Gambaran
Umum tentang Aspek-Aspek Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan peserta
didik adalah mata kuliah yang mempelajari aspek-aspek perkembangan individu
yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah. Mata kuliah ini
memberikan pemahaman kepada mahasiswa calon guru tentang perkembangan peserta
didik, sehingga diharapkan mampu memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa yang dihadapinya.
Secara umum
perkembangan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek
perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.
Perkembangan aspek
fisik
Perkembangan fisik atau
yang disebut atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth)
meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem
saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dll.), dan
perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya
(seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta
perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan
dan sebagainya).
Perkembangan aspek
kognitif
Perkembangan kognitif
adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan
pengertian (pengetahuan), yang semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan
kognitif ini meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan
persepsi, pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan informasi
yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan
merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan menilai dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan Aspek
Psikososial
Perkembangan psikososial
adalah proses perubahan kemampuan-kemampauan peserta didik untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam proses perkembangan ini
peserta didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan
ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan dirasakan dan diinginkan serta
dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya
sendiri, meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan
pada emosi dan perubahan kepribadian.
Karakteristik
Umum Perkembangan Peserta Didik
Secara umum, buku ini
mengetengahkan kajian psikologi perkembangan, yang secara khusus membahas
perkembangan anak usia sekolah (SD) dan remaja (SMP & SMA). Aspek-aspek
perkembangan yang dibahas dalam buku ini secara garis besarnya meliputi
perkembangan fisik-motorik dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan
sosioemosional. Masing-masing aspek perkembangan dihubungkan dengan pendidikan,
sehingga para guru diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan atau pertumbuhan
strategi pembelajaran yang relevan dengan karakteristik perkembangan tersebut.
Karakteristik
Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Usia rata-rata anak
Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12
tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak
usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah
(6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
Anak-anak usia sekolah
ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih
muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan
senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru
hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan
siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Menurut Havighurst,
tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
1. Menguasai
keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
2. Membina
hidup sehat.
3. Belajar
bergaul dan bekerja dalam kelompok.
4. Belajar
menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
5. Belajar
membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
6. Memperoleh
sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7. Mengembangkan
kata hati, moral dan nilai-nilai.
8. Mencapai
kemandirian pribadi.
Dalam upaya mencapai
setiap tugas perkembangan tersebut, guna dituntut untuk memberikan bantuan
berupa:
1. Menciptakan
lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
2. Melaksanakan
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan
bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
3. Mengembangkan
kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung
dalam membangun konsep.
4. Melaksanakan
pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga siswa mampu
menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
Karakteristik
Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)
Dilihat dari tahapan
perkembangan yang disetujui oleh banyaknya ahli, anak usia sekolah menengah
(SMP)
Dilihat dari tahapan
perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia sekolah menengah (SMP)
berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun). Terdapat sejumlah
karakterisitik yang menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu:
1. Terjadinya
ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
2. Mulai
timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
3. Kecenderungan
ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta
keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari
orangtua.
4. Senang
membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang
terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
5. Mulai
mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan.
6. Reaksi
dan ekspresi emosi masih labil.
7. Mulai
mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai
dengan dunia sosial.
8. Kecenderungan
minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas.
Adanya karakteristik
anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru diharapkan untuk:
1. Menerapkan
model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas
topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi.
2. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui
kegiatan-kegiatan yang positif.
3. Menerapkan
pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok
kecil.
4. Meningkatkan
kerja sama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.
5. Tampil
menjadi teladan yang baik bagi siswa.
6. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.
Karakteristik Anak Usia Remaja
(SMP/SMA)
Masa
remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak
dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa
pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah
karakteristik penting, yaitu:
1. Mencapai
hubungan yang matang dengan teman sebaya
2. Dapat
menerima dan belajar sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung
tinggi oleh masyarakat.
3. Menerima
keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.
4. Mencapai
kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
5. Memilih
dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
6. Mengembangkan
sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.
7. Mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga
negara.
8. Mencapai
tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
9. Memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku
10. Mengembangkan
wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.
Berbagai
karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut adanya pelayanan
pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, di
antaranya:
1. Memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan
seksual dan penyalahagunaan narkotika.
2. Membantu
siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi
dirinya.
3. Menyediakan
fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan
minat dan bakatnya, seperti sarana olah raga, kesenian, dan sebagainya.
4. Memberikan
pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil
keputusan.
5. Melatih
siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan
penuh godaan.
6. Menerapkan
model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis, reflektif,
dan positif.
7. Membantu
siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta.
8. Memupuk
semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih
toleran.
9. Menjalin
hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan
dan problem yang dihadapinya.
Masing-masing
karakteristik perkembangan peserta didik sebagaimana disebutkan di atas, akan
diuraikan secara lebih luas dalam bab-bab selanjutnya.
Sumber : Psikologi Perkembangan
Peserta Didik, Desmita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar