Rabu, 19 Agustus 2009

Pusaran Angin Sempurna dalam Lukisan van Gogh I LUKISAN FAUVISME I Lukisan Karya Erik Tembus Pasar Mancanegara

"Iklan Bisnis Online"


Ayo bergabung di Ziddu untuk mengupload File dan bisa dapat dollar


Hanya dengan mengklik iklan saja bisa dapat dollar, ayo daftar di ClixSense, Bux.to Gratiis !


Anda ingin mendapatkan Hp Blackbery ikuti survey berikut ini,

Klik disini


Anda ingin Membangun Kekayaan Dari Internet ?

Klik disini


Jasa pembuatan website Klik disini

Pusaran Angin Sempurna dalam Lukisan van Gogh

Beberapa lukisan Vincent van Gogh berisi gambar-gambar misterius yang mungkin menggambarkan kerumitan otaknya. Lukisan-lukisan tersebut menggambarkan pusaran angin yang secara matematis sangat mirip dengan pola pusaran air sebenarnya atau turbulensi udara yang terbentuk di belakang mesin pesawat yang membelah udara.

Jose Luis Aragon, seorang ahli fisika dari National Autonomous University of Mexico dan koleganya menemukan bahwa goresan pelukis Belanda itu sangat sesuai dengan formula matematika turbulensi. Bentuk-bentuk seperti itu terlihat pada lukisan The Starry Night yang dilukis tahun 1889 dan Road with Cypress and Star pada 1890.

Salah satu lukisan terakhirnya yang diberi judul Wheat Field with Crows pada 1890, sebelum ia bunuh diri pada usia 37 tahun dengan menembakkan pistol ke kepalanya, juga terdapat gambar pusaran angin. Lukisan-lukisan ini dibuat ketika van Gogh mengalami goncangan mental. Pelukis tersebut merasakan halusinasi, penurunan kesehatan, dan tidak sadar, bahkan mungkin terkena epilepsi.

"Kami yakin van Gogh memiliki kemampuan unik untuk menggambarkan turbulensi pada saat menderita goncangan jiwa berkepanjangan," kata Aragon.

Sebaliknya, lukisan berjudul Self-portrait with Pipe and Bandage Ear pada 1888 tidak menggambarkan pusaran angin satupun. Lukisan ini digambarkan van Gogh sebagai ’puncak kenikmatan’ dan banyak yang mengasosiasiakannya dengan obat-obatan aditif potassium bromida yang akhirnya merusak hidupnya.

Untuk lebih lengkapnya download disini

LUKISAN FAUVISME

Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut.

Konsep dasar fauvisme bisa terlacak pertama kali pada 1888 dari komentar Paul GauguinPaul Sérusier:

"How do you see these trees? They are yellow. So, put in yellow; this shadow, rather blue, paint it with pure ultramarine; these red leaves? Put in vermilion."

"Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning, karena itu tambahkan kuning. Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu tambahkan ultramarine. Daun yang kemerahan? Tambahkan saja vermillion."

Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan secara objektif dan realistis, seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis, digantikan oleh pemahaman secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi pelukis.

Untuk lebih jelasnya download disini

Lukisan Karya Erik Tembus Pasar Mancanegara

Jangan anggap remeh sebuah lukisan. Walaupun hanya berbentuk lukisan, harganya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Sebagai contoh lukisan karya Alm. Affandi dan Alm. Basuki Abdullah bisa mencapai ratusan juta lebih. Walaupun namanya belum setenar pelukis-pelukis tersebut, lukisan Erik Muhammad N. B sudah di akui di banyak negara.
Kepiawaiannya memainkan kuas diatas kanvas di dapatkan dari ayahnya yang bernama Edi Suparman yang juga berprofesi sebagai pelukis. “ Sebenarnya aliran lukisan saya bersifat naturalis tapi saat ini jenis lukisan tersebut kurang diminati. Jadi saya merubah style saya menjadi abstrak dan ternyata lebih laku”, ujar Erik (26) ditempat kerjanya yang beralamatkan di Jl. Imogiri Barat Km 4,5 Jotawang, Bangunharjo, Sewon, Bantul Telp. 081578844906. Awal mula hasil karya pemuda kelahiran Jawa Barat ini sampai ke luar negeri, pada tahun 2001 ada turis dari Australia melihat-lihat koleksi “Arwana Furnicraft” yang kebetulan dikelola oleh Erik dan adiknya. Turis tersebut tertarik dengan lukisan yang dipajang di showroomnya dan kemudian membeli lukisan itu. Beberapa bulan kemudian Turis Australia itu datang lagi dan memesan beberapa lukisan dengan corak Aborigin. Mulai saat itulah lukisannya laku keras dan tidak pernah sepi order. Harga lukisannya tidak terlalu mahal, berkisar antara Rp 75.000-Rp 5juta/lukisan tergantung dengan ukuran dan tingkat kesulitannya. Erik juga menerima order lukisan yang bentuk dan desainnya terserah pemesan. Media yang digunakan antara lain kanvas, cat acrylik dan cat minyak. Waktu untuk menyelesaikan 1 buah lukisan berkisar antara 3-30 hari.
untuk lebih jelasnya download disini

LUKISAN KUBISME

kubisme adalah sebuah gerakan modern seni rupa pada awal abad ke-20 yang dipelopori oleh Picasso dan Braque. Prinsip-prinsip dasar yang umum pada kubisme yaitu menggambarkan bentuk objek dengan cara memotong, distorsi, overlap, penyederhanaan, transparansi, deformasi, menyusun dan aneka tampak. Gerakan ini dimulai pada media lukisan dan patung melalui pendekatannya masing-masing

pada kubisme, bentuk –bentuk karyanya menggunakan bentuk –bentuk geometri (segitiga, segiempat, kerucut, kubus, lingkaran dan sebagainya) seniman kubisme sering menggunakan teknik kolase, misalnya menempelkan potongan kertas surat kabar, gambar –gambar poster dan lain- lain.

Kubisme sebagai pencetus gaya nonimitative muncul setelah Picasso dan Braque menggali sekaligus terpengaruh bentuk kesenian primitif, seperti patung suku bangsa Liberia, ukiran timbul (basrelief) bangsa Mesir, dan topeng-topeng suku Afrika. Juga pengaruh lukisan Paul Cezanne, terutama karya still life dan pemandangan, yang mengenalkan bentuk geometri baru dengan mematahkan perspektif zaman Renaisans. Ini membekas pada keduanya sehingga meneteskan aliran baru.

Istilah "Kubis" itu sendiri, tercetus berkat pengamatan beberapa kritikus. Louis Vauxelles (kritikus Prancis) setelah melihat sebuah karya Braque di Salon des Independants, berkomenmtar bahwa karya Braque sebagai reduces everything to little cubes (menempatkan segala sesuatunya pada bentuk kubus-kubus kecil. Gil Blas menyebutkan lukisan Braque sebagai bizzarries cubiques (kubus ajaib). Sementara itu, Henri Matisse menyebutnya sebagai susunan petits cubes (kubus kecil). Maka untuk selanjutnya dipakai istilah Kubisme untuk memberi ciri dari aliran seperti karya-karya tersebut. Untuk lebih jelasnya download disini



Tidak ada komentar:

Kisah Mata Air Keabadian

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali ra. Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada d...