Rabu, 15 Juli 2009

Penyebaran Komunitas Fauna di Dunia I Analisis Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia I Persebaran Fauna di Indonesia I Usaha-Usaha Pelestarian Lin

"Iklan Bisnis Online"


Ayo bergabung di Ziddu untuk mengupload File dan bisa dapat dollar


Hanya dengan mengklik iklan saja bisa dapat dollar, ayo daftar di ClixSense, Bux.to Gratiis !


Anda ingin mendapatkan Hp Blackbery ikuti survey berikut ini,

Klik disini


Anda ingin Membangun Kekayaan Dari Internet ?

Klik disini


Uang Panas Klik Disini

Jasa pembuatan website Klik disini


Penyebaran Komunitas Fauna di Dunia

Keadaan iklim sangat berpengaruh terhadap keadaan tumbuh-tumbuhan, sedangkan keadaan tumbuh-tumbuhan mempengaruhi adanya jenis-jenis fauna tertentu. Keadaan fauna di tiap-tiap daerah (bioma) tergantung pada kemungkinan-kemungkinan yang dapat diberikan daerah itu untuk memberi makanan. Secara langsung atau tidak, iklim sangant berpengaruh pula pada penyebaran fauna. Akibat pengaruh iklim terdapatlah fauna pegunungan, fauana dataran rendah, fauna padang rumput (sabana), fauna hutan tropis, dan lain sebaginya.


Fauna di daerah padang rumput

Di daerah padang rumput lebih banyak terdapat spesies-spesies hewan bila dibandingkan dengan habitat darat lainnya. Hewan pemakan rumput yang besar-besar, misalnya zebra di Afrika, kanguru di Australia, dan bison di Amerika merupakan konsumen primer di padang rumput. Predator yang terdapat di padang rumput seperti singa dan anjing liar memangsa herbivora besar, sedangkan ular memangsa herbivora kecil. Selain vertebrata herbivora, dipadang rumput banyak juga terdapat insekta, misalnya belalang dan capung.


Fauna di daerah gurun

Hewan-hewan kecil di daerah gurun hidup dalam lubang. Hewan-hewan itu akan keluar untuk mencari mangsa pada pagi atau malam hari. Hewan-hewan gurun beradaptasi terhadap lingkungan yang panas dan gersang. Mamalia besar jarang yang bisa hidup di daerah gurun. Hewan besar sukar menyesuaikan diri terhadap suhu tinggi dan ketiadaan air. Satu diantara jenis hewan besar yang mampu bertahan hidup dengan baik di daerah panas adalah unta. Jenis hewan yang banyak terdapat di gurun adalah ular, rodentia, dan kadal.


Fauna di daerah tundra

Urutan bioma dari daerah ekuator ke kutub, sama dengan urutan bioma dari daratan di daerah ekuator ke arah vertikal. Kearah vertical (meninggi), suhu dan curah hujan menentukan komunitas. Urutan bioma dari suatu gunung tinggi yang terdapat di daerah tropika adalah hutan gugur, hutan konifer, tundra, dan lumut.

Beberapa hewan yang hidup di bioma tundra ada yang hidup menetap dan ada pula yang hanya datang di daerah itu pada musim panas saja untuk bertelur. Hewan yang hidup menetap di daerah ini, baik jenis burung maupun mamlia, mempunyai bulu atau rambut yang tebal. Bulu tebal ini berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari suhu rendah. Untuk perlindungan terhadap suhu rendah, hewan-hewan itu mengalami perubahan warna, yakni menjadi putih pada musim dingin. Warna putih tersebut merupakan warna pelindung di atas salju dan juga mengurangi kehilangan panas oleh radiasi matahari. Herbivora yang besar, misalnya muskox dan reindeer, mendapat cukup makanan, yaitu lumut dan lichenes.

Jumlah spesies makhluk hidup yang menetap di daerah tundra sangat sedikit. Bahkan, lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah spesies yang hidup di gurun. Makin ke arah kutub dari daerah tundra terdapat es. Di daerah ini hewan yang dapat hidup adalah hewan-hewan seperti walrus, seal, dan penguin yang berbulu tebal. Hewan mamalia lain yang dapat hidup di tundra adalah beruang kutub, kelinci kutub, dan lemur. Sementara jenis serangga sangat banyak, khususnya lalat yang telurnya tahan dingin dan telur-telur tersebut menetas pada musim panas.


Fauna di daerah hutan basah

Hewan-hewan hutan basah tropika yang sering kita jumpai adalah babi hutan, kera, burung, kucing hutan, bajing, dan lain sebaginya. Apabila kita masuk hutan tropika yang gelap pada siang hari, kita tidak menjumpai banyak hewan. Seakan-akan hutan tersebut tidak dihuni oleh hewan. Hal ini disebabkan karena gelapnya dasar hutan dan hewan pada waktu siang banyak yang hidup di daerah tudung. Dengan demikan, tidak terlihat dari bawah. Selain itu, banyak hewan di hutan tersebut yang beraktivitas di malam hari.


Suatu contoh keadaan ekologi yang sama walaupun letak geografis daerahnya berjauhan adalah bahwa herbivora menjadi buruan dari karnivora. Contoh karnivora di daerah Asia-Afrika adalah macan tutul, sedangkan di Amerika adalah jaguar.


Fauna di daerah hutan gugur

Beberap hewan yang hidup di daerah hutan gugur adalah beruang, rusa, raccoon, tupai, rubah, dan burung pelatuk.


Fauna di daerah taiga

Kebanyakan burung yang hidup di daerah taiga adalah burung yang berimigrasi ke selatan pada waktu musim gugur. Hewan yang khas terdapat di taiga adalah moose. Ada juaga hewan yang lain walaupun tidak banyak, seperti beruang hutan, ajag, dan marten.


Analisis Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia


Persebaran Flora di Indonesia

Indonesia kaya dengan bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Kekayaan flora di Indonesia dapat dibuktikan dengan adanya 4.000-an macam pohon-pohonan, 1.500-an macam pakis-pakisan, dan 5.000-an macam anggrek.


Keberadaan bermacam-macam tumbuhan di suatu tempat di pengaruhi oleh iklim. Tumbuhan di daerah iklim tropis tentu berbeda dengan tumbuhan di daerah iklim dingin. Selain faktor iklim, tanah dan air juga merupakan faktor pengaruh terhadap persebaran flora. Tumbuhan di daerah tanah kapur berbedea dengan tumbuhan di daerah tanah merah (laterit). Tumbuhan di daerah yang banyak air berbeda dengan tumbuhan di daerah yang kurang air atau daerah yang kering.


Oleh karena beriklim tropis dan banayk mendapat hujan, Indonesia mempunyai hutan-hutan lebat, yang disebut hutan hujan tropis. Pembagian hutan di Indonesia berdasarkan iklim menurut W. Koppen dapat dibedakan menjadi tiga wilayah.


Indonesia Bagian Barat

Wilayah Indonesia bagian barat termasuk dalam wilayah iklim Af. Di wilayah ini terdapat hutan hujan tropis dengan ciri antara lain:


· daun lebat

· rata-rata ketinggian pohon adalah 60 m

· banyak terdapat pohon memanjat, dan

· banyak tumbuh pohon epifit (pakis, anggrek).


Indonesia Bagian Tengah

Wilayah Indonesia bagian tengah termasuk dalam wilayah iklim Am. Di wilayah ini terdapat hutan musim dengan ciri antara lain:

· pohon lebih rendah dari hutan hujan tropis,

· pada musim kemarau daunnya gugur, dan

· pada musim penghujan mulai bertunas


Indonesia Bagian Timur

Wilayah Indonesia bagian timur termasuk dalam wilayah iklim Aw. Di wilayah ini terdapat hutan sabana dengan ciri antara lain:

· padang rumput, terdapat semak belukar, dan pohon-pohon rendah.

Persebaran flora di Indonesia :

· Pulau Sumatera : Beringin Raksasa, Bunga Bangkai, Bakau, berbagai jenis Anggrek, Kayu Meranti, dan Pinus

· Pulau Jawa : Akasia, Pinus, Jati, Rasamala, Cemara, dan Kayu Kina

· Kepulauan Nusa Tenggara : Akasia, Cendana, Kayu Putih, dan Kemiri

· Pulau Bali : Pala, Kayu Cempaka, dan Cemara Geseng

· Pulau Kalimantan : Kayu Kamper, Rotan, Bambu, dan Kayu Samin

· Pulau Sulawesi : Anggrek Putih, Pinus, Rotan, Kayu Jati, dan Agatis (pohon dari rawa-rawa)

· Kepulauan Maluku : Kayu Putih, Sagu, dan Anggrek

· Pulau Irian : Tumbuhan Bakau, Sagu, dan Anggrek


Persebaran Fauna di Indonesia

Dunia hewan di Indonesia bermacam-macam jenis dan jumlahnya. Kehidupan hewan sangat dipengaruhi oleh keadaan tumbuh-tumbuhan dan iklim. Seperti pada pembagian flora, Indonesia dibagi menjadi tiga daerah fauna.


Indonesia Bagian Barat

Di wilayah Indonesia bagian barat terdapat hewan-hewan yang mirip hewan di daerah Asia. Beberapa contoh fauna Indonesia bagian barat adalah sebagai berikut.

· harimau, terdapat di Jawa, Madura, dan Bali

· beruang, terdapat di Sumatera dan Kalimantan

· gajah, terdapat di hutan-hutan Sumatera, mirip gajah di India

· badak, terdapat di Sumatera dan Jawa. Badak ini mirip badak di Malaysia, Thailand, Indocina, India, dan Myanmar

· banteng, terdapat di Jawa dan Kalimantan

· mawas (orang utan), terdapat di Sumatera dan Kalimantan

· siamang (kera berwarna hitam dan tidak berekor), terdapat di Sumatera

· tapir, tedapat di Sumatera dan Kalimantan

· kera gibbon, terdapat di Sumatera dan Kalimantan


Di daerah Indonesia bagian barat ini juga ditemui beberapa kijang (terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok), kancil/ pelanduk (terdapat di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Kepulaun Karimata), trenggiling (terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan), beberapa jenis buaya (terdapat di Sumatera dan Kalimantan), dan ikan lumba-lumaba/ pesut (terdapat di sungai Mahakam, Kalimantan Timur).


Indonesia Bagian Tengah

Hewan-hewan yang terdapat di wilayah Indonesia bagian tengah adalah campuran dari fauna Indonesia bagian barat dan timur. Selain itu, di indonesua bagain tengah terdapat hewan-hewan khas Indonesia, seperti berikut ini.


· biawak dan komodo, terdapat di Pualau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Binatang ini terkenal sebagai sisa fauna purba yang mampu bertahan hidup.

· anoa (mirip lembu dan hidup liar), terdapat di Sulawesi.

· babi rusa dengan taring panjang dan melengkung, terdapat di Sulawesi dan Maluku bagian barat.

· burung maleo merupakan burung yang sangat langka, terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.


Antara daerah fauna Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian tengah dibatasi oleh Garis Wallace.


Indonesia bagian timur

Hewan-hewan di wlilayah Indonesia bagian timur mirip dengan hewan-hewan di wilayah Australia. Beberapa contoh fauna Indonesia bagian timur adalah sebagai berikut.


· kanguru pohon (binatang berkantung), terdapat di Irian Jaya

· tikus berkantung dan musang berkantung, terdapt di Maluku sebelah timur dan Irian Jaya

· burung kasuari, terdapat di Irian Jaya, Kepualau Aru, dan Pulau Seram

· burung cendrawasih, terdapt di Irian Jaya dan Kepulauan Aru

· burung kaktua, berjambul merah dan berjambul putih, terdapt di Maluku


Antara daerah fauna Indonesia bagian timur dan Indonesia bagian tengah dibatasi oleh Garis Weber.


Penggolongan hutan

Hutan dapat digolongkan atau dibedakan atas bebrapa bagian seperti berikut ini.


Berdasarkan Jenis Tumbuhan

· Hutan homogen, yaitu hutan yang terdiri dari satu jenis tumbuhan utama saja, misalnya hutan jati, hutan pinus, dan lain-lain.

· Hutan heterogen, yaitu hutan yang terdiri dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, biasanya merupakan hutan rimba.


Berdasatrkan ketinggian tempat

· Hutan payau (hutan pantai), yaitu hutan yang terdapat di sepanjang pantai, misalnya di pantai timur Pulau Sumatera dan pantai utara Pulau Jawa.

· Hutan rawa, yaitu hutan yang terdapat di daerah rawa, misalnya hutan di Pulau Kalimantan.

· Hutan dataran rendah, yaitu hutan yang terdapat di daerah dataran rendah.

· Hutan pegunungan, yaitu hutan yang terdapat di daerah pegunungan.


Berdasarkan keadaan iklim

· Hutan hujan tropis, yaitu hutan yang berdaun lebat, berpohon besar dan tinggi, misalnya hutan di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan dan Pulau Irian, dataran rendah Amazon (brasil), serta selatan Florida (Amerika Tengah)

· Hutan musim, yaitu hutan yang daunnya meranggas pada musim panas dan bertunas/ berdaun pada musim hujan.

· Hutan daerah sedang, yaitu hutan yang terdapat di wilayah 25° – 40° Lintang Utara dan Lintang Selatan.


Berdasarkan tujuan dan kegunaan

· Hutan produksi, yaitu hutan yang dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan baku produksi, seperti kayu bangunan, kertas, perabot rumah tangga, dan lain-lain.

· Hutan lindung, yaitu hutan yang dimaksudkan untuk keperluan perlindungan alam dan kelestarian lingkungan, misalnya untuk mencegah erosi dan banjir, serta mengatur kelembaban tanah.

· Hutan rekreasi, yaitu hutan yang sengaja diperuntukkan bagi kepentingan rekreasi suapaya daerah rekreasi selalu sejuk dengan pemandnagan alam yang indah.

· Hutan suaka alam, yaitu hutan yang berfungsi melindungi tumbuh-tumbuhan yang sudah langka dan dikhawatirkan punah.

Hutan produksi, hutan rekreasi, dan hutan suaka alam adalah hutan budi daya, yaitu hutan yang sengaja dibuat dan dipelihara untuk kepentingan manusia.


Jenis-jenis Hutan di Indonesia dan Pemanfaatannya


Oleh karena Indonesia beriklim tropis dan banyak mendapat hujan, wilayah ini mempunyai hutan-hutan lebat yang disebut hutan hujan trpois. Di Indonesia terdapat beberapa macam hutan, seperti berikut ini.

· Hutan musim, terdapat di daerah yang dipengaruhi iklim musim. Selama musim kemarau, daun pohon-pohon di hutan musim ini banyak yang gugur sehingga meranggas. Sebaliknya, setelah musim penghujan daun pohon-pohon hutan musim lebat kembali. Hutan musim sering juga disebut hutan homogen, karena terdiri dari satu jenis tumbuhan saja.

· Hutan hujan tropis, terdapat di daerah yang banyak mendapat hujan. Pohon-pohon dalam hutan ini berdaun rindang dan lantai hutan gelap karena sinar matahari tidak dapat menembus daun-daun rindangnya. Tanah dan udara dalam hutan lembap karena uap airnya sukar naik terevaporasi ke atas. Pohon-pohon dalam hutan tersebut sering dibelit oleh tumbuhan sulur, seperti rotan.

· Hutan Bakau, terdapat di dataran rendah pantai yang banyak lumpurnya. Pohon bakau mempunyai akar menjulang di atas permukaan air pada waktu air laut surut dan terendam pada waktu air laut pasang. Akar pohon bakau dapat menahan abrasi (kikisan ombak) air laut.

· Hutan sabana (stepa) tedapat di daerah kurang hujan. Hutan sabana merupakan padang rumput (stepa) yang di sebagian tempat terdapat hutan dengan pohon-pohon yang rendah. Hutan ini banyak terdapat di daerah Nusa Tenggara dan dimanfaatkan sebagai lahan usaha peternakan sapi dan kuda.


Berbagai jenis hutan yang ada di Indonesia tersebut memiliki manfaat antara lain sebagai berikut.

· Menyimpan serta mengatur persediaan air, sebab akar-akar pohon di hutan mampu menghambat dan menahan jalannya air yang masuk dalam tanah.

· Menyuburkan tanah, karena daun-daun yang berguguran dapat membentuk tanah humus.

· Mencegah erosi dan tanah longsor, karena akar-akar pohon memiliki daya ikat terhadap butiran-butiran tanah.

· Menjaga keseimbangan air tanah, karena curah hujan yang jatuh di daerah hutan akan lebih banyak menjadi pengisi air tanah.

· Menghasilkan bahan mentah untuk industri dan bahan bangunan, natara lain: rotan, dapat digunakn untuk industri dan bahan bangunan; kamper (barus), dapat dipakai untuk wangi-wangian dan obat-obatan; damar, dapat diolah menjadi cat, pernis, lak; kopal (arpus) dapat dibuat cat yang baik; getah perca, dapat dipakai sebagai bahan alat-lat laboratorium, bola golf, pembalut kabel; dan jelutung, merupakan bahan mentah industri kimia.

· Mengurangi polusi udara, karena daun-daun pohon mampu menyerap gas-gas polutan, sehingga udara di sekitar hutan segar dan bersih.


Identifikasi Kerusakan Flora Dan Fauna Serta Dampknya Terhadap Kehidupan

Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan flora dan fauna antara lain karena pengaruh evolusi, seleksi alam, tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, perusakan oleh manusia, dan bencana alam.


Pengaruh evolusi

Evolusi adalah perubahan makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang sangat lama, dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih sempurna. Proses evolusi ini bisa berjalan dalam ratusan, ribuan, bahkan jutaan tahun. Dari hasil penelitian terhadap fosil-fosil binatang dan lapisan-lapisan batu-batuan, para ahli berpendapat bahwa binatang-binatang pada zaman purba pada dasarnya sama dengan binatang-binatang yang hidup sekarang ini, walaupun memiliki perbedaan dalam beberapa hal.


Kira-kira 150 juta tahun yang lalu belum ada manusia, dunia didominasi oleh binatang sejenis dinosaurus. Binatang ini sangat besar dengan panjang sampai kira-kira 30 meter. Binatang ini sangat berbeda dari binatang yang ada sekarang ini. Namun, setelah diadakan penelitian terhadap tulang-tulang dinosaurus, diketahui bahwa mereka termasuk binatang melata (reptil) yang pada dasarnya sama dengan bentuk tulang buaya dan kadal yang ada sekarang.

Dari penelitian beberapa ahli, diketahui pula bahwa beberapa dinosaurus tertentu ternyata mempunyai kerangka yang hampir sama dengan mamalia. Karena itu disimpulkan pula bahwa mamalia berasal dari reptil setelah memakan waktu berjuta-juta tahun lamanya. Berbagai makhluk hidup tersebut pada akhirnya mati (punah), namun binatang dan tumbuhan yang beraneka ragam yang ada sekarang diyakini merupakan ketururnan dari makhluk hidup pada zaman purba.


Dari uraian di atas dapat disimpulkan tiga hal berikut.

· Makhluk hidup selalu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama.

· Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan adanya penyimpangan dari struktur aslinya sehingga akan muncul spesies baru.

· Tumbuhan dan hewan yang ada sekarang ini bukanlah merupakan makhluk yang pertama kali di bumi, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau yang telah mengalami perubahan.


Seleksi alam

Pada suatu tempat dimungkinkan hanya terdapat beberapa jenis makhluk hidup, bahkan ada tempat yang hanya didiami satu jenis makhluk hidup saja. Hal itu dapat terjadi karena mungkin makhluk hidup yang lain tidak sanggup bertahan hidup di daerah tersebut karena beberpa sebab. Diantara penyebabnya antara lain terlalu dingin, sulit mendapatkan makanan, dan karena sebab lain yang datang dari alam itu sendiri. Inilah yang dimaksud dengan seleksi. Jadi, seleksi adalah penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makhluk hidup tertentu yang dapat bertahan hidup atau mampu menyesuaikan diri untuk tetap hidup dan tinggal di lingkungan hidup tersebut. Sebaliknya, makhluk hidup yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan punah atau pindah ke lingkungan hidup lain.


Ada dua faktor utama yang menentukan seleksi, yaitu sebagai berikut.


Faktor Alam

Faktor alam tertentu membatasi kemampuan hidup suatu organisme. Misalnya di daerah gurun atau padang pasir hanya terdapat jenis tumbuhan tertentu yang tahan terhadap iklim panas dan jumlah air yang sangat sedikit. Begitu juga hewan-hewan tertentu tidak dapat hidup pada keadaan alam tertentu.


Faktor Lingkungan

Sesama makhluk hidup sering bersaing dalam memperebutkan makanan dan ruang hidup. Akibat persaingan tersebut, yang kalah akan punah sedang yang menang akan tetap bertahan hidup. Misalnya, sekarang ini sudah jarang dijumpai harimau, badak bercula satu, dan beberapa jenis hewan lainnya. Hewan-hewan tersebut kalah bersaing dengan manusia yang merupakan makhluk terpandai. Juga misalnya di hutan tropis kita tidak dapat menemukan rerumputan. Rumput di dalam hutan kalah bersaing dengan tumbuhan besar dalam memperebutkan sinar matahari. Di Australia pernah terjadi bahaya kelaparan yang dialami oleh lembu dan biri-biri karena rumputnya sudah habis dimakan kelinci pada musim kemarau panjang.


Adaptasi Lingkungan

Telah kita ketahui bahwa keadaan lingkungan hidup sangat beraneka ragam. Hal ini menuntut makhluk hidup untuk selalu berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan alam kondisi lingkungan hidupnya. Penyesuaian diri terhadap lingkugnan yang berbeda akan menghasilkan makhluk baru yang berbeda pula. Inilah yang dimaksud dengan adaptasi. Adaptasi inilah yang terutama menyebabkan terjadinya keanekaragaman makhluk hidup.


Perusakan oleh Manusia

Karena keterbatasan ekonomi dan tuntutan kehidupan, manusia banyak memburu binatang dan menebangi tumbuhan. Tindakan manusia yang membabi buta tanpa mengedepankan pembangunan berkelanjutan akan menyebabkan banyak hewan-hewan mati dan bahkan punah. Sementara penebangan pohon-pohon di hutan-hutan tanpa perhitungan, mengakibatkan hutan menjadi gundul dan mata air kering, sehingga pada musim hujan dapat terjadi bencana tanah longsor dan banjir.


Bencana Alam

Berbagai bencana alam yang terjadi di permukaan bumi mempercepat rusaknya lingkunagan dan kehidupan flora fauna. Bencana alam tersebut antara lain gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung api, banjir, angin topan, musim kemarau yang berkepanjangan dan lain-lainnya. Dampak bencana alam juga dapat merusakkan areal pertanian dan tempat tinggal manusia beserta sarana-sarana kehidupan, seperti jalan, jembatan, gedung-gedung, dan lain-lain.


Usaha-Usaha Pelestarian Lingkungan

Sebagian dari hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhna Indonesia kini telah langka sebagai akibat dari ulah manusia. Hutan-hutan ditebang tanpa perhitungan dan hewan-hewannya terus-menerus diburu.


Untuk memelihara kelestarian alam, hewan dan tumbuh-tumbuhan perlu mendapat perlindungan. Itulah sebabnya pemerintah mengeluarkan undang-undang perlindungan binatang liar atau satwa langka. Dengan keluarnya undang-undnag tersebut, beberapa macam hewan langka mendapat perlindungan.


Hewan-hewan yang dilindungi, antara lain sebagi berikut.


· Berbagai jenis burung: dara laut, bangau hitam, kuntul, bangau putih, pelatuk besi, alap-alap putih, dara mahkota, ibis hitam dan putih, jalak Bali, rangkok, bluwok, kasuari, cendrawasih, bebek laut, dan angsa laut.

· Binatang menyusui: mawas, siamang, badak, tapir, kambing hutan, orang utan, harimau, gajah, badak bercula satu, trenggiling, dan lain-lain.

Selain itu, beberapa kawasan hutan tempat hidup hewan-hewan langka dilarang digunakan sebagai tempat berburu. Kawasan hutan yang dilarang untuk berburu dan dimaksudkan untuk perlindungan satwa disebut hutan suaka margasatwa.

Suaka margasatwa yang terkenal, antara lain adalah sebagai berikut.

· Suaka margasatwa Gunung Leuser di Nanggroe Aceh Darussalam, merupakan suaka margasatwa terbesar di Indonesia. Hewan-hewan yang mendapat perlindungan di tempat ini antara lain: gajah, badak sumatera, orang utan, tapir, harimau, kambing hutan, rusa, dan berbagai jenis burung.

· Suaka margasatwa Sumatera Selatan I di Sumatera Selatan, merupakan tempat untuk perlindungan tapir, badak, kerbau liar, hariamau sumatera, gajah, dan rusa.

· Suaka margasatwa Baluran di Jawa Timur, merupakan tempat untuk perlindungan badak, banteng, kerbau liar, anjing hutan, berbagai jenis kera, lutung, rusa, babi hutan, ayam hutan, dan burung merak.

· Suaka margasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, merupakan tempat yang dikhususkan untuk perlindungan biawak komodo. Satwa-satwa lain yang dilindungi di tempat ini ialah burung kakatua, ayam hutan, kerbau liar, babi hutan, dan rusa.

· Suaka margasatwa Pulau Moyo di Sumbawa, merupakan tempat untuk perlindungan burung kakatua, ayam hutan, sapi liar, babi hutan, dan rusa.

· Suaka margasatwa Kutai di Kalimantan Timur, merupakan tempat untuk perlindungan babi hutan, banteng, orang utan, rusa, dan bekantan (kanau).

Ada pula kawasan hutan yang disebut sebagai suaka alam atau cagar alam. Cagar alam merupakan kawasan hutan untuk perlindungan hewan, tumbuh-tumbuhan, tanah, tempat-tempat bersejarah, dan keindahan alamnya. Cagar alam yang terkenal di Indonesia, antara lain adalah sebagai berikut.

· Cagar Alam Pulau Dua di Jawa Barat, merupakan tempat yang selain dimanfaatkan untuk pelestarian hutan, pulau ini juga digunakan untuk perlindungan berbagai jenis burung laut. Oleh karena itu, tempat ini terkenal dengan sebutan “Kerajaan Burung”.

· Cagar Alam Cibodas di kaki Gunung Gede Jawa Barat, merupakan cadangan hutan di daerah basah (banyak turun hujan). Daerah demikian menjadi daerah pengisian air tanah (recharge area).

· Cagar Alam Ujung Kulon di Banten, merupakan tempat untuk perlindungan berbagai jenis binatang yang terkenal, antara lain badak, rusa, buaya, banteng, babi hutan, dan burung merak.

· Cagar Alam Penanjung-Pangandaran di Banten, merupakan tempat yang selain dimanfaatkan untuk pelestarian hutan, tempat ini digunakna pula untuk perlindungan rusa, banteng, dan babi hutan.

· Cagar Alam Lalijiwo di Jawa Timur, di tempat ini terdapat hutan alam flora alpina dan berbagai jenis cemara.

· Cagar Alam Raflesia di Bengkulu, merupakan tempat yang khusus utnuk perlindungan bunga raflesia arnoldi (bunga bangkai) yang merupakan bunga terbesar di dunia.

· Cagar Alam Sibolangit di Sumatera Utara, di tempat ini terdapat flora asli khas dataran rendah Sumatera, antara lain pohon lebah dan bunga bangkai raksasa.

· Cagar Alam Rimbo Panti di Sumatera Barat, di tempat ini terdapat tumbuh-tumbuhan khas Sumatera Barat dan hewan-hewan, antara lain dan siamang.


Sumber: Buku Paket Geografi Erlangga SMA Kelas XI

Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...