Senin, 12 September 2011

KEANEKARAGAMAN HAYATI

Untuk lebih lengkapnya download filenya dibawah ini:

Tingkat KEANEKARAGAMAN HAYAT1

Keanekargaman Hayati di Indonesia

Manfaat keanekaragaman Hayati

Mempelajari keanekaragaman hayati dengan klasifikasi

Dampak Aktivitas Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati


Tingkat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 adalah keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain, serta kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamnnya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem. Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu sebagai berikut.

Keanekaragaman Gen

Gen adalah faktor pembawa sifat yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup. Semua makhluk hidup dalam satu spesies memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama, tetapi susunan gennya berbeda.

Keanekaragaman Jenis

Keanekargaman jenis adalah variasi atau perbedaan sifat dan penampilan antarindividu berbeda jenis/spesies dalam satu familia (keluarga). Keanekaragaman jenis terbentuk karena perbedaan struktur dan jumlah gen.

Keanekaragaman Ekosistem

Keanekaragaman ekosistem adalah variasi bentuk dan jenis bentang alam, daratan maupun perairan, di mana tumbuhan, hewan, dan organisme yang lain saling berinteraksi.

Keanekargaman Hayati di Indonesia

Indonesia termasuk salah satu negara dengan sebutan Megadivercity Country karena memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dengan keunikan tersendiri. Keanekaragaman yang tinggi di Indonesia dapat dijumpai dalam hutan hujan tropis. Di dalamnya ditemukan banyak jenis tumbuhan dan hewan, bahkan terdapat spesies endemik, yaitu spesies lokal, unik, dan hanya ditemukan di daerah atau pulau tertentu.

Persebaran Fauna di Indonesia

Menurut garis Wallace dan Weber, Indonesia terbagi menjadi 3 wilayah persebaran fauna, yaitu wilayah Oriental, Australian, dan Peralihan. Oleh karena itu hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe Oriental (kawasan barat Indonesia), Australian (kawasan timur indonesia) dan Peralihan.


Persebaran Flora di Indonesia

Flora Indonesia termasuk dalam kawasan Malesiana yang terdiri dari Indonesia, Filipina, Semenanjung Malaya, dan Papua Nugini. Hutan hujan tropis di daerah Malesiana memiliki ciri didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon yang menghasilkan biji bersayap, contoh: meranti (Shorea spp.) dan keruing (Dipterocarpus spp.). Tipe hutan pada Indonesia bagian timur agak berbeda. Mulai dari Sulawesi sampai Papua terdapat hutan non-Dipterocarpaceae.

Ciri-ciri hutan hujan tropis di Indonesia yaitu adanya tumbuhan berkanopi rapat dan banyak tumbuhan memanjat (liana). Selain hutan hujan tropis, di Indonesia juga terdapat hutan musim, sabana, dan padang rumput di Bengkulu, Sumatra Barat, dan Jambi.

Manfaat keanekaragaman Hayati

Beberapa nilai manfaat yang terkandung dalam keanekaragaman hayati antara lain sebagai berikut.

1. Nilai konsumtif, artinya keanekaragaman hayati memberikan manusia sumber daya untuk mencukupi kebutuhan pangan (contoh: padi, jagung, pisang, ayam), perumahan (contoh: kayu jati, meranti), dan kesehatan (contoh: kunyit, kencur, temulawak).

2. Nilai ekonomi,

3. Nilai ekologis,

4. Nilai biologis,

5. Nilai ilmiah,

6. Nilai estetika,


Dampak Aktivitas Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

1. Aktivitas manusia yang menurunkan keanekaragaman hayati (dampak negatif) antara lain sebagai berikut.

a. Perusakan habitat, contoh: pembukaan hutan untuk permukiman dan lahan pertanian, eksploitasi sumber daya hayati yang berlebihan, perusakan terumbu karang di laut.

b. Pencemaran ekosistem karena penggunaan pestisida

c. Penebangan hutan secara liar

d. Sistem budi daya tanaman monokultur.

2. Aktrivitas manusia yang meningkatkan keanekaragaman hayati antara lain sebagai berikut.

a. Pemuliaan bibit unggul

b. Penghijauan/reboisasi

c. Pengendalian hama secara biologi.

d. Penebangan hutan dengan peremajaan (tebang pilih dan tanam kembali).

Konservasi Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati disebut juga sumber daya alam hayati karena merupakan potensi alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Konservasi sumber daya alam hayati adalah upaya yang dilakukan untuk melestarikan sumber daya alam tersebut. Pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia dilakukan secara in situ dan ex situ.

1.

Mempelajari keanekaragaman hayati dengan klasifikasi

Dasar, tujuan, dan manfaat Klasifikasi

Klasifikasi adalah kegiatan pengelompokkan organisme yang didasarkan pada keseragaman atau persamaan sifat dalam keragaman. Persamaan sifat tersebut meliputi persamaan anatomi, morfologi, fisiologi, geografi dan habitat, analogi dan homologi, dan lain-lain.

Klasifikasi bertujuan menyederhanakan objek studi makhluk hidup yang sangat beraneka ragam, sehingga akan lebih mudah dalam mepelajarinya.

Adapun manfaat klasifikasi bagi manusia antara lain sebgai berikut.

a. Mengetahui jenis-jenis organisme

b. Mengetahui hubungan antarorganisme

c. Mengetahui kekerabatan antarmakhluk hidup yang beraneka ragam.

Tahapan dalam Klasifikasi

Pengklasifikasian makhluk hidup melalui beberapa tahap antara lain sebagai berikut.

a. Pencanderaan makhluk hidup, dengan melakukan identifikasi makhluk hidup dimulai dari ciri-ciri yang tampak dan mudah diamati (morfologi, anatomi, dan fisiologi).

b. Pengelompokkan makhluk hidup, berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki

c. Pemberian nama makhluk hidup.

Tingkatan Klasifikasi

Klasifikasi menurut Carolus Linnaeus dibagi menjadi beberapa tingkatan/takson. Urutan takson dari yang paling tinggi sampai yang terendah tingkatnnya adalah sebagai berikut.

a. Kingdom (kerajaan) atau Regnum (dunia).

b. Phylum (filum) untuk hewan atau Divisio (divisi) untuk tumbuhan.

c. Classis (kelas).

d. Ordo (bangsa).

e. Familia (suku).

f. Genus (marga)

g. Spesies (jenis).

Sistem Tata Nama Ganda (Binomial Nomenclature)

Pemberian nama takson pada tingkat spesies harus berpedoman pada sistem tata nama ganda (binomial nomenclature), yaitu cara pemberian nama spesies dengan dua kata. Aturan ini dikemukaan oleh Carolus Linnaeus yang dikenal sebagai Bapak Klasifikasi. Ketentuan sistem ini sebagai berikut.

a. Terdiri dari dua kata dalam bahasa Latin.

b. Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies.

c. Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil.

d. Apabila ditulis dengan tegak maka harus digarisbawahi secara terpisah antarkata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi.

Contoh: Oryza sativa (padi) atau Oryza sativa (padi)

Kunci Determinasi

Identifikasi makhluk hidup berarti suatu usaha menemukan identitas suatu makhluk hidup. Untuk mengidentifikasi organisme yang baru dikenal, kita memerlukan kunci determinasi. Kunci determinasi adalah daftar ciri-ciri organisme yang dipergunakan dalam mengklasifikasikan organisme. Dasar yang digunakan dalam kunci determinasi adalah identifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom


Sumber: LKS SMA Kelas X




Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...