I, umur 0 – 7 tahun, yaitu periode penangkapan dan pengenalan dunia luar dengan
pancaindera.
2) Periode
II, umur 7 – 12 tahun, yaitu periode abstrak, di mana anak-anak mulai menilai
perbuatan manusia atas dasar baik-buruk dan mulai timbulnya insan kamil
3) Periode
III, umur 12 – 18 tahun, yaitu periode penemuan diri dan kepekaan sosial.
4) Periode
IV, umur 18 ke atas, yaitu periode pendidikan perguruan tinggi.
Elizabeth B. Hurlock
Elizabeth
B. Hurlock membagi perkembangan individu berdasarkan konsep biologis atas lima
fase, yaitu:
1) Fase
prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, lebih
kurang 280 hari.
2) Fase
infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari
3) Fase
babyhood (bayi), mulai usia 2 minggu
sampai sekitar usia 2 tahun
4) Fase
childhood (kanak-kanak), mulai usia 2
tahun sampai usia pubertas
5) Fase
Adolescene (remaja), mulai usia 11 dan 13 tahun sampai usia 21 tahun, yang
dibagi atas tiga masa, yaitu:
a) Fase
pre adolescene mulai usia 11 – 13 tahun untuk wanita, dan usia-usia sekitar
setahun kemudian bagi pria.
b) Fase
early adolescene mulai usia 13 – 14 tahun sampai 16 – 17 tahun
c) Fase
late adolescene: masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau hampir
bersamaan dengan masa ketika seseorang tengah menempuh perguruan tinggi.
Sumber : Psikologi
Perkembangan Peserta Didik, Desmita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar